"Apa tugas mu sudah selesai, Haruto?" Tanya Jeongwoo yang membolak-balikkan halaman buku Sejarahnya."Tugas yang mana?" Tanya Haruto yang fokus bermain game di handphonenya.
"Tugas sejarah Korea itu lho!" Kata Jeongwoo masih dengan aktivitasnya.
"Oh itu." Haruto terdiam sebentar.
"ASTAGA BELUM!"
Dengan cepat ia mengambil buku tulis sejarahnya, juga buku paketnya, ia melihat-lihat soal yang di beri oleh guru pengajar 3 hari lalu.
"Astaga 30 soal! Bagaimana kita akan menyelesaikannya?!" Tanya Haruto bingung, Jeongwoo juga bingung disertai panik.
"Kita minta bantuan Kak Ye-"
"Eh, dia tidak ada disini." Jeongwoo sekarang malah sedih mengingat Yedam.
"Huft! Biasanya dia yang bantuin kita ngerjain soal sejarah, biasanya kita bercanda setelah selesai mengerjakan tugas-tugas itu."
......
"KAK YEDAM!!"
Yedam yang ada di kamarnya pun terkejut ketika tiba-tiba dua orang muncul dari luar pintu kamarnya.
"Kalian mengagetkanku saja! Ada apa?" Tanya Yedam.
"Bantu ngerjakan tugas sejarah dong, Kak!" Kata Jeongwoo, Yedam yang melihat mereka berdua yang menbawa buku sejarah, lengkap dengan alat tulis mereka pun mengangguk, dia sudah sering di minta tolong oleh teman-temannya untuk membantu mereka mengerjakan tugas sejarah mereka, tak bisa di pungkiri, memang Yedam sangat pandai dengan mata pelajaran satu ini.
Setelah 1 setengah jam berlalu, soal-soal sejarah mereka berdua mulai berkurang, hanya kurang 6 soal lagi, maka tugas mereka akan selesai. Sekarang hampir menjelang tengah malam, Yedam memandang kedua temannya yang sudah dia anggap sebagai adik. Dia merasa kasihan kala melihat Haruto yang hampir tersungkur dari duduknya karena mengantuk.
Bahkan Jeongwoo sudah terlentang di lantai kamar Yedam karena kelelahan.
"Ayo, makan dulu, aku tahu kalian lapar, akan ku buatkan Rabokki."
Keduanya langsung membolakan kedua mata mereka, bahkan Jeongwoo langsung kembali duduk ketika mendengar kata Rabokki.
"Ayo, Kak!" Keduanya menarik tangan Yedam ke arah dapur.
Di dapur, Yedam memasak Rabokki instan yang ia beli Minggu lalu, mereka tidak di perbolehkan memakan makanan instan terlalu sering, mungkin 1 Minggu hanya 2 kali saja.
"Heumm! Astaga baunya enak sekali! Selamat makan!" Haruto dan Jeongwoo bersiap memakan makanan mereka, namun mereka terhenti ketika melihat Yedam yang hanya duduk sembari memegang segelas air.
"Lho? Rabokki Kak Yedam mana?" Tanya Haruto.
"Ah tidak, aku-"
"Jangan bilang, Kak Yedam ga makan? Gak! Gak! Ayo makan sama-sama, Haru ambilin mangkok besar!" Haruto segera mengambil mangkok besar di dapur, ia juga mengambil satu pasang sumpit lagi di rak.
"Nah gini aja, kita makan Rabokki bersama!" Jeongwoo kemudian menumpahkan Rabokki nya ke mangkok besar tersebut, diikuti Haruto.
Sekarang di depan mereka sudah ada 1 mangkok besar berisikan Rabokki yang sangat enak.
"Ayo, Kak! Makan sama-sama!" Yedan tersenyum haru, ia kemudian menerima sumpit yang Haruto berikan padanya.
Ketiganya pun makan Rabokki bersama dalam satu mangkuk besar itu, makan sembari bercerita random, tentang sekolah Jeongwoo dan Haruto, lalu tentang niat Yedam untuk berkuliah.
Pemandangan yang sangat indah yang sekarang hanya meninggalkan kenangannya saja.
....
"Tidak usah sedih seperti itu, Jeongwoo. Ayo kita minta bantuan Kak Junkyu saja, dia juga pandai sejarah belakangan ini." Haruto mengajak Jeongwoo pergi ke kamar Junkyu, Jeongwoo mengangguk. Keduanya pun pergi ke kamar Junkyu sembari membawa buku dan alat tulis mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE COMEBACK✓
Novela JuvenilKeadaan keduabelas sahabat itu hancur ketika 2 dari mereka tiba-tiba pergi tanpa kepastian, mereka rindu kebahagiaan yang mereka ciptakan, mereka rindu bersenda gurau bersama, mereka ingin lengkap seperti sediakala. 12-1 = 0 "Artinya?" "Artinya, kit...