33: Selalu Ada

632 64 25
                                    

YOU POV

"Diam kau, Taeil! Apa kau sadar kalau Yuta lah yang paling bersih diantara kita? Kau bahkan belum pernah menyentuh Y/n, apa tujuanmu sebenarnya bergabung dalam NEORUM, Yuta?!!" Johnny tak ingin disalahkan begitu saja atas tindakan yang baru saja ia perbuat padaku, sehingga ingin melayangkan pukulan lagi ke wajah Yuta sebelum pintu kamar terbuka dengan kasar. Seorang laki-laki bersurai cokelat masuk dengan amarah yang tergambar jelas di wajahnya, lelaki itu langsung membalik tubuh Johnny guna melayangkan satu pukulan kuat ke wajah Johnny sampai tersungkur ke lantai. Dapat aku lihat darah yang mengalir dari bekas pukulan lelaki yang tak lain adalah Jaehyun, membuat sang empunya wajah sempat meringis kesakitan sebelum kembali bangkit dari lantai.

Tak berselang lama, master yang lain ikut masuk ke dalam kamar ini, ada Doyoung, Taeyong serta Jungwoo. Dua master inti berusaha melerai Johnny dan Jaehyun yang ingin memukul satu sama lain. Sementara master Doyoung pergi ke kamar mandi untuk mengambilkan jubah mandi milikku. Langsung aku kenakan jubah mandi pemberian Doyoung dalam posisi membelakangi para master yang masih saja berkelahi. Namun kini, tak saling memukul satu sama lain, melainkan saling beradu argumen mengenai tindakan Johnny  yang merujuk pada pemerkosaan, padahal bukankah dengan mereka menculik ku ke dalam lingkungan ini merupakan tindak pemerkosaan juga? Bahkan jika dikenakan pasal, mereka juga tak luput dari kesalahan berupa penyekapan dan penyiksaan padaku. Kenapa mereka semua mulai bertingkah berlebihan?

"Kau baik-baik saja?" tanya Doyoung begitu khawatir. Lelaki itu elus rambut hingga berakhir dengan menangkup wajahku agar mendapat perhatian dariku. Tanpa sadar, aku berikan tatapan lemah untuknya dengan air mata yang perlahan menggenang di pelupuk mataku. Simpati publik mulai tertuju padaku, maka aku harus bertindak seperti satu-satunya korban di lingkungan ini.

Aku gelengkan kepalaku seiring tangisan yang sekuat tenaga berusaha aku paksa untuk keluar. Sukses menarik simpati dari Doyoung juga, sehingga lelaki itu langsung membawaku ke dalam pelukan hangatnya. Terasa begitu nyaman, namun pandanganku otomatis tertuju pada lelaki bersurai cokelat yang menjadi satu-satunya orang  yang selalu membelaku dalam lingkungan ini.

Ya, dia adalah Jaehyun. Walaupun kegiatan seks yang ia lakukan cenderung melukaiku, tapi ia tak ingin ada orang lain yang membuatku sedih atau mengukir luka di tubuhku. Lelaki itu selalu membelaku, bahkan sampai berkelahi dengan sahabatnya sendiri hanya demi diriku. Sepertinya, aku benar-benar bisa memanfaatkan Jaehyun agar hidupku tentram dalam lingkungan NEORUM.

"Kenapa? Kau tak terima aku perkosa Y/n? Kalau kau memang mencintainya, kau tak akan bergabung dalam lingkungan yang jelas-jelas menggunakan gadismu itu sebagai objek seksual, bodoh!!" Johnny berteriak kencang, memancing emosi dalam diri Jaehyun semakin menjadi-jadi. Bahkan, saking emosinya Jaehyun sampai berhasil melepaskan Jungwoo yang menahannya lalu melayangkan satu pukulan lagi ke wajah Johnny. Taeyong yang takut terkena imbasnya pun mulai melepaskan tubuh Johnny, tetapi kesempatan itu malah digunakan keduanya untuk saling memukul satu sama lain.

Aku ingin sekali tersenyum melihat kekacauan ini, tetapi aku sadar atas tatapan tajam Yuta yang diam-diam terus memperhatikanku sambil bersandar di tembok ruangan. Langsung aku lepaskan pelukan Doyoung dan bangkit dari dudukku, "Sudahlah, hentikan perkelahian ini." pintaku dengan sangat pada kedua lelaki itu. Sengaja, agar mereka tidak mencurigai ku seperti yang Yuta lakukan kini.

Sementara Jungwoo terlihat seperti mengatur sesuatu di handphone miliknya sebelum ku lihat tubuh Jaehyun dan Johnny yang menegang seolah mengalir listrik bertegangan tinggi di tubuh mereka. Sukses membuat perkelahian itu berhenti, namun kedua lelaki seketika terjatuh ke lantai dalam kondisi tak sadarkan diri dan tubuh yang berubah menjadi kaku.

Langsung aku hampiri Jaehyun dan berusaha menyadarkan lelaki itu. Aku bawa kepala Jaehyun ke dalam pangkuanku, aku pukul dengan perlahan  pipi Jaehyun sebelum aku mendongak untuk menatap Jungwoo yang berdiri tak jauh dari kami. Seolah mengerti dengan kekhawatiran yang aku rasakan, Jungwoo berkata, "Tenang saja, Jaehyun hanya akan pingsan untuk sementara waktu. Itu yang dinamakan syok listrik!" jelas Master Jungwoo sambil berjalan menghampiri Johnny, namun sebelum itu ia pukpuk perlahan puncak kepalaku. Membuatku bingung sekaligus merasa aneh dengan tingkah random nya. Kemarin ia menamparku, sekarang ia mem-pukpuk kepalaku dengan lembutnya. Sialan, lelaki itu sukses mengalirkan getaran aneh di tubuhku!

NEORUM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang