19 - What a Night

47 6 0
                                    

"Hai Jun! You come in right time. Your princess is perfectly ready for your ride" Lea menyapa dengan riang begitu melihat Renjun mendekati mejanya dengan Lia.

Renjun datang dengan senyuman lebar, dengan pakaian rapi, wangi, dan bersemangat menjemput Lia setelah 'pacarnya' itu asik berbelanja dengan Lea hampir seharian.

Waw udah ada titel baru nihh buat nyebut tetangganya

Senyumnya menular pada Lia. Memberi kode agar Renjun mengambil duduk di sampingnya.

"Halah, bilang aja right time karena Jaemin udah nyampe sini" Jawab Renjun enteng, setengah meledek Lea.

"Haduh, gue ga ngerti. Why did you guys always being synical for each others? You're really his friend, right?" jawab Lea berpura-pura tersinggung

"Hah? Apa? Emang iya? Gue? Kapan?" sahut Renjun tak terima, sedikit berapi-api.

"Ga usah diladenin deh, Ren. Gaeul cuma drama" tangan Lia terulur untuk menekan pelan alis Renjun yang hampir bersatu "Mata lo sampe mau keluar gitu" tambahnya.

Renjun terkesiap oleh sentuhan itu, tapi selanjutnya tersenyum ke arah Lia.

Sementara Lea di tempatnya terkekeh senang "Oh yes, of course. Ia am the dramaqueen" ucapnya sassy.

"Well, Renjun, actually gue mau makasih ke lo"

"Tentang?"

"Because you've make my bestie jadi lebih asyik!" Lea memeluk leher Lia, yang susah payah Lia hindari "I almost didn't recognize my friend who used to hate crowded, atau yang lebih milih diemm terus di starbucks instead muter-muterin mall. Look she's now. We just back from HITC at midnight, and today, look at how many bags we get. Oh girl, i'm sooo proud of youuuu"

Renjun senyum aja sambil liatin Lia yang keliatan tersiksa di cubitin pipinya sama Lea.

"Udah curhatnya??" Lia akhirnya membuka suara dengan sarkas.

"Hahahah. Okay, i'm heading now." Dia membereskan barang-barangnya "I heard that you hate double date but Li, believe me. He just want to berduaan sama lo. Astagaa, dasar pasangan baru pecah telor!"

Pipi Lia sudah memanas tapi dia pura-pura jengah, "Gue perlu nelpon Jaemin ga, buat nyeret lo dari sini?"

"Alright alright. Byeeee" Lea akhirnya mengalah, bangkit dan beneran jalan keluar "Jangan lupa pulangnya ke rumah gueee. Jangan lo bungkus!" ucapnya terakhir sebelum tubuhnya menghilang di balik pintu kaca starbucks itu.

Lia geleng-geleng kepala, memaki temannya dalam hati, dasar Gaeul norak!

"Kayanya ada yang udah nyaman sama style baru nih"

Sadar akan dirinya yang memang hari ini tampil berbeda lagi dari biasanya, Lia tersenyum tipis "Ya.. Jakarta is a perfect place to style up like this. Kalo di Bandung bisa-bisa masuk angin tiap hari gue. Kenapa? Lo... ga suka?"

"Siapa bilang?" Jawab Renjun cepat. "you can wear anything that make you comfortable. You look good, tho"

Lia tertawa senang. Tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. "Thank you. Btw, ini kenapa kita jadi ngomong bahasa inggris mulu deh? Apa gara-gara lagi di Jakarta?"

Renjun ikut terbahak menyadarinya "Gara-gara ketularan temen lo yang anak Jaksel itu kali"

Hari ini, setelah berbelanja mengelilingi mall hampir seharian sama Gaeul, Lia akan menghabiskan sisa harinya dengan Renjun. Mungkin hanya akan dinner bareng. Lia udah bilang ke Renjun buat ngga bawa dia kemana-mana lagi soalnya udah capekk banget wak seharian ngikutin Lea muter-muter PIM yang luasnya serakah itu. Kakinya mau copot.

Satu Diantara SejutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang