MWE//07

72 4 0
                                    

Seperti biasa rutinitas subuh, Naya terbangun dari tidur nya. Dia pun mengerjap mata dua kali agar atensinya jelas melihat.

Pagi ini ada yang terasa aneh saat dia mencoba bangun, perutnya terasa berat seperti ada sesuatu yang menahan. Dia pun melihat kearah perutnya dibalik selimut.

Untuk kesekian kalinya Naya terkejut melihat posisi tangan Elgar yang memeluknya. Dengan berusaha Naya memindahkan tangan Elgar dengan hati hati agar tidak terusik.

Untuk sejenak Naya menetralkan detak jantung nya sebelum membangunkan Elgar "Elgar, bangun"

Dengan sekali panggilan, Elgara pun terbangun. Sepertinya dia sudah terusik dari tadi.

Dia pun bangun menduduk kan dirinya lalu melirik ke arah Naya.

Naya yang terusik akan sesuatu dari Elgar, langsung saja menghadapkan wajah Elgar ke arahnya.

Cewe manis berambut layer sedada itu, terpampang jelas sedikit khawatir karena wajah Elgar sekarang dipenuhi dengan lebam diarea bibir serta luka dibagian pelipis sedikit mengeluarkan darah yang mulai mengering.

"Lo kenapa?" Tanya Naya, namun Elgar tidak merespon ucapan Naya. Dia lebih suka menelusuri tiap lekukan wajah Naya yang manis seperti gula.

Elgar meringis dikala Naya menyentuh bibirnya yang sedikit sobek itu "sakit ya" khawatir Naya.

"Yaudah, bersih bersih dulu habis sholat ntar gue obatin luka lo" ucap Naya lalu turun dari ranjang, begitu juga dengan Elgar.

🌱🦊🐰🐭🌱

"Di sekolah ga ada yang tau kalo kita udah nikah" ujar Naya yang sudah selesai mengobati wajah Elgar, lalu mengembalikan obat obatan ke dalam tempatnya.

"Gue bisa kok misahin urusan pribadi sama dunia luar. Kalo lo gak nyaman, kita pura pura aja gak kenal seperti biasa" Naya yang ingin beranjak dari ranjang seketika di tahan oleh Elgar.

Naya yang heran lalu mengangkat satu alisnya tanda meminta penjelasan.

"Gue mau ngomong sama lo" ucap datar Elgar.

Naya yang tadi ingin beranjak lalu tidak jadi dan kembali ke posisi awal.

"Gue cuma ngulang sekali. Gue harap lo dengar baik baik ucapan gue" Naya mengangguk tanda mengerti akan ucapan Elgar barusan.

"Pertama makasih udah obatin gue dan juga lo pasti udah tau kan kalo gue ini ketua dari geng yang bernama AMIKUS. Musuh gue ada dimana mana, suatu saat gue harap lo bisa lebih hati hati kedepannya. Jangan keluar sembarangan kalo gak sama gue, minimal lo harus ijin sama gue karena gak menutup kemungkinan buat lo di serang oleh geng musuh. Cepat atau lambat mereka bakalan tau kalo lo sebenarnya ada ikatan dengan gue" ucap Elgar serius menatap wajah Naya yang menyimak dengan hati hati ucapan Elgar.

"Gue tau kita nikah atas dasar perjodohan. Tapi lo sama gue udah ambil keputusan buat bersama, jadi gue harap lo tau batasan karena lo sekarang sudah punya suami dan gue juga bakalan jaga batasan karena gue juga sudah punya istri, yaitu lo sebagai istri gue"

"Gue gak nuntut hak lo buat ngakui gue sebagai suami di depan publik, tapi bukan berarti lo bebas punya cowo lain diluaran. Gue ada hak untuk ngelarang lo, dan lo juga berhak ngelarang gue untuk punya cewe lain diluaran, terlebih lagi gue cuma mau berusaha jadi suami terbaik buat lo walaupun masih diumur segini, gue pegang prinsip mau nikah sekali seumur hidup. Apapun yang terjadi gue harus mencintai dan selalu ngejaga lo, karena lo juga gak mudah ninggalin keluarga lo sendiri dan memilih bikin keluarga baru sama gue"

MARRIED WITH ELGARA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang