Happy reading all
***
"Kamu itu kaya hujan, gak tau kapan datang dan perginya rintikan air."
-Ciara-Brak!!
Pak Septo menggebrak meja keras seraya menampilkan wajah sangarnya ketika sepeti akan menginterogasi buronan.
Matanya memicing melihat keempat siswa-siswi di depannya berjejer mereka hanya memandangi dirinya sambil menunggu omongan pedas yang keluar dari mulut guru BK tersebut.
Mereka harus memasuki angkernya ruangan BK akibat kejadian tadi pagi yang menciptakan kerusuhan maupun ketidaknyamanan di kelas.
"Zayn, apa benar kamu yang nonjok David sampai babak belur seperti itu?" Tanya pak Septo menghampiri Zayn. Ia sedikit mendongak sebab Zayn lebih tinggi.
Sekilas Zayn melirik David yang sudut bibirnya memerah akibat luka. Zayn mengangguk. "Iya, saya duluan."
"Kenapa kamu berbuat seperti itu?" Kini pak Septo mengangkat penggaris berukuran besar yang terbuat dari kayu. Membuat Zayn menelan salivanya susah-susah, sebenarnya ia takut tapi orang tuanya mengajarkan supaya tetap tenang dalam suatu keadaan, apalagi di sana ada para gadis, namanya akan ia taruh di mana nanti.
"Kelepasan pak, rem-nya kalo lagi liat muka Davidugong suka blong tiba-tiba" sahut Zayn dengan santainya, seraya melipat tangan di depan dada.
"Ko bisa?"
"Ya bisa pak. Tadinya saya mau mukul lalat karena ganggu saya. Tapi tiba-tiba tangan saya bergerak gitu aja ke wajah si Davidugong. Alhasil dia ketampar dengan tangan suci saya ini."
Mendengar cerita abal-abal dari Zayn. David mengernyitkan matanya. Kalo David memasukkan Zayn ke kompetisi mengarang cerita. Sudah ia pastikan cowok itu akan menang.
"Dia bohong, pak!!" tolak David sambil menatap tajam Zayn seperti akan berkelahi lagi.
"Dih gue gak bohong. Ya kali cowok baik kayak gue bohong. Lo kali yang suka bohong." sindir Zayn.
"Ini semua gara-gara Ciara pak!!" Tiba-tiba Violet menyela ucapan mereka. Ciara yang tadinya hanya menyaksikan, jantungnya berpacu lebih cepat.
"Dih, ko lo nyalahin dia sih!!" Zayn tak terima harus Ciara yang Violet salahkan. Lantas cowok itu mendekat pada Ciara. David hanya diam.
"Ya jelas lah. Biang masalah kan emang ada di dia. Dia itu parasit bisa berkembang biak dengan cepat."
Mata Zayn memelas. Telinganya lebih baik di sumpal menggunakan earphone daripada mendengarkan dongeng tak berguna Violet. "Kalo Ciara parasit. Lo babinya. Biar parasit masuk dalam tubuh babi. Berkembang cepat dan lo mati. Eh maksud gue babinya!!"
Brak!
"BANGSUL!!!"
"BAPAK!!!" kompak mereka bertiga. Terkaget-kaget karena suara gebrakan meja yang nyaring. Membuat orang-orang yang sedang beraktivitas di luar mengintip pada kaca ruangan BK, termasuk kepala sekolah. Pak Septo hanya nyengir tanpa dosa pada kepala sekolah.
"Ini bukan ajang debat. Jadi bapak yang hanya bisa berbicara. Kalo kalian masih ribut bapak bakal cor mulut kalian yang lemes itu. Mau hah!!!" omel pak Septo sudah merasa pening akibat ulah siswa-siswi ini. Lama-kelamaan ia bisa gila.
"Pak, hukum aku aja. Ini salah aku ko!" usul Ciara tak mau diperpanjang.
"Kayak kuat aja lo!! Emang bisa sendiri? Emang kuat?" Kini David kembali bersuara. Ciara terbengong akan ucapan David. Setidaknya cowok itu masih perhatian.
"Udah dia aja Vid. Lo gak usah ikut-ikut dia! Gak penting!!" kilah Violet sembari memainkan tangan David kesana-kemari.
"Ngomong aja kali, kalo lo gak mau kepanasan, takut luntur kan make up lo?"
"Nanti nangesss!!" ledek Zayn.
"Lo ya!!!" Tangan Violet menggantung di udara.
"HEH KALIAN YA!!! MAU BAPAK KASIH HUKUMAM LEBIH BERAT LAGI?"
"SEKARANG KALIAN KE LAPANGAN. LARI LIMA BELAS PUTARAN!" perintah Pak Septo. Nyaris bola mata Violet, dan Zayn akan keluar mendengar hukuman tersebut.
Ciara dan David keluar dari ruangan BK untuk menjalankan hukuman sedangkan Zayn dan Violet masih merengek meminta hukuman lebih diringankan.
"Pak, saya kalo lari segitu gak kuat. Soalnya sering pingsan."
"Ya bagus itu, bikin tubuh kamu kuat," ucap pak Septo yang sekarang menatap laptop untuk mengerjakan sesuatu yang sempat tertunda.
"TUH DENGERIN. MARKONAH!!" Zayn menjulurkan lidahnya sambil pergi dari sana.
****
"Lo capek gak?" tanya David dari belakang. Ia khawatir melihat Ciara yang tampak kelelahan apalagi mereka baru saja mengelilingi lapangan sepuluh putaran. Ditambah hari ini cuacanya yang terasa panas juga.
Zayn dan Violet yang baru saja berputar lima kali sudah merasakan dada yang terasa sesak. Keduanya sempat berhenti untuk menghirup oksigen terlebih dulu.
"Ra, lo duduk di sini dulu." David membawa gadis itu untuk berteduh di tepi lapangan.
"Tapi aku belum selesai, Vid!"
"Serahkan ke gue aja." Cowok itu lanjut untuk berlari. Meski air keringat sudah bercucuran dirinya masih merasa kuat.
Ciara termenung sambik melihat David berlari. "Kamu cowok teraneh yang aku temui Vid. Kamu itu kaya hujan, gak tau kapan datang dan perginya rintikan air." ucap gadis itu dalam hati.
Violet lanjut berlari, ini kesempatannya untuk mengambil hati David. "Kenapa lo, berhenti? Gak kuat ya! Bye nanti lo lari sendirian!!"
"Zay, lo gak capek?" tanya Violet yang saat ini berada di samping.
"Nggak, kan ada yang liatin gue di sini."
"Siapa?" tanya Violet sambil mesem-mesem sendiri.
"Noh!" Netra David beralih kepada Ciara yang sedang memandangny, Violet mengikuti arah netra cowok itu
Violet memelas. "Nanti dia lari sendirian ya?"
"Nggak, gue gantiin dia lari. Gue lari jadi sepuluh putaran lagi," ungkap David to the point.
Violet ber-oh ria, tapi dalam hatinya ia sangat merutuki David.
"Nanti lo capek, Vid. Jangan!!"
"Dalam diri gue, gak ada kata capek. Asal lo tau, Gue benci sama orang yang pura-pura so kuat," ucapnya dengan tatapan kosong sambil berlari-lari kecil.
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/326584694-288-k20773.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tak Memeluk Semesta (On Going)
Ficção AdolescentePerasaan yang digembok dan dibangun sekuat tembok. "Lo semesta gue. Jangan harap lo deket-deket sama cowok lain!!" Kata Ciara, David itu seperti hujan tidak bisa di prediksi kapan datang dan pergi. David cowok bermata elang dan alis tebal. David mem...