Bagian 20 - Sihir Wei Ying

273 36 7
                                    

Senja jatuh seperti tirai menutup kaca. Langit yang semula cerah perlahan menampilkan jejak-jejak orange. Sewangi mengacakan ukiran yang di acak, mencerminkan asbtrak yang dicetak dan mempersona.

Usai mereka menyelesaikan makan malam di sibuah restoran dan kembali ke parkiran, ponsel Lan Zhan tiba-tiba bergetar. Lelaki pertengahan dua puluhan itu meronggoh kantong mantelnya dan mengeluarkan ponsel casing putih, menempelkannya di dekat telinga.

Setelah satu menit terlewati, ponsel itu kembali ke dalam kantongnya, dan melihat Wei Ying sedang menatap kepadanya, "Ada apa?"

"Jarang sekali melihat mu menelpon. Pasti setiap kamu menelpon atau ditelpon, itu hal yang penting bukan?"

Lan Zhan terkejut. Dia mengeluarkan ponselnya kembali dan menunjukan sederetan angka ponsel Wei Ying, " .... Kamu hanya ingin ditelpon, bukan?"

"Uh?!!"

Wei Ying ternganga melihat inisiatif pria ini ingin menelponnya. Dia menggeser call di ponsel Lan Zhan dan menghubungkannya ke ponselnya sendiri. Begitu melihat nomor asing tertera di ponselnya, dia segera menggoyang-goyangkan ponselnya, "Tentu saja. Kenapa aku akan menolak ditelpon oleh Alpha setampan kamu."

Dia menapilkan sederetan huruf abjat dan melihat Lan Zhan sesekali ketika dia mengetikan usname untuk kontak.

Ekspresinya yang sangat muda dibaca, membuat Lan Zhan memalingkan wajah, "......"

Tanpa jawabannya, Wei Ying menyimpan ponselnya kembali dan meraih lengan pakaiannya ketika dia bersungguh-sungguh berbicara, "Aiya! Apa kamu ingin tahu nama mu di ponsel ku sebagai apa? Aku akan memberimu kebebaskan gratis untuk memandangnya sepanjang hari? Mau?"

Melihat seringaiannya, Lan Zhan tidak juga menjawabnya. Tampak dia tidak akan termakan dua kali oleh godaannya.

Hal ini menyebabkan Wei Ying bertingkah dua kali lebih luwes. Dia menjinjit sebelah tumitnya dan meletakan ujung sepatunya di tanah ketika meletakan tangan di pundak Lan Zhan sembari memiringkan kepalanya, "Lan Zhan?"

Tampaknya Lan Zhan telah mengantisipasinya, dia tidak menunjukan banyak ekspresi selain kepalanya yang sedikit menunduk dan melihat Wei Ying dengan tatapan yang tenang dan toleransi.

Wei Ying menyentuh kerah kemejanya, berpura-pura memperbaikinya, "Lan Zhan ku~"

Suaranya jatuh dan langsung getaran lembut jatuh di dalam mata Lan Zhan, namun Wei Ying tidak menyadarinya sama sekali. Dia terus memanggilnya lagi, memanggil dengan sebutan lain. Lagi dan lagi.

Sampai langit perlahan ditutupi oleh kegelapan. Lampu-lampu mulai dinyalakan. Sentuhan merah yang menyala di telinga Lan Zhan yang semulai hanya merambat di telinga perlahan rambat turun dan memenuhi kulit lehernya, tetapi dibawah cahaya lampu yang jauh dan samar, warna itu disembunyikan dengan baik.

Dia kokoh di sana, diam membisu seperti patung giok dan mendengar setiap panggilan indah Wei Ying dengan ekspresi tenang.

Wei Ying meratakan bibirnya, melirik Lan Zhan dengan penuh minat melalui celah bulu matanya yang lebat lalu berkedip dan sedikit senyuman terpampang di bibirnya dan apa yang keluar dari bibirnya membuat waktu seakan berhenti begitu saja.

"~Alpha ku..."

Dari semua panggilan manis dan mendebarkan yang pernah di ucapkannya, telah membuat ekspresi Lan Zhan meningkat sengit. Kulit wajahnya yang tipis telah panas, namun rona itu pergi ke arah kuping dan telinganya, tapi dia sangat teguh, menunggu di sana dan dengan senang diam mendengar setiap pangggilan manis Wei Ying padanya.

Begitu panggilan ini keluar, bayang-bayang malam perlahan menutupi sisi wajah Wei Ying dan sosok omega laki-laki itu terlihat semakin indah dan bermandikan aura mengesankan.

Modern Au - Bunga Persik TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang