10 - Bukan Stranger

89 11 3
                                    

"Gue balik duluan ya, Gaeul, Liaa" melihat Lia yang masih terdiam atas kehadiran Renjun, Somi akhirnya pamit duluan

Dan akhirnya mereka berdua -Renjun dan Lia, berhenti liat liatan. Sadar sama sekitar kalo disana bukan hanya ada mereka berdua.

"Thanks Som" Renjun berterima kasih dan tos sebentar dengan Somi. Lalu perempuan yang memang mau menghampiri pacarnya itupun ngacir

"Eum, gue juga balik ya! Bye Li! Take care!" Lea tak mau kalah, juga ikutan ngacir ngejar Somi. Lia yang tadinya mau pulang bareng Lea cuma bisa melihat kepergian sahabatnya










--

"Gue minta maaf, Li" ucap Renjun ketika sudah berada di dalam mobilnya

Lia menoleh pada Renjun sebentar "Gapapa Ren, lagian lo bener. Kita kan stranger"

Cowo itu menghela nafasnya. Jarinya bergerak gerak di kemudi mobil

"Lo hari ini ada acara ngga?" tanya Renjun, sambil menoleh pada gadis disebelahnya

Yang ditanya menggeleng dengan sedikit ragu. Heran aja kenapa tiba-tiba Renjun malah membelokkan topik kesana

"Oke. Gue mau ngajakin lo ke suatu tempat. Lo mau kan? Harus mau ya"

Lia berdecak, "Kalo maksa gausah pake nanya" gumamnya

Renjun tak membalas lagi, hanya tersenyum lalu menjalankan mobilnya.










---

Cowo itu membawa Lia ke kampusnya. Lebih tepat lagi, ke ruangan di kampus yang paling sering Renjun datangi. Ada fasilitas berupa ruang rekaman kecil untuk mahasiswa. Karena di jurusannya, mahasiswa akan sering sekali berhadapan dengan tugas yang membutuhkan ruang rekaman

"Sorry ya, agak berantakan. Yang nempatin cowo semua soalnya" Renjun bergegas menyalakan komputer selagi Lia masih melihat lihat isi ruangannya

Pandangan gadis itu mengedari studio rekaman berukuran 4x4 tersebut. di dalamnya ada ruangan lagi, yang pasti tempat untuk rekaman suara. Dari tempatnya berdiri, Lia bisa melihat rupa dari ruangan dengan microphone di dalam karena terdapat kaca yang lumayan besar diantaranya. Meja yang ditempati Renjun menghadap kaca itu.

Sepertinya, ada banyak ruangan seperti ini di kampus Renjun. Karena tadi sebelum masuk kesini, Lia melihat sederetan pintu yang sama, yang salah satunya dituju Renjun.

Peralatannya juga canggih. Tadi aja, untuk masuk ke sini, aksesnya pake KTM yang di tap seperti kalau masuk ke apartemennya.

Ngga heran sih. Ini salah satu kampus elit yang bayarannya juga ngga main main. Tapi sepadan dengan fasilitas dan kualitasnya. Bang Doy yang jurusan arsitek juga, pernah bercerita kalau lab untuk parktek itu ada banyak dan beda antara lab untuk pembelajaran formal, dengan lab untuk mahasiswa ngerjain tugas.

"Li, sini duduk" ucap Renjun sembari manarik kursi lain ke dekatnya

Lia menurut. Duduk di kursi itu

"Gue ada demo lagu. Belum jadi sih, baru draft awal doang. Coba lo dengerin ya" dia memasang headphone pada Lia, lalu memencet sesuatu pada keyboard komputer.

Dari situ, Lia mulai mendengar instrumen bermain pelan

God knew when ke made you

Gave you those sparkle eyes i adore so much

Pouring million of something i dont know what so called

Then i thirst into, stuck into, hooked into,

Satu Diantara SejutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang