7 - Dinner dan Tiket Konser

82 16 3
                                    

Kalian kalo jadi Renjun, malu nggaa?

"Emang apa yang salah kalo gue bawa Aa gue sendiri nginep disini?"

Renjun hampir menjatuhkan rahangnya waktu itu.

Sambil mengatasi perasaan kesel, marah, dan perasaan bodoh yan tiba-tiba datang padanya, Renjun mengulang kalimat Lia barusan di kepalanya.

Jadi itu Aa nya? Cowo yang nginep di apart Lia? Juga cowo yang malam itu ada saat Renjun dapet tantangan konyol dari Jaemin dan Haechan di cafe? Anak ITSB jurusan arsitek itu, abang Lia?

"Dulu ini apartemen dia, tapi karena udah setaunan ngga dipake, jadi gue tempatin. Aa gue bahkan punya tempat tidur sendiri kalo nginep disini. Tuh, disana"

Renjun mengikuti arah yang ditunjuk Lia. Cewe itu bahkan repot-repot mau jelasin.

Itu ruangan sempit 2x3. Letaknya di dekat pintu. Apartemen Renjun juga punya ruangan itu. Renjun pakai untuk menaruh barang-barang. Dari yang bisa Renjun lihat, di ruangan itu memang ada single bed lantai. Selebihnya, gatau. Ngga keliatan

Renjun mendesah lega, eh, kenapa juga dia ngerasa lega? Lega karena apa?

"Oh iya. gue mau ngubungin Aa dulu. Lo kalo ada urusan, sok aja. Thanks ya" Lia meraih hpnya. Menghubungi si Aa seperti yang ia bilang. Tapi Renjun masih diam ditempat. Dia bahkan mendengar Lia benar-benar manggil orang yang ditelponnya dengan sebutan 'Aa'

"Eh, gajadi pergi? Lo tadinya mau pergi bukan?"

Renjun tersenyum tipis, "Gue disini dulu aja, nunggu sampe Aa lo dateng"










--

"Duh, gue belum tau nih harus masak apa yang anti gagal" Lia masih scrolling medsos di hpnya, mencari referensi masakan yang kira-kira bisa dia recook.

Rencananya, Lia mau masakin Renjun hari ini. Sebagai bentuk terima kasih karena cowo itu udah beberapa kali nolingin Lia. Hmm, 2 kali lah yaa.

Tapi pertolongan Renjun pas Lia kejebak di lift itu bernilai besar banget buat Lia. Kebayang kalo Renjun waktu itu ngga bisa dihubungi juga? Udah mati kali Lia di dalam lift dan jadi arwah gentayangan penunggu lift seperti yang Renjun bilang ke satpam kemarin. Dia waktu itu udah kepikiran mau bikin video kata-kata terakhir gitu. Hahah

Lea yang berada disebelah Lia sambil menyetir mobil untuk mengantar sahabatnya itu belanja cuma geleng-geleng.

Lia tuh, emang susaaaah, banget nentuin sesuatu.

"Choose the simpliest one, please. Gue tau lo ngga bisa masak. Just, dont burn your kitchen" komentarnya

Lia ganti menatap Lea dengan tajam, "Gue emang gabisa masak, tapi sekali gue bersungguh-sungguh, beuh, rasanya gue jamin Gordon Ramsay aja insecure"

"Ha-ha-ha gitu? Okey, how about? Hmmm.... lasagna? Or, aglio o' lio?" Lea jadi bersemangat tiba-tiba "Oh, or, even midwestern? Or indian food? Gue suka banget sama chiken marsala"

Lia bengong. Dia mau masakin tetangganya, bukan ikutan masterchef.

"Gila lo? Lo sendiri yang bilang 'dont burn your kitchen'!"

Lea nyengir, "Kalo gitu, tell me the dish you really expert pas masaknya?"

"Hmm," Lia mikir "Telur goreng? Omelete?"

Temennya yang lagi nyetir itu langsung memandangnya datar, "Gosh. You're hopeless."

Yah, akhirnya, pas di supermarket, Lia memilih yang paling aman aja. Bikin chiken karage, salad sayur, sama toast.

Satu Diantara SejutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang