38: Penenang

668 70 34
                                    

YOU POV

"Bapak Johnny terbaik!" puji Taeyong begitu heboh setelah kepulangan bapak kandung Johnny dari rumah NEORUM. Hanya lelaki itu yang terlihat antusias atas keberadaan bapak Johnny dan seluruh kemudahan yang beliau tawarkan, sementara anggota yang lain hanya memasang wajah datar tak dapat ditebak. Aku hanya terus memperhatikan lelaki tampan bermata boba itu sebelum ia lanjutkan ucapannya, "Aku pikir bapakmu akan memarahi kita semua, eh malah meminta bagian!" Taeyong sindir perilaku menyimpang bapak Johnny tersebut. Memang buah tak jatuh jauh dari pohonnya ya, kini aku sadar atas ketidakberdayaan diriku melawan mereka semua. Dengan kerjasama tersebut, aku yakin situs NEORUM pasti akan semakin besar dari yang kami bayangkan sebelumnya.

Aku hembuskan napas kasar sebelum berjalan menuju sofa untuk mendudukkan diri tepat di tengah Jaehyun dan Doyoung. Aku tatap mata kedua lelaki itu secara bergantian, sambil menunggu siapa di antara mereka berdua yang mengambil sikap untuk mendekatiku pertama kali. Jawabannya tentu si tampan dan kaya raya bernama, Jung Jaehyun.

"Gemes banget pajama mu!" puji lelaki itu mulai membunuh jarak di antara kami berdua. Aku pun menoleh untuk meraih tangan kanan Jaehyun, sengaja aku bawa tangan kanan lelaki itu untuk aku genggam di atas pangkuanku. Ukuran tangan kami yang sangat berbeda membuat momen ini terlihat menggemaskan untukku. Entahlah, aku merasa senang saja berada dekat dengan seseorang yang memiliki tubuh lebih besar dariku. Apalagi lelaki itu setampan dan sebucin, Jung Jaehyun.

"Pajama-nya aja nih?" tanyaku sambil memainkan tangan kanan Jaehyun menggunakan dua tanganku. "Orangnya juga dong." Jaehyun jawab pertanyaanku tersebut dengan senyuman manis di wajahnya. Tak lupa, lelaki itu kecup pipi kiriku hingga membuat wajahku memerah seperti kepiting rebus.

Sadar atas kasih sayang yang tak henti-hentinya Jaehyun berikan padaku, membuatku menjatuhkan kepalaku pada pundak lelaki itu seraya memeluk lengan kanannya manja.

"Darimana bapakmu tahu alamat rumah ini?" tanya Jungwoo pada Johnny yang duduk tak jauh dari kami. Jungwoo masih dalam posisi berdiri dan berkacak pinggang sambil memfokuskan perhatiannya pada Johnny dihadapannya. "Anak buah bapakku yang membantu kita mengusir polisi. Pastilah ia tahu mengenai alamat rumah ini!" jawab Johnny dengan nada bicara yang kurang bersahabat. Sadar atas kekesalan yang Johnny rasakan, Jungwoo pun memberikan sindiran untuk lelaki itu, "Ayahmu saja mendukung bisnis ini, kenapa kau begitu memikirkan komentar orang lain?" yang sukses membuat Johnny terdiam dipenuhi pikiran berkecamuk.

Jungwoo menoleh dengan raut wajah yang berubah dari cemberut menghadapi sikap buruk Johnny menjadi tersenyum manis ke arahku. "Mau lanjut tidur?" nada bicara Jungwoo bahkan ikut berubah menjadi sangat lembut saat menanyakan hal itu padaku. Refleks, aku anggukkan kepalaku sebagai jawaban untuknya. "Yasudah, ini masih jam tiga pagi. Kita bicarakan lagi esok hari, kepalaku pusing!" perintah Master yang langsung para anggotanya turuti dengan meninggalkan ruangan ini menuju kamar mereka masing-masing. Aku pun memanggil Jungwoo untuk menggendongku kembali ke dalam kamar, namun sebelum itu Jaehyun peluk tubuhku seraya bergumam pelan.

"Selamat malam, semoga mimpi indah, sayang. Aku mencintaimu." ucap lelaki itu begitu manis yang memancing tindakanku untuk mencium bibirnya sekilas. Sukses membuat kuping Jaehyun memerah seperti wajahku saat ini. Momen manis di antara kami pun terhenti saat Jungwoo tuntun aku naik ke atas punggungnya. Lelaki itu gendong aku ke dalam kamarnya seraya mengadu kesakitan, "Punggungku mulai terasa sakit, sepertinya aku harus pemanasan dulu sebelum melakukan seks bersamamu." ujar lelaki itu, begitu iseng meremas bokongku yang ia tahan. Aku pukul bahu Jungwoo begitu pelan dan setelah sampai di dalam kamarnya. Jungwoo tuntun tubuhku berbaring di tengah kasurnya, Taeyong telah berbaring duluan di kasur tersebut sambil memperhatikan kami berdua. Setelah mematikan lampu ruangan, Jungwoo ikut baringkan tubuhnya di sebelahku dan tertidur dalam posisi memeluk tubuhku.

NEORUM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang