Bab 6 - Kiriman Makan siang

4.8K 793 11
                                    


Bab 6 – Kiriman Makan Siang


"Ohh, jadi kamu tadi yang dibilang Clara mau kerja paruh waktu di sini?" tanya perempuan bernama Kirana itu ketika Milly sudah dipersilahkan masuk dan duduk di sebuah kursi yang berada di ruangan tersebut.

"Benar, Bu..." jawab Milly dengan sopan.

"Jangan terlalu kaku, ah... memangnya saya terlihat kayakj ibu-ibu?" Kirana bertanya dengan nada bercanda.

Milly sedikit tersenyum. Dia tidak menyangka jika Kiranabukanlah sosok yang arogan. Perempuan ini tampak ramah dan baik. Sepertinya, Milly akan suka bekerja dengannya.

"Saya harus tahu, berapa usia kandungan kamu," ucap Kirana kemudian.

"Mau jalan lima bulan. Apakah ada masalah?"

"Enggak. Tugas kamu di sini nanti cuma beresin baju saja, dan siapin kalau ada pemotretan brand baru. Bagaimana? Kamu bersedia."

"Bersedia. Saya sangat bersedia." Milly menjawab cepat dan antusias.

"Bagus. Kalau begitu kamu boleh pulang. Besok kamu baru mulai bekerja."

"Terima kasih... Uuumm, Mbak... saya nggak apa-apa 'kan, kalau manggil 'Mbak'?" tanya Milly sedikit ragu.

"Iya, enggak apa-apa," jawab Kirana sembari menyunggingkan senyumannya.

Setelah itu, Milly pamit undur diri. Keluar dari butik besar milik Kirana itu, Milly menghela napas panjang. Dia tidak menyangka bahwa akan bekerja dengan mantan kekasih Boy yang lainnya. Meski begitu, Milly merasa senang. Setidaknya, dia memiliki kesibukan mulai besok, jadi dia tidak akan merasa kesepian dan bosan lagi...

***

Milly menghabiskan waktu makan siangnya di sebuah kedai makan sederhana. Di hanya sendiri di sana. Padahal saat dia melihat ke sekelilingnya, semua yang ada di tempat itu tampak berpasang-pasangan. Tiba-tiba saja Milly jadi teringat dengan Boy. Apa pria itu sudah makan siang?

Milly mengeluarkan ponselnya, lalu dia mulai menghubungi seseorang melalui pesan singkat. Siapa lagi jika bukan Boy?

Milly : Hai, sudah makan?

Lama tak ada jawaban, Milly mulai mengetik pesan lagi.

Milly : Jangan lupa makan siang.

Milly tidak menyangka bahwa Boy akan segera membalas pesan keduanya.

Boy : Kamu sudah makan?

Milly : Ini aku sedang pesan makanan. Kamu gimana?

Boy : Pesan apa?

Milly : Lagi pengen makan mie ayam.

Boy : Pesankan satu untukku.

Mata Milly membulat seketika. Dia tak salah baca. Kenapa Boy ingin dipesankan makan siang? Apa Boy akan menghampirinya?

Milly : Kamu mau datang ke sini?

Boy : Enggak. Kalau bisa, kamu yang datang ke sini. Aku sibuk. Baru istirahat pemotretan.

Milly : Oke, aku pesanin dan aku antar ke studiomu.

Boy : Thanks.

Milly : Sama-sama...

Kemudian Milly tersenyum. Dia lalu memesankan satu porsi lagi untuk Boy. Lalu sembari menunggu pesanan untuk Boy, Milly menyantap makan siangnya dengan cepat. Entah kenapa Milly merasa senang, ketika Boy menyuruhnya datang. Setidaknya hal itu membuat Milly merasa bahwa Boy tak benar-benar sedang menghindarinya. Ya, pria itu memang hanya benar-benar sibuk, dan Milly harus mengerti tentang keadaan suaminya itu...

BOY & MILLY (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang