MWE//01

226 3 0
                                    

Agak lucu bukan? seperti ada petir di siang hari. Jaman apa ini, kok masih ada aja yang menikah atas perjanjian atau wasiat dari petua dulu.

Sulit dipercaya tapi sialnya itu benar terjadi pada gadis cantik yang sudah anggun memakai kebaya putih, serta polesan make up sedikit menor pada wajah mulusnya itu.

Dia adalah NAYA ALISYA THIRTA, atau sering dipanggil dengan nama Naya. Hari ini dia harus melepas masa lajangnya karena keesokan hari statusnya sudah berubah menjadi istri orang, yang tidak lain adalah siswa angakatan nya sendiri.

Iya betul, mereka menikah pada saat menduduki kelas 2 SMA.

"Cantik banget anak, Bunda" ucap Della, wanita paruh baya yang masih terlihat cantik hampir mirip sebelas dua belas dengan Naya.

Naya hanya tersenyum kecut melihat pantulan wajahnya yang sudah di poles sedemikan rupa, ditambah mata yang kelihatan sedikit sembab tertutup oleh foundation karena menangis semalaman. Dia masih belum bisa berdamai dengan jalan takdir barunya.

"Maafin Mama ya Nak" ujar salah satu wanita paruh baya lainnya merangkul  halus pundak Naya. Dia adalah Sania. Calon mertua Naya, Ibu dari Calon suaminya yang kelak akan terus bersamanya membangun keluarga kecil. Entahlah bahagia atau tidaknya.

Jangan terlalu berharap!!

Naya heran menatap pantulan wajah Calon mertuanya dari cerimin. Bukannya tak paham maksud dari Sania, melainkan dia minta penjelasan lebih maksud dari ucapan Sania barusan.

"Mama tau, Mama egois. Mama pingin banget kamu jadi menantu Mama, terlebih lagi kalian sudah di jodohkan sejak belum lahir. Mama minta maaf banget sama kamu" lanjut Sania atas ucapannya barusan.

Naya mengelus lembut punggung tangan Sania yang merangkulnya seolah memberitahu itu bukan kesalahannya.

"Udah Mah, ini bukan salah Mamah. Ini udah jadi takdir Naya, Naya cuma perlu ikhlas dan harus berusaha ngejalanin nya aja" Ucap Naya sambil tersenyum halus.

"Bohong kalo Naya bilang, Naya itu nggak kecewa. Tapi Naya gak boleh egois atas kemauan Naya sendiri. Cuma ini yang bisa Naya balas atas kemauan Ayah sama Bunda yang udah ngerawat Naya dari kecil" Naya tersenyum paksa seolah menguatkan diri.

Lalu kedua wanita paruh baya itu memeluk gadis semata wayang mereka dengan meneteskan airmata serta perasaan yang campur aduk jadi satu.

"Pengantin wanita siap siap turun acara akad mau dimulai" ucap lelaki yang datang dari balik pintu kamar.

Seketika mereka melepaskan acara pelukan dan sedikit merapikan baju Naya yang agak berantakan.

"Al, boleh ngomong sama Naya gak bentar?" Ijin pemuda yang bernama Alkana Reynaldi Praja Thirta, kakak tertua dari Naya.

"Yaudah jangan lama lama ya El. Bunda duluan ke bawah, nanti kamu yang iringin adek kamu ya kebawah" perintah Della pada anak sulungnya itu sebelum pergi menuju ke bewah.

"Cantik banget adek, abang" ujar Alka tersenyum tulus.

Naya pun berdiri dan langsung memeluki Alka menumpahkan airmata yang dari tadi dia tahan.

"Bang, Naya belum siap" tangis Naya pecah dipelukan abangnya itu.

Sungguh miris rasa hati Alka melihat adek kesayangannya itu menangis. Sebenarnya dia juga tidak menyetujui atas pernikahan ini, tapi apa kuasanya. dia tidak berhak ambil keputusan walaupun sebagai saudara kandung sekalipun.

"Hei..udah dong jangan nangis, nanti makeup nya belepotan" Ujar Alka berusaha tegar agar tak ikut terbawa suasana.

Alka pun memegang kedua pundak Naya lalu mengusap lembut air mata dari Naya yang sempat keluar.

"Kamu hati hati ya kalo sudah jadi milik orang. Maaf Abang ga bisa selalu jagain kamu kaya dulu karena kamu bentar lagi jadi milik orang. yang pintar ya pas udah jadi istri orang, jangan manja harus selalu bertanggung jawab juga. Kamu harus lakuin tugas kamu sebagai istri, jangan suka bantah suami kamu ya sayang" Alka pun mengalih pandangannya sejenak agar air matanya tak terjatuh dihadapan Naya.

Naya sesekali meneteskan airmata masih tak terima lalu mengangguk saja tanda dia akan mengingat ucapan dari Alka.

"Kalo kamu butuh Abang, telpon aja Abang bakalan berusaha selalu ada untuk kamu tapi gak akan sesering mungkin"

"Naya bakalan jarang ketemu Abang" ucap sedih Naya.

Alka tersenyum sambil mengusap pipi sang adek "udah, ayok kita turun para tamu nunggu"

Lalu Alka menuntun mengiringi sang adek menuju turun ke bawah. Satu persatu anak tangga mereka turuni, itu adalah saksi langkah sebagai pengingat bahwasanya sebentar lagi Naya bakalan menjadi milik orang lain.

Dari bawah sana banyak pasang mata yang melihat penampilan Naya, termasuk Dia. Calon suami Naya yang menatap tanpa ekspresi.

Pandangan pertama Naya tertuju pada Elgar, atau cowo yang bernama panjang ELGARA ALBIAN WINATA yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. Rahang tegas, dipadu dengan tatapan tajam seperti elang, dengan gaya style Jaz berwarna broken white sangat cocok sekali dipadu dengan gaun Naya hari ini.

Saat sudah duduk disamping Elgar, perasaan Naya jangan ditanya gugup serta sedih bercampur jadi satu. Agar ekspresinya itu tidak kelihatan dia hanya menunduk saja karena proses ijab kabul akan segera dimulai.

"Baik para hadirin apakah bisa kita mulai acara nya sekarang" tanya sang penghulu.

Para saksi serta kerabat pun mengangguk, tak lupa juga dengan beberapa kawan dekat Elgar ikut hadir di acara.

Lalu Thirta sebagai Ayah dari Naya pun menjabat tangan sang calon menantu.

"Saya nikahkan saudari Elgara Albian Winata Binti Akbari Winata dengan anak saya Naya Alisya Thirta Binti Muhammad Adnan Thirta dengan mas kawin seperangkat alat sholat serta mahar satu buah rumah beserta isinya dibayar tunai" ucap Thirta diantara jabat tangan dia dan Elgar.

"Saya terima nikahnya Naya Alisya Thirta Binti Muhammad Adnan Thirta dengan maskawin tersebut dibayar tunai" ucap Elgar mengulangi dengan lancar tanpa ada kesalahan.

"Bagaimana para saksi. Sah?" Tanya bapak penghulu pada para saksi.

Lalu serempak semuanya menyahut kata sah. Akhirnya Elgar dan Naya resmi menjadi sepasang suami istri.

Setelah mendengar kata sah, Naya pun menetes airmatanya entah apakah itu airmata bahagia atau airmata sedih sulit diartikan.

Lalu Naya pun bersalaman mencium punggung tangan Elgar serta Elgar pun mencium kening Naya yang sudah sah menjadi istrinya sekarang.

"Lucu sekali takdir kita. Yang awalnya tak pernah kenal bahkan bertegur sapa pun tak pernah, sekarang malah bersanding di pelaminan tanpa persetujuan dari diri sendiri"

"Haii..guys thorthor bikin cerita baru lagi nih!! Semoga suka ya, enjoy your reading"

"Maaf ya kalo tanda baca suka salah, terus suka typo, serta bahasa kasar juga suka ikut kemasuk. Karena menurut thorthor bakalan pas dengan anak geng gitu"

"Seperti biasa open kritik dan saran di kolom komentar silahkan aja"

"Jangan lupa voment guys, bikin alur ga mudah loh setidaknya thorthor cuma minta voment aja bayarannya,,,gak susah kan?"

"No jiplak jiplak club!! Ini murni hasil dari otak thorthor"

See yah next chapter 🌱🦊🐰🐭🌱

🌱감사합니다🌱

MARRIED WITH ELGARA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang