34: Pindah

593 68 31
                                    

YOU POV

"Mending lu diem, Yuta. Lu satu-satunya master yang tak mendapat komentar buruk karena belum menyentuh Y/n. Kenapa kau tak menyentuhnya, bangsat? Kau tak mau? Lalu kenapa kau bergabung bersama kami? Sialan!" maki Johnny tetap melampiaskan kekesalannya pada orang lain. Ikut membuatku berpikir mengenai kenyataan tersebut. Namun, peduli apa aku? Toh, aku juga tak ingin melakukannya bersama lelaki itu! Bedebah yang nekat menghianati sahabatnya sendiri demi kepentingan pribadi. Aku yakin, Yuta pasti mendapat uang yang banyak berkat penjualan chip yang ia kerjakan bersama Winwin untuk lingkungan ini, makanya Jungwoo mempertahankannya Yuta sebagai anggota sekaligus master NEORUM.

Lalu sekarang ia ingin merendahkan aku dengan tatapan matanya itu? Perkara aku tersenyum saat melihat dirinya dan Johnny berkelahi? Yang benar saja, kenapa semua lelaki dalam lingkungan tidak tahu diri? Sepertinya aku harus meminta Taeyong membelikan banyak kaca di rumah ini, agar mereka bisa berkaca atas kesalahan yang mereka lakukan! Sehingga penghakiman tak hanya aku terima seorang diri.

Mereka yang dihujat atas kesalahan mereka, aku yang disalahkan. Aku yang dihujat karena dengan mereka, aku juga yang harus menanggung akibatnya. Semua kesalahan seolah mereka limpahkan padaku sehingga hanya aku yang pantas mendapatkan seluruh ketidakadilan di dunia ini. Sungguh, bukankah posisiku dalam NEORUM ini sangat tidak menguntungkan?

Tanpa aku sadari setetes air mata jatuh membasahi wajahku. Detik itu juga, aku merasakan perih yang menjalar di jemari tanganku berkat luka yang tanpa sengaja aku ciptakan di pinggiran kuku ibu jariku. Sukses mengalirkan darah yang menetes hingga membasahi taplak meja makan ini.

Para master masih berdebat mengenai tindak pemerkosaan yang Johnny lakukan padaku, semakin menempatkan aku dalam situasi kecemasan yang hebat. Sehingga terus aku tundukkan wajahku sambil melihat darah yang terus mengalir dari luka di ibu jariku. Semakin sakit terasa, maka semakin kuat pula aku garuk luka tersebut menggunakan jari telunjukku. Hingga aku merasakan seorang lelaki yang meraih tangan kiri ku untuk digenggamnya erat secara paksa.

Sempat aku menoleh ke arah Jungwoo yang begitu khawatir setelah melihat kondisi ibu jariku. Bedanya tangan kananku hampir membengkokkan sumpit besi yang aku gunakan sebagai alat makan ku, karena merasa begitu sedih dan marah aku sampai tak tahu cara melampiaskannya.

Jungwoo mendekat ke arahku untuk membisikkan, "Berhenti!" yang ia tujukan pada kegiatan menggaruk luka di ibu jariku. Jungwoo sampai menggenggam erat tanganku dan biarkan aku menggaruk punggung tangannya untuk melampiaskan amarah yang aku rasakan. "Ada apa?" tanya Jaehyun akhirnya menyadari kejanggalan pada diriku dan Jungwoo.

Langsung Jungwoo perlihatkan luka yang aku ciptakan di ibu jariku dengan darah yang mengalir deras membasahi tangan kami yang bertaut. Lukanya bahkan terlihat seperti luka yang mengoyak daging ku juga. Taeyong dan Johnny yang sedari tadi terus beradu argumen mengenai keberadaan Yuta dalam NEORUM pun bangkit dari duduknya. Keduanya terlihat terkejut dengan apa yang aku lakukan pada diriku sendiri.

Bukannya merasa bersalah, Johnny malah berkata, "Lihatlah yang telah kalian perbuat guys, Y/n jadi sosok masokis yang hebat. Bagaimana bisa ia menampilkan wajah se-datar itu saat menciptakan luka di tubuhnya sendiri!" membuatku memejamkan mata seraya menelan ludahku dengan susah. Aku hembuskan napas kasar sebelum ku menyadari seorang laki-laki yang menarik bangkuku agar dapat mengobati luka di jariku. Lelaki itu adalah Taeyong yang rela berjongkok di lantai hanya untuk mengobati lukaku. Seketika perasaan jengkel dan marah yang aku rasakan pada Johnny perlahan mulai memudah. Apalagi setelah mendapat kecupan manis dari Jaehyun di pipi kiriku. Master Jungwoo juga tak tinggal diam. Ia beritahu Taeyong kalau tangan kananku tak luput dari luka tersebut. Namun bedanya tidak sampai mengeluarkan darah.

"Sudah berhenti membahas hal yang seharusnya tidak kita pikirkan. Potongan dari video NEORUM telah tersebar di safe internet, bahkan sampai ke telinga rektor dan orang tua kita juga. Kejadian ini terjadi diluar kendali kita maupun dirimu, Y/n. Hujatan? Tak usah didengarkan-" belum selesai Jungwoo berbicara sambil terus menggenggam tangan kananku saat Taeyong masih mengobati tangan kiri, sementara Jaehyun diminta kembali ke tempat duduknya.

NEORUM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang