12: Perasaan

1.4K 95 39
                                    

AUTHOR POV

Winwin
Y/n, lu dimana?
Kata penjaga apartemen lu udah beberapa hari tak pulang ke apartemenmu.
Apartemenmu juga kotor seperti tak terawat.
Okay, maafkan aku atas kejadian di kantin kemarin.
Tapi, benarkah itu?
Kau berpacaran dengan Xiaojun?
Atau Johnny?
Yang mana yang benar?
Kau bisa menjelaskannya secara langsung padaku, terutama untuk alasan saat kamu meninggalkan pertunjukkan kita begitu saja.
Jangan seperti ini, tolong balas pesanku.
Y/n, kau baik-baik saja kan?
Bisakah kita bertemu setelah ujian berakhir nanti sore? Kau membuatku khawatir.

Aku baca deretan pesan yang Winwin kirimkan pada handphone milikku. Ternyata dia sudah menghubungiku sejak kejadian di kantin kemarin siang dan aku baru sempat membacanya sekarang. Namun, baru aku ingin membalas pesan dari Winwin tersebut, secara mengejutkan, pesan itu seolah terhapus sendiri dari handphone milikku hingga tak meninggalkan jejak apapun. Kini aku yakin kalau handphone-ku telah diretas oleh master semenjak kejadian penculikan yang ia lakukan. Aku kesal bukan main, baru aku ingin memaki kenyataan tersebut, namun secara mendadak Jaehyun pukul stir mobil dihadapannya dengan kasar.

"Kenapa kau murahan sekali sampai mau tidur dengan Johnny lagi tanpa perintah master?!!" pertanyaan itu terlontar dari mulut Jaehyun dan ditujukan untukku. Apa dia bilang barusan? Murahan? Yang benar saja! Aku menoleh ke arah Jaehyun lalu bertanya dengan pelan, "Hah?" saking terkejutnya aku sampai tak bisa berkata-kata.

"Apa yang Johnny lakukan hingga kau tunduk padanya? Tadi malam kau bilang tidak nyaman bersamanya, lalu pagi ini dengan mudahnya kau bercinta dengan lelaki itu tanpa perintah master. Jelaskan padaku, apa yang Johnny lakukan padamu? Kenapa kau selama ini terlalu buta hingga tidak menyadari bahwa aku menaruh perasaan padamu?!!" tanya Jaehyun sukses memecah tawaku penuh kesan remeh. Ternyata, si brengsek bernama Johnny itu memberitahu semua orang mengenai kegiatan yang kami lakukan tadi pagi. Aku merasa lebih seperti piala bergilir ketimbang ratu yang master bicarakan kemarin. Mana ada ratu yang dicicipi tubuhnya oleh banyak lelaki, bukan?

"Kau memang benar Jae, aku murahan dan buta. Tapi apakah itu alasan yang kamu gunakan agar bisa tidur denganku juga? Semenjak bergabung dalam lingkungan ini bersama teman-temanmu, seolah menempatkan aku seperti piala bergilir yang dapat kalian nikmati, bukan? Entah siapa yang berada dibalik suara robot master itu, tapi yang jelas aku tak seperti yang kau bayangkan selama ini. Tinggal katakan saja pada master, kalau kau ingin meniduriku atau malah sebaliknya, kau merasa jijik padaku. Aku tak peduli, apalagi untuk lelaki sepertimu yang terkesan membuat drama semacam ini agar tak kalah dari temanmu itu!" tanyaku balik memojokkan lelaki itu. Jaehyun terdiam, tanpa sadar meremas setir mobil yang ia pegang lalu menginjak pedal gas semakin kencang agar kami cepat sampai di tujuan, yaitu halaman parkir fakultas ekonomi dan bisnis. Jaehyun bahkan tak bisa mengatakan apapun guna merespon ucapanku barusan yang membuatku semakin yakin kalau dugaanku selama ini benar. Ia berpura-pura tertarik agar tak kalah dari teman brengseknya bernama Johnny Suh itu.

"Baiklah, jika kau menganggapku seperti itu. Jangan menyesalinya!" setelah memarkirkan mobil yang ia kendarai di parkiran khusus mahasiswa, Jaehyun bawa secara paksa wajahku menoleh ke arahnya. Ia dekatkan wajah kami hingga bibir kami bersatu penuh kesan menuntut. Sukses mengejutkanku apalagi saat menyadari keramaian di depan mobil kami. Banyak orang yang seperti menyadari kegiatan yang kami lakukan, saat Jaehyun menciumku cukup brutal dalam mobil ini. Berusaha aku lepaskan ciumannya, namun Jaehyun malah semakin semangat menahan wajahku lalu melumat, mengigit bahkan mengemut bibir bagian atas dan bawahku secara bergantian. Berulang kali aku memaksa untuk melepaskan ciuman itu, hingga setelah beberapa menit berlalu, akhirnya Jaehyun mau melepaskan ciuman kami yang langsung aku gunakan kesempatan tersebut untuk menampar wajah Jaehyun sangat keras.

PLAK!

"Brengsek kau!" ucapku dengan mata yang berkaca-kaca turun dari mobil tersebut, sementara Jaehyun hanya diam sambil memegang wajah bagian kirinya bekas tamparan ku. Aku sadar, ada begitu banyak mahasiswi yang memotret ku dari kejauhan hingga terdengar suara banyak orang  seperti meneriaki sesuatu. Tiba-tiba, aku merasakan Jaehyun menahan langkahku lalu membawaku ke dalam pelukannya begitu erat. Lelaki itu bergumam lirih, "Maafkan aku!".

"Lepaskan aku atau aku teriak agar semua orang tahu kau terjebak bersamaku di NEORUM?" ancamku akhirnya mau melepaskan pelukan Jaehyun di tengah keramaian tersebut. Membuatku begitu malu sampai tak bisa mengangkat wajahku lagi ketika menyusuri lorong menuju kelasku. Bahkan saat aku memilih tempat duduk di bagian belakang, aku masih mendapat cemoohan dari para mahasiswi yang tidak mengetahui permasalahan sesungguhnya.

Terlintas ide dalam benakku disaat aku mulai menemukan jalan buntu dalam permasalahan ini. Ya, cara satu-satunya hanya dengan meminta tolong pada Xioajun selaku kekasihku. Buru-buru, aku robek kertas binderku lalu menuliskan pesan padanya.

To: Xiaojun

Sayang, maafkan aku. Aku tahu, kata maaf saja sebenarnya tak bisa mengobati rasa malu yang kamu rasakan. Tapi saat itu aku benar-benar terpaksa mengakui Johnny. Aku diancam akan disetrum jika tidak menuruti pintanya. Aku takut, Xiaojun. Aku menghilang di malam dies natalis karena diculik seseorang guna ditempatkan dalam ruangan bersama Johnny dan teman-temannya. Aku terjebak dan aku sangat membutuhkan bantuanmu. Tolong berikan balasan surat ini pada Hani yaa, aku mencintaimu. Maafkan aku, Xiaojun.

From, Y/n.

Setelah aku menulis surat langsung aku berikan pada Hana guna menyampaikan surat itu pada Xiaojun melalui perantaranya. Hana yang baru datang bersama Saerom pun bingung atas surat yang aku berikan, namun aku hanya meminta tolong dengannya tanpa menjelaskan isi surat itu begitu saja. Awalnya Hana merespon diriku dengan sangat baik, namun setelah ia beranjak untuk menyapa teman-temannya yang lain dalam kelas ini. Aku merasa seperti Hana sedang membicarakan ku secara diam-diam. Bahkan setelah ditunjukkan sebuah foto dari handphone temannya, Hana langsung melirik ke arahku tajam sambil tertawa bersama teman-temannya. Suasana semakin tak enak ketika Jaehyun masuk ke dalam kelas, diikuti Doyoung yang duduk tepat di barisan paling belakang. Aku berusaha tak memperdulikan semua yang terjadi dengan memfokuskan diri membaca ulang mata kuliah yang akan diujiankan.

"Selamat pagi dunia perselingkuhan!" sapa seorang mahasiswa laki-laki jadian seolah menyindirku dan Jaehyun yang duduk tepat di belakangku. Kenapa aku bisa menyadari itu, karena aku dapat melihat seluruh tatapan seisi kelas yang tertuju padaku serta Jaehyun. Memecah tawa seisi kelas yang semakin melontarkan sindiran-sindiran keras untuk kami. Hingga, datanglah seorang pengawas ujian yang sukses membuat seisi kelas terdiam dipenuhi rasa takut.

Ujian pun dimulai, aku kerjakan terlebih dahulu soal yang aku ketahui jawaban hingga tak terasa dua jam berlalu. Aku baru mengumpulkan lembar jawaban di menit-menit terakhir yang membuatku menjadi mahasiswa yang paling terakhir keluar dari dalam kelas. Baru aku ingin hampiri sahabatku bernama Hana dan Saerom yang sedang asik berbincang dengan Jaehyun, Doyoung serta beberapa teman lelakinya, hingga aku mendengar sebuah perintah yang terlontar dari master melalui airphone yang baru aku pasang di telingaku.

"Untuk apa kau mengirim surat pada Xiaojun, Y/n? Lihatlah sahabat yang kau kira baik itu, ternyata malah melaporkanmu pada Doyoung dan Jaehyun beserta bukti surat tulisan tanganmu. Apa kamu merasa Xiaojun dapat membantumu menyelesaikan permasalahan ini? Sahabat yang kau kira baik saja dapat menghianatimu Y/n. Kau jangan mau tertipu atas sikap manis sahabatmu tersebut!" ucapan master itu memancing tindakan agresifku menghampiri mereka berdua lalu berkata pada Hana, "Aku pikir, kau temanku Hana, tapi ternyata-" belum selesai aku melabrak sahabat bernama Hana itu.

"Y/n dan Doyoung, pergilah ke kamar mandi di lantai dua sekarang!! Setting kamera di tempat yang strategis. Saya ingin kau menghukum Y/n atas tindakannya, Kim Doyoung. Tepati janjimu!!"

TBC

NEORUM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang