Epilogue

337 52 24
                                        

"Terdakwa dinyatakan bersalah" kemudian hakim mengetuk palu sehingga persidangan ini telah selesai.

Orangtua Beomgyu menangis bahagia, sementara Sunwoo dan Hyunjae tidak begitu puas dengan keputusan hukum ini.

Sayangnya hanya barang buktilah yang menonjol di mata hukum. Jika hanya pernyataan seperti Beomgyu kerasukan, pasti pernyataan itu diabaikan begitu saja.

Terkadang hukum sepele goyang sama kenyataan. Tapi terkadang kenyataan juga terlalu sepele goyang terhadap hukum.

Setelah tiga bulan lamanya, polisi yang membunuh Beomgyu dinyatakan bersalah. Semua kesalahan Beomgyu seperti membunuh Song Kang dimaafkan karena dia didiagnosis DID oleh psikater lainnya.

Hyunjae hanya merolling matanya ketika mendengar pernyataan dari psikater brengsek itu.

Setelah sidang selesai, mereka sekeluarga keluar melalui pintu belakang karena di depan ada banyak wartawan. Pengacara mereka yang bernama Eskup menerobos para wartawan itu menghindari pertanyaan-pertanyaan mengenai kasus Beomgyu.

Hyunjae respect dengan pengacara itu.

Sunwoo menjadi dekat dengan Ryujin dan Asahi. Tampaknya Sunwoo menggantikan posisi Beomgyu tapi sebenarnya Sunwoo yang mencoba menggantikan posisi Beomgyu dengan kedua teman Beomgyu. Walaupun pada akhirnya Sunwoo tidak dapat menggantikan Beomgyu.

Sunwoo dirangkul oleh Hyunjae. Hyunjae sudah lumayan pulih. Eunha selalu berada di sampingnya selama masa pemulihan baik secara fisik maupun mental.

"Kasian polisi gak bersalah" gumam Sunwoo. Mereka sengaja menjauh dari orangtua mereka karena orangtua mereka menolak percaya kalau Beomgyu itu orang jahat. Memang Beomgyu bukan orang jahat, Hwang Yunseong yang jahat.

"Terkadang bukti lebih kuat daripada kenyataan" jawab Hyunjae.

Mereka berdua berjalan mengenakan setelan hitam dan dasi hitam. Biasanya mereka bertiga, sekarang mereka berdua. Rasanya Hyunjae masuk psikologi sia-sia saja. Wajah mereka berdua sendu mengingat waktu yang mereka habiskan bertiga.

Langkah Hyunjae dan Sunwoo terhenti ketika mereka melihat pria tua yang sepertinya 70 tahun tersenyum ke arah mereka.

Pria tua itu melambaikan tangannya sebelum pergi dibawa oleh keluarganya (mungkin) menggunakan mobil.

Hyunjae dan Sunwoo saling tatap-tatapan. Apakah orang asing yang tersenyum dan melambaikan tangan mereka itu adalah hal yang janggal?

Ah entahlah.

Jika saudara mereka saja orang asing, maka siapapun bisa menjadi orang asing.

"Sayang!" Panggil Eunha berlari ke arah Hyunjae. Hyunjae melepaskan rangkulannya dari Sunwoo dan berjalan pelan ke arah Eunha.

"Kenapa?" Tanya Hyunjae khawatir.

"Liat kakek-kakek di sini gak? Umurnya sekitar 74"

"Kaga liat gua Al Pacino di sini" komen Sunwoo.

Sunwoo disentil oleh Eunha.

"Serius nih" ujar Eunha.

Eunha benar-benar membantu keluarga Hyunjae ketika masalah Beomgyu menimpa mereka.

"Emangnya kenapa sih?" Tanya Sunwoo penasaran.

"Ingatkan aku masang petisi Beomgyu lawan polisi plus donasi buat Mental Illness" keduanya mengangguk. Kasus Beomgyu memberikan reaksi positif pada mental illness. "Kakek tadi orang yang ngasih donasi paling banyak"

"Berapaan?" Sunwoo merasa sebanyak apa uang yang diberikan orang untuk donasi atas nama Beomgyu tidak cukup untuk menghidupkan Beomgyu kembali.

"Hampir 300.000.000" jawab Eunha.

"Huanjing" komen Hyunjae dan Sunwoo.

"Siapaan tuh?" Tanya Hyunjae penasaran.










"Namanya Hwang Yunseong"

Fin
Fin?
FINNISH!!!

*play Beat It by Michael Jackson

Terima kasih sudah menyisakan waktu buat baca buku ini 🙏😭
Bukunya kutinggal setahun. Bruh.

By the way bukunya terinspirasi dari buku The Shinning oleh Stephen King. Massive inspired lah. Bapak King kalau buat buku memang mantap.

Aku juga mau bilang apa pun mental illness nya gak ada yang mudah. Maaf kalau ada informasi salah tentang ADHD. Aku udah coba research sedalam mungkin (ga sedalam itu sih, paling cuma baca jurnal). Tapi tentunya aku gak jurusan psikologi jadi teoriku pasti gak sempurna.

Nasib Beomgyu aku serahkan ke kalian. Mau dia ikutan mati sama Hwang Yunseong, mau dia terjebak di tubuh Hwang Yunseong juga gapapa. Yang penting hepi.

"Guruku pernah bilang, kalau mau memperdalam agama, jangan lupa eksitensi sains. Tapi dia lupa, kalau mau memperdalam kajian sains, jangan pernah lupa sama agama"

Haruskah aku buat cerita versi Court-nya?

The Gimmick | BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang