"Mama bilang kamu adalah perempuan yang baik dan tak banyak menuntut. Andre berkata kalau kamu berhak bahagia. Mereka semua benar. Dan sekarang aku baru sadar bahwa selama ini aku tidak melakukan hal yang benar." Boy menghela napas panjang setelah itu dia bertanya "Sekarang aku bertanya padamu. Apa kamu bahagia denganku? Apa kamu bahagia dengan pernikahan ini?" tanya Boy dengan sungguh-sungguh.
Boy lalu menatap Milly dengan tatapan seriusnya, "Karena jika kamu tidak bahagia, maka aku harus berusaha lebih keras lagi untuk membuatmu bahagia, atau jika memungkinkan, aku akan melepaskanmu agar kamu bisa mengejar kebahagiaanmu..."
Milly sempat ternganga mendengar ucapan Boy tersebut. Dia tidak percaya bahwa Boy mengatakan hal itu. Melepaskannya? Maksudnya, Boy akan meninggalkannya?
*******************
Bab 34 - Pengakuan
"Boy? Kenapa kamu ngomong gitu?" tanya Milly kemudian. "Apa kamu mau tinggalin aku?"
"Enggak!" Boy menjawab cepat. "Aku berkata begitu karena yang kulihat, kamu tak cukup bahagia denganku."
"Tidak ada hal yang lebih membahagiakan selain bisa hidup bersama dengan orang yang kita cintai. Aku bahagia bisa hidup denganmu meski tanpa cinta yang tak akan mungkin bisa kugapai."
"Kata siapa kamu tidak bisa menggapainya?" tanya Boy dengan cepat.
Milly menunduk dengan ekspresi sedihnya. "Aku tahu, Boy. Selera kamu cukup tinggi. Mantan kekasih kamu biasanya adalah model, dan juga bukan orang biasa seperti aku. Mencintai kamu seperti pungguk yang merindukan bulan. Kamu terlalu jauh aku gapai, karena itulah, meski aku cinta kamu, aku tidak akan pernah berharap lebih agar kamu membalas cintaku."
"Dasar perempuan bodoh." Boy meraih Milly hingga masuk ke dalam pelukannya. Boy tersenyum senang, matanya berkaca-kaca mendengar pengakuan Milly tadi. Milly mencintainya, perempuan ini secara terang-terangan mengungkapkan rasa cintanya pada Boy, membuat Boy bahagia hingga membuncah dan nyaris tak dapat mengendalikan dirinya. Sialan! Bagaimana bisa Milly membuatnya seperti ini.
"Kenapa, Boy?" Milly bertanya-tanya dengan reaksi yang ditampilkan oleh Boy terhadapanya.
"Kalau aku bilang bahwa aku sudah mulai suka sama kamu, kamu pasti nggak percaya." Boy menjawab dengan nada santai. Sedangkan Milly, mendengar pernyataan Boy seperti itu membuat Milly sempat tertegun. Benarkah Boy menyukainya?
"Aku tahu, mengubah perasaan itu tak seperti membalikkan telapak tangan. Namun, jika boleh jujur, aku sudah mulai memiliki perasaan sama kamu, Mill. Mungkin belum sedalam yang kamu rasakan padaku, tapi aku berani bersumpah bahwa perasaanku ini nyata."
"Ka –kamu serius?" Milly bertanya dengan sedikit terpatah-patah.
"Iya. Kamu nggak percaya?" tanya Boy kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOY & MILLY (TAMAT)
Romantizm(Follow dulu sebelum baca lengkapnya) Boy adalah seorang fotografer ternama. Dia juga merupakan putra dari salah satu keluarga konglongmerat di negeri ini. Boy sangat tergila-gila dengan sosok Clara Adista, sang model papan atas yang telah menjadi k...