Happy reading all💗
"Mencintaimu itu layaknya seperti memegang bunga mawar. Akan selalu ada duri di setiap tangkainya."
-Ciara-****
Ciara Febiola sheninna namanya, gadis yang dikuncir kuda itu kerap kali menjadi santapan empuk para predator. Gadis itu sering mendapatkan bullying disekolah Puspa Pertiwi. Bullying maupun tindak kekerasan sudah menjadi makanan sehari-harinya. Ia ingin sekali melapor ke pihak sekolah, namun pihak sekolah lebih mempercayai dari katanya bukan faktanya. Bisa-bisa ia yang malah dikeluarkan dari sekolah.
Gadis yang memakai rok di atas paha, dan rambut yang terurai panjang itu mendorong Ciara hingga terpentok pada tembok. "Bangsat, lo jangan deket-deket sama David!!"
"David itu cuman milik gue!" Tangannya memegang rahang Ciara kuat, membuat Ciara mengerang kesakitan. Tangannya pun kini meraih rambut gadis itu dan menariknya kasar hingga ikat rambutnya pun ikut terlepas.
"Arghh t-tapi David itu pacar aku, kak!!" rintih Ciara dengan terbata-bata.
Violet memainkan rambutnya, terlihat pancaran senyum licik yang terpatri di bibirnya. "Sadar bego, lo itu cuman jadi pelampiasan David doang. David cuman cinta sama gue!!"
Mendengar itu tangan Ciara mengepal erat. Tidak bisa terus-terusan mendapatkan caci maki dari Violet, ia pun memberanikan diri menatap Violet tajam, jujur keberaniannya tak sebanding dengan tingkah laku gadis itu yang bisa berbuat semena-mena.
"Aku gak peduli perasaan kamu. David cinta sama aku! Kalau David cinta sama kamu, dia bakal nembak kamu bukan aku!!" Jawab Ciara apa adanya.
Merasa sudah kehabisan kata-kata, tiba-tiba wajah Violet di dekatkan pada wajah Ciara, terdengar helaan napas, tampaknya gadis malang itu merasa sesak napas.
"GUE BAKAL BUAT DAVID JATUH CINTA, SEJATUH-JATUHNYA SAMA GUE!!" Kini Violet mengambil gunting dari dalam tas. Kali ini ia akan memberi pelajaran pada gadis cupu yang berani mendekati David.
"Kamu jangan lakuin itu Vio!!" ucap Ciara, melihat Violet mulai menggunting rambut hitam legam milik Ciara. Dua teman Violet yang sudah menunggu dari tadi memegang tangan gadis itu agar tidak memberontak.
Helaian demi helaian, terjatuh begitu saja, gadis itu tersenyum puas sedangkan mata Ciara mulai memerah menahan tangisan.
"RA, LO DI MANA!!" teriak seseorang, suara itu tampak familier di telinga mereka. Gunting yang Violet pegang sontak dijatuhkan dan rambutnya sengaja diacak-acak, kedua temannya sedikit menjauh dari Ciara.
"Vio, lo kenapa?" David berjalan mendekati Violet saat melihat sahabatnya itu menangis histeris. Violet menunjuk Ciara yang masih terdiam tak percaya, melihat cowok itu terlihat sangat peduli pada Violet.
"Dia, ngira aku potong rambut dia Vid. Jelas-jelas dia yang udah potong rambutnya sendiri, dia juga mau ngelukain aku pake gunting itu!"
"Iya tuh gue tadi liat, si parasit itu mau bunuh Violet!" ujar Dea dan juga Jeje, teman Violet yang menaruh kedua tangannya di depan dada.
Mata David menatap tak percaya pada Ciara, sedangkan, dari balik wajah sedih Violet, ada senyuman smrik dari gadis itu.
Ciara menggelang cepat, ia panik, apalagi saat melihat David mulai menghampirinya dengan rahang-rahang yang mengeras menahan emosi. "Nggak, bukan aku Vid. Ini nggak seperti apa yang kamu lihat!"
Plak!!
Satu tamparan berhasil mendarat membuat kepala Ciara tertoleh ke kiri. Pipinya perlahan terasa kelu.
"Lo sakit ya?" David masih tak menyangka, Ciara yang notebane-nya siswi pendiam bisa berbuat semengerikan itu.
Ciara menggeleng, perlahan tangannya terangkat menunjuk gadis gila itu. "Dia yang sakit!!"
"Sakit mental!!" Sambung Ciara.
"HEH, JAGA UCAPAN LO. DASAR PEMBUNUH!!" Tolak Violet tak terima.
"Lo mau ngelukain terus bunuh Violet Ra? Pantes lo itu kan dulu udah bunuh ibu lo cuma gara-gara ibu lo lebih sayang sama Violet!!" Lagi dan lagi ucapan menyakitkan keluar dari mulut seseorang yang sangat ia cintai. Silahkan caci maki Ciara yang mau dibodoh-bodohi.
"Bukan, aku yang bunuh ibu Vid, percaya sama aku!!" bantah Ciara.
David tertawa hambar. "Omong kosong!!"
Gadis itu terlalu dalam mencintai David. Sampai ia harus siap dijatuhkan terlalu dalam oleh cowok itu.
"Vid, kepala gue pusing!" Violet memegang kepalanya, cowok itu menoleh mendapati Violet yang sudah tersungkur ke tanah, tak sadarkan diri. David menyuruh kedua teman Violet untuk membawanya ke UKS.
Kini tinggal Ciara dan David yang ada di rooftop sekolah.
"Ra, lo sadar. Sikap lo yang seperti tadi, buat gue makin benci sama lo!"
"Kamu jangan percaya sama dia Vid, dia jahat!"
"Lo yang jahat bukan dia!!" bantah cowok itu. Ciara hanya bisa tersenyum, ia tahu jawaban David akan terus seperti itu. Tak mempercayai ucapannya.
"Kamu nggak percaya sama aku Vid."
"Maaf Ra. Aku lebih percaya sama sahabatku. Kamu ini hanya orang lain yang udah ngisi hatiku sedangkan Violet udah aku anggap seperti adikku sendiri bahkan jauh sebelum lo datang di kehidupan gue!"
Deg!
Ciara mengangguk. "Yaudah, aku pergi dari hidup kamu, ya, Vid?"
"Ga." sahutnya cuek. "Aku mau liat keadaan Violet, dulu. Baik-baik ya jangan bunuh orang yang nggak bersalah!" David mengusap pucuk rambut Ciara, lalu mengecup dahi gadisnya itu. "Maafin aku udah nampar kamu. I love you baby." Suara berat itu tepat terdengar di samping telinga Ciara.
"Aku pergi."
"I love you more." gumam Ciara saat menatap kepergian David.
David benar-benar menyusul Violet ke UKS.
"Kenapa mencintai kamu itu semenyakitkan ini Vid?"
****
Akibat tarikan sangat erat dari Violet, kepalanya perlahan terasa sangat berat dan pusing. Pandangan disekitar tampak mulai memudar. Di tangannya ada satu tetes darah, tetesan itu semakin banyak di tangannya.
"CIARA!!" Teriak seseorang tepat berhasil menangkap tubuh Ciara yang akan terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tak Memeluk Semesta (On Going)
Novela JuvenilPerasaan yang digembok dan dibangun sekuat tembok. "Lo semesta gue. Jangan harap lo deket-deket sama cowok lain!!" Kata Ciara, David itu seperti hujan tidak bisa di prediksi kapan datang dan pergi. David cowok bermata elang dan alis tebal. David mem...