Love

651 49 18
                                    

Cerita ke tiga author, semoga kalian suka yah, oh iya di sini bahasa nya kasar, maaf-maaf aja yah, kalo gak gak suka skip gak apa-apa.
Happy reading guys!!

| | |

Saat matahari terbit maka orang-orang sudah bersiap-siap untuk melakukan aktivitas paginya, entah itu kerja, sekolah, dan kegiatan lainnya.
Berbeda dengan seorang pria yang masih tertutup dengan selimut nya dia masih tertidur pulas di atas ranjang nya, tak ada ke khawatir karena takut kesiangan.
Dia tidak ada ketakutan sama sekali karena kenapa "malas untuk bangun, terlalu pagi".

Di depan rumahnya terlihat seorang pria yang sudah rapi dengan seragam nya dengan tas selempang di belakang nya, pria itu memanjat gerbang yang cukup tinggi itu, dia berdiri di ujung gerbangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di depan rumahnya terlihat seorang pria yang sudah rapi dengan seragam nya dengan tas selempang di belakang nya, pria itu memanjat gerbang yang cukup tinggi itu, dia berdiri di ujung gerbangnya.
"Wendy!!!"- teriak nya, memanggil pria yang masih betah di atas ranjangnya itu.
"Wendy!!! Bangun tadi si Irene di jemput kakel nya!!"- teriaknya lagi.

Pria bernama lengkap Son Wendy Reyhandra Kusuma itu membuka matanya dia melangkah ke arah jendela, membuka jendela nya menatap sahabatnya itu.
"Berisik anj*ing!!"- teriak Wendy begitu kesal.

"Bangun monyet udah telat nih!, si Irene tadi di jemput si kakel kesayangannya"- ucap pria itu tak lain adalah Seulgi sahabat Wendy dari mereka masih orok.

"Najis deh tuh anak! Lo masuk aja"- ucap Wendy dia melangkah masuk lalu mengambil handuk nya, dia pun masuk ke dalam kamar mandinya.

Di luar Seulgi menaiki gerbang nya untuk masuk, setelah masuk turun dan sudah masuk, dia menatap seseorang yang sedang menatap nya.
"Den lewat sini bisa"- ucap mang Jajang satpam pribadi keluarga Wendy, dia membukakan gerbang nya. Seulgi terdiam sebentar.

"Kenapa gak dari tadi sih mang!"- kesal Seulgi dia melangkah ke dalam rumah Wendy, dia berjalan ke dapur.
"Selamat pagi Tante"- sapa nya kepada mommy Wendy, dia sudah terbiasa dari kecil, dia sudah menganggap jika kedua orang tua Wendy seperti orang tua keduanya, begitupun dengan Wendy.

Hanya saja nasib kedua nya sangat berbeda, keluarga Wendy orang berada, Daddy nya saja pemilik perusahaan terbesar di kotanya, sedangkan Seulgi hanya berpas-pasan, tapi kedua orangtua Wendy tidak mementingkan harta atau tahta dalam pertemanan nya, maka dari itu mereka tidak melarang Wendy berteman dengan siapapun.

"Pagi Seulgi, masih pagi juga teriak-teriak"- ucap mommy dia menyiapkan makanan yang dia buat untuk sarapan.

"Hehe kalo gak gitu, si Wendy gak akan bangun Tan"- ucap Seulgi, dia menggeser kursi.

"Ayo duduk dulu, kamu belum sarapan kan?"- tanya mommy Son.

"Belum tan, kan Tante yang bilang, kalo kesini jangan sarapan dulu"- ucap Seulgi dia mendudukkan dirinya, mommy Son membarikan roti panggang yang sudah di olesi dengan selai coklat.

Mommy Son memberikan roti panggang nya kepada Seulgi.
"Iya, soal nya Tante masak gak ada yang makan, kalo bukan kamu sama Daddy nya Wendy, kan sayang"- ucap mommy Son, Seulgi tersenyum dia mengambil piringnya lalu dia pun mulai memakan nya.

LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang