17 - Losing herself

58 8 1
                                    

Setelah obrolannya denga Lea kemarin, Lia menyadari kalau ternyata dia belum begitu mengenali Renjun. Mereka belum banyak bercerita dan terbuka satu sama lain. Tadi, kebetulan dia melihat mobil Renjun terparkir di basement. Itu berarti tetangganya sedang ada di dalam unitnya.

Sepertinya, sore ini Lia ingin melakukan sesuatu yang impulsif.

Lia akhirnya masuk ke unitnya sendiri dan berhenti menatap pintu unit tetangganya yang sejak tadi tertutup.




Renjun anak depan

Lo di apart?

Iya
Kenapa? Butuh sesuatu?

Gue gabut

Mau jalan?

Mager

Lahh teruss??

Gue mau ke apart lo aja



Lia menggigit bibir bawahnya menunggu balasan. Ya kira-kira inilah tindakan impulsif yang ingin Lia lakukan. Tiba-tiba Lia ingin, bagaimana pun caranya, bisa lebih kenal sama Renjun. Semoga berhasil.

Renjun anak depan

Wkwkwk yaudah sini aja


Begitu selesai membaca pesan yang baru masuk, Lia langsung beranjak. Bibirnya tersenyum sambil melangkah keluar.













"Gabut tapi mager tuh gimana maksudnya?" sambut tuan rumah begitu Lia dipersilahkan masuk.

Yang hanya dibalas dengan mengangkat bahu. Dia membekali dirinya sendiri dengan setoples keripik pisang dan dua kotak susu milo dari unitnya. Dan langsung duduk di sofa Renjun. "Lo ngapain?"

"Ga ngapa-ngapain juga sih. Lagi scrolling hp aja cape abis ngampus" cowo itu ikut menyusul Lia duduk di sofa dan menerima uluran susu kotak milo yang sudah dipasangin sedotan

Lia melirik sambil menyesap milonya sedikit-sedikit "Lo.... aktif banget ya, di kampus?"

"Biasa aja sih, sama aja kaya yang lain. Kampus gue kan emang basicnya lebih banyak sks praktek daripada teori. Jadi ya gitu, tugas kaya ngga abis-abis"

Lia mengangguk-angguk. Memikirkan pertanyaan berikutnya "Emang, lo masuk jurusan musik tuh karena disuruh ortu atau pengen sendiri?"



Coba deh kita merenungi, pertanyaan barusan yang Lia lontarkan tuh harusnya menjadi pertanyaan basic setiap orang baru kenalan kan? Ini mereka posisinya udah lebih tinggi dari sekedar kenalan tapi Lia baru nanyain itu. ckckck

"Dua-duanya sih. Kebetulan bokap gue juga alumni sini, dan gue seneng musik, jadi ya udah. Lo gimana emang? Keinginan sendiri atau disuruh ortu?"

"Awalnya sih gue ngasal aja. Sama bokap disuruh ambil fashion design di ITSB. Cuma kata Aa Doy bakal cape banget kuliah di ITSB tuh, dia aja mati-matian survive. Gue juga nyadar kan, kalo gue nolep. Jadi ambil yang aman-aman aja"

Renjun sedikit tergelak "Gue masih no komen deh, soalnya gue juga belum setengah jalan di ITSB. Tapi kayanya gue bisa survive sih, udah dapet alasannya"

"Lah bukannya dari awal udah punya alasan? Lo kan emang suka musik?"

Cowo itu menggeleng, "Itu aja ngga menjamin Li. Katanya, susahnya bisa masuk ITSB itu jauh lebih susah survive di ITSB itu sendiri"

Satu Diantara SejutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang