Bagian 27 - Lautan Jiwa

183 26 2
                                    

Lan Zhan mengangkat dagunya, tatapannya bergetar ketika mendorong tangannya ke depan, membawa Wei Ying ke pelukannya.

"Wei Ying."

Dia tidak menemukan Wei Ying di lokasi vestifal. Nyaris mengobrak abrik seluruh tanah vestifal. Ketika melihat pihak keamanan membawa Wen Chao dan geng-nya pergi, dia berhenti dan datang ke akademi. Merasakan keberadaannya di sini, akhirnya debaran jantung yang berpacu-pacu perlahan ditenangkan.

"Tubuh mu sangat tegang! Apa kamu baik-baik saja?"

Rangkulan lengan di sekitarnya sangat erat, dada Wei Ying sesak. Dia mengulurkan tangannya untuk menepuk punggung Alpha itu, "Lan Zhan."

Lengan di sekitarnya melonggar sedikit. Dia mendengar Lan Zhan berbisik di telinganya, "Tidak apa-apa."

"Benarkah tidak apa-apa?"

"Hm."

"Hehehe, terimakasih sudah mengunjungi ku. Masuk dulu, aku tidak ingin Alpha ku dilihat oleh orang lain." Wei Ying berkata, sembari mendorongnya masuk.

Pintu berdebuk di belangkangnya. Tertutup dan terkunci.

Lan Zhan, "....."

Di luar jangkauan pandangan Wei Wuxian, telinganya merah terbakar, tatapannya teralih melihat kamar siswa yang agak berantakan.

"Lan Zhan, apa kamu sudah makan?" Mengamit tangannya selagi menariknya duduk di ranjang.

Lan Zhan terdorong duduk dan menggeleng.

"Hehe, aku juga belum. Bagaimana kalau kamu tunggu sebentar, lalu aku akan ke dapur untuk membuatkan sesuatu?"

Lan Zhan menatapnya, "Kamu memasak?"

"Tentu saja. Ke ahlian masakan ku tidak akan kalah dari seorang koki." Wei Ying berpangku tangan dengan ekspresi sombong.

Meskin pun dia terlihat sangat percaya diri dan sombong, secuil senyuman tetap mencair dalam bola mata Lan Zhan, "Hm."

Wei Ying sangat puas dengan jawabannya, "Kalau begitu, kamu harus menunggu ku Lan Zhan, jangan ke mana-mana."

Lan Zhan mengangguk, "Hm."

Pada saat ini dapur akademi kosong, tidak ada koki yang sedang bertugas. Ketika mahasiswa tiba-tiba lapar di tengah malam, mereka harus mandiri dengan masak sendiri. Dapur khusus telah disediakan untuk siswa yang ingin memasak makan malam.

Ketika Wei Ying mendengar jawaban Lan Zhan, dia pergi ke dapur dengan kecepatan kilat, dia sangat bahagia dan kembali lagi dalam waktu kurang dari tiga puluh menit.

"Tadaa, aku kembali dengan makan malam." Wei Ying mendorong pintu kamarnya terbuka sampai tertutup lagi dengan kaki dan melihat Lan Zhan tetap di tempatnya, dia bertambah semangat.

"Selamat datang kembali." Alpha itu menyambutnya dengan gerakan mendekat, membantunya memindahkan nampan ke atas meja tanpa memperdulikan gerakan tidak sopannya membuka dan menutup pintu barusan.

Saat melihat makanan berwarna merah cerah yang memukau di atas meja, gerakannya tiba-tiba berhenti. Dia melihat Wei Ying.

Wei Ying mengangkat sebelah alisnya, "Kenapa dengan tatapan mu? Apa warnanya kurang cantik?"

Lan Zhan menatapnya tanpa berkedip.

Wei Ying menyerah, "Pffth! Itu hanya sebotol cabe merah oke. Jangan menatap ku seperti orang kerasukan."

Lan Zhan berkata perlahan, "Terimakasih sudah bekerja keras."

Lalu duduk di bangku.

Wei Ying di puji tepat di bawah hidungnya, seketika merasakan waktu hening sesaat. Selama tertegun melihat Lan Zhan membelah sumpit untuk mereka berdua.

Modern Au - Bunga Persik TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang