(Chapter ini dibuat oleh kak ilana_rue, tolong berikan apresiasi sebanyak-banyaknyaaa yaaa guysss.)
Author's POV
Orang bijak pernah berkata untuk berhati-hati dalam bertindak karena penyesalan selalu datang di belakang. Sebuah kalimat sederhana yang ironinya tengah menggambarkan keadaan Doyoung saat ini. Kedatangan orang tua Doyoung tidak hanya mengagetkannya, namun juga sedikit meluruhkan keyakinan Doyoung untuk terus bertahan di lingkungan ini. Terlebih pesan yang orang tuanya tinggalkan sebelum pulang, seolah memaksanya untuk kembali ke tempat ia seharusnya berada. Dan itu bukan Neorum.
Mencoba untuk tidur, namun terus gagal. Doyoung menyerah. Ia putuskan mencari angin segar di taman belakang rumah. Langkahnya terhenti kala mendengar sayup-sayup jeritanmu dari lantai atas. Buru - buru ia naik ke lantai atas, hendak memasuki kamarmu namun langkahnya terhenti. Jungwoo sudah lebih dahulu masuk mendahuluinya.
Hanya beberapa meter saja ia akan sampai ranjangmu, dan kini Doyoung hanya dapat melihat kedekatan kalian dari luar kamar. Ia kepalkan tangannya. Ia tinggalkan tempat ia berdiri saat ini. Lagi. Doyoung didahului orang lain. Teman? Bahkan Doyoung tak pernah menganggap Jungwoo teman dekatnya. Ia tertawa sinis.
Siapapun boleh, asal ada yang menjagamu. Dulu ia berpikir, bisa seperti itu. Asal dia menekan egonya, kamu tak akan tersakiti. Seperti perannya selama ini. Melindungimu. Namun bukankah manusia diciptakan serakah? Maka jangan salahkan dirinya yang menginginkanmu lebih. Ia pukul dinding di sebelahnya. Kesal dengan keegoisan yang terus meronta minta dibebaskan.
"""""""""""""""
Suasana pagi di area dapur mansion NEORUM hari ini terdengar gaduh. Doyoung memaksakan dirinya bangun karena kegaduhan yang terjadi. Tepat seperti dugaannya, seluruh penghuni NEORUM telah berkumpul di dapur. Keakraban yang terjalin antara dirimu dengan Jungwoo dan Jaehyun terasa sangat intens. Kamu sudah seperti pusat semesta bagi mereka. Doyoung mengulas senyum kecil, ia merasa bahagia hanya dengan melihatmu tersenyum. Tak peduli, siapa yang menjadi alasanmu tersenyum.
Doyoung dekati lemari pendingin. Hanya berniat mengambil air minum. Namun sapaanmu, yang meminta dirinya untuk mendekat sontak membuat Doyoung terkaget. Terlebih ada Jaehyun di sana. Doyoung tidak ingin terjadi percekcokan di pagi hari. Ia ragu, namun kamu dengan manja terus memintanya mendekat dan memberikan kecupan manis. Mengantarkan Doyoung pada gelenyar aneh itu lagi. Jadi apakah boleh ia egois?
Kebersamaan itu tak berlangsung lama, karena kamu harus mengerjakan pekerjaan dapur bersama Taeyong. Kedatangan Johnny yang memintamu membawakan jatah sarapan ke kamarnya tidak lolos dari pandangan Doyoung. Doyoung adalah pria, yang tentu saja mengerti apa yang pria lain pikirkan. Ia tahu, akan ada pergulatan panas hari ini. Ia sedikit khawatir.
Lama ia menunggumu keluar dari kamar Johnny. Ia ingin egois. Kesabarannya seperti sudah habis. Ia nekat melangkahkan kakinya menuju kamar Johnny. Baru saja ingin mengetuk pintu kamar, suara-suara desahan kenikmatanmu dan Johnny sudah lebih dahulu terdengar. “Kamu hebat, Daddy, shit ini besar sekali.” Suaramu menggema, memuji kemampuan ranjang Johnny yang bukan main. Doyoung kecewa. Ia urungkan niatnya. Sudut hatinya tercubit. Dimana ia disini? Masih haruskah ia bertahan sementara keberadaannya tidak lagi diperlukan?
"""""""""""""""""""""
"Sayang bangun!" Johnny menggoyangkan bahumu bermaksud membangunkan mu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEORUM
Fanfic[🔞] NEORUM adalah lingkungan buatan manusia yang memiliki anggota bernama Taeyong, Johnny, Doyoung, Jaehyun, Yuta, Jungwoo dan dirimu. Seluruh kegiatan, hubungan antar manusia hingga percintaan akan sepenuhnya diatur oleh seseorang yang menyebut di...