Beomgyu dibawa ke suatu tempat. Tempat ini sedikit familiar. Beomgyu seperti pernah melihat tempat ini, tempat ini sudah berada di ujung otaknya tapi dia belum dapat menemukan jawaban yang tepat.
Pak polisi kemudian membawanya memasuki tempat tersebut. Tidak ramai isinya. Malahan tidak ada orang sama sekali. Dari suasananya tampak seperti bangunan yang sudah lama ditinggalkan. Bedanya kenapa bangunan ini tidak menyeramkan adalah dari furniturnya yang masih baru dan banyak peralatan-peralatan aneh yang tersusun rapi.
"Pak saya mau dibawa ke man..." Barulah Beomgyu sadar. "Tapi kan..."
"Kamu akan mendengarkan penjelasannya dari kaummu" ujar pak polisi itu.
"Kaum saya? Emangnya saya punya kaum"
"Diam! Saya rasis tapi saya ini teman si doktor, kalau bukan karena dia saya mungkin gak bantu kamu"
Mereka kemudian memasuki bagian terdalam dari gedung. Beomgyu dapat melihat tampak belakang kepala seseorang dengan rambut hijau. Dari posenya sepertinya dia stress.
"Hwang Yunseong?" Panggil orang itu masih berpose stress.
"Huh? Ya" jawab Beomgyu. Mungkin Beomgyu harus terbiasa dengan panggilan Joel ataupun Hwang Yunseong.
"Atau kamu bukan Hwang Yunseong?"
Beomgyu sudah cukup muak dengan situasinya sekarang. Sekarang yang dia ingin lakukan hanyalah menjadi anak baik dan normal sehingga dia bisa berkuliah seperti anak normal lainnya.
"Say.. saya tunggu dulu... bukannya ini Amerika ya?" Tanya Beomgyu.
"Ya" akhirnya orang itu berbalik. Beomgyu kira dia adalah orang kulit putih lainnya (yang buat Beomgyu menoleh ke arah pak polisi karena dia lupa ada pak polisi juga di dalam bangunan ini), ternyata dia adalah orang Korea.
Beomgyu memang bukan orang Korea asli tapi bisa dibilang mereka memang satu kaum.
"Kaummu" ujar pak polisi lagi.
"Ta.. tapi kenapa bangunan yang sama persis ada di kota saya tinggal?" Tanya Beomgyu. "Eh salah. Kota yang pernah saya kunjungi"
"Tutup mulutmu sobat! Kami tau kau bukan Hwang. Hwang bakal memaki saya jika melihat saya" ujar si pria Korea.
"Hah?"
Pak polisi menyuruhnya untuk duduk. Beomgyu yang capek berdiri mau tidak mau duduk juga di tempat yang disediakan oleh pak polisi. Pria Korea itu juga bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju di mana Beomgyu duduk.
"Should I call you son? Since I know you'll be younger than me technically" (haruskah aku memanggilmu nak? Soalnya aku tau kamu bakalan lebih muda dariku secara teknis)
"GAK NGERTI ANJING" umpat Beomgyu. "Lagian lu ngerti bahasa gua, bukan bahasa Korea ni"
"Ugh... siapa nama kamu?" Tanya pria itu.
Semakin Beomgyu perhatikan, semakin sadar Beomgyu ternyata orang yang dihadapannya ini mengenakan blazzer putih panjang seperti ilmuwan pada umumnya.
"Kalau kamu tidak mau jawab, yaudah saya aja yang memperkenalkan diri saya. Saya Song Minho. Saya sebenarnya santuy saja tapi rekan saya dulu menjadi gila. Kamu tau siapa rekan saya?"
Beomgyu menggelengkan kepalanya.
"Rekan saya adalah Hwang Yunseong" lanjut Song Minho.
Beomgyu tertawa sebentar lalu berhenti karena sadar ternyata Song Minho sedang serius. Padahal dari eskpresi wajahnya, Song Minho ini bukan tipe yang serius.
"Hanya karena kepalaku botak dan berwarna hijau bukan berarti aku bodoh nak" ujar Song Minho lagi.
Padahal Beomgyu hanya berpikir bahwa ada sesuatu yang aneh terjadi pada hidup Hwang Yunseong. Dan Beomgyu tidak ingin tau tentang apa pun perjalanan hidup Hwang Yunseong.
![](https://img.wattpad.com/cover/260821576-288-k590142.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Gimmick | Beomgyu
FanfictionBeomgyu tidak selamanya menjadi Beomgyu. Dia akan merubah gimmicknya ketika "itu" datang.