pemakaman

339 13 0
                                    

Hari sudah mulai sore, ibu yujin sudah pulang, sekarang di pemakaman hanya ada chenle, jisung, dan lisa.

Jisung menatap lekat nisan istrinya itu, masih tak bisa menerima kenyataan bahwa yujin istrinya, cintanya, dunianya pergi terlebih dulu

Jisung menatap lekat nisan istrinya itu, masih tak bisa menerima kenyataan bahwa yujin istrinya, cintanya, dunianya pergi terlebih dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

안유진
(Ahn yujin)

"Maafkan aku hks, aku pernah ingin menjual mu pada lucas"

"Kau bahkan belum melihat aegi kita hks, kau jahat, kau jahat, kau meninggalkan ku terlebih dahulu, dulu kau berjanji bahwa kita akan menua bersama bukan??, kenapa kau malah ingkar janji!"

"Aku menyesali semuanya yujin-ah"

Sambungnya, dia menangis sekeras mungkin, chenle dan lisa yang mendengar tangisan jisung tentu bergidik ngeri, tangisanya begitu pilu dan terasa sangat... Aneh bagi chenle

Sedangkan lisa?, dia ikut terisak di samping chenle

"Hks, dia cantik sekali tuan hks, tapi kenapa dia dipanggil duluan oleh Tuhan hks"

Chenle beralih menatap lisa, dan apa-apa itu, cengeng sekali

"Sudahlah lisa!!, jangan menangis"

Lisa hanya memandang wajah chenle dengan datar

Chenle mendekati jisung dan duduk disampingnya, dia menatap lekat foto yang ada di nisan tersebut,

"Ahn yujin??, dia adalah wanita tercantik yang ku temui, kau beruntung mendapatkan wanita seperti dia!"

Jisung beralih menatap chenle, dia menyerit, dia juga tidak tau arah percakapan chenle, di tatap nya wajah itu lama dan berusaha menelan semua perkataan chenle di otaknya

"Karna??"

Jisung akhirnya tau arah pembicaraan chenle, masih dengan menatap wajah itu lekat

"Karna dia baik, dia cantik, dan juga...dia pintar dalam memasak, bukan begitu??"

"Ya, dia pandai memasak"

"Bukankah kau suka dengan masakan yujin??"

"Yak!!, kau memojokkan ku ya"

Lisa hanya bisa menganga tak percaya, lisa bergumam pelan yang pastinya tak didengar oleh mereka

"Apa mereka sudah saling mencintai lagi, tapi bagaimana bisa? Apakah karna yujin sudah mati maka dari itu mereka menjadi saling menyayangi lagi??"

Lisa bertanya pada dirinya sendiri, rasanya seolah-olah masih tak percaya dengan pemandangan dihadapanya ini

Dia lebih baik pulang dan segera beberes membersihkan rumah itu, karna dia juga belum masak

"Chenle?, dimana lisa?"

"mungkin dia pulang"

Jisung hanya ber-oh ria saja mendengar jawaban itu, beberapa menit berlalu, tak ada percakapan di antara mereka berdua sampai dimana chenle membuka suara

"Kau sudah melihat anakmu??"

"Aku sudah melihatnya, aku akan bawa kesini untuk bertemu ibunya"

"Bukan aku melarangmu, tapi sebaiknya tunggu beberapa tahun lagi, karna bayi tak baik jika dibawa ke pemakaman"

"Disini banyak orang yang sudah meninggal, yujin pasti mengerti karna dia ibunya, bukankah seorang ibu tidak mau kalau anaknya sakit?"
Sambungnya lagi

"Ahh itu benar, aku akan tunggu beberapa tahun, ku harap yujin di atas sana mengerti"

"Dia pasti mengerti!"

"Aku ingin bertanya padamu"

"Sebaiknya kita pulang dulu, malam sudah hampir tiba, katakan selamat tinggal pada yujin dan ayo pulang kerumah"

Jisung menatap nisan itu dan mengecupnya sekilas tapi penuh dengan arti,

"Selamat tinggal"

Tak lama jisung dan chenle mulai menjauh, semakin menjauh dan punggung mereka sudah tak terlihat

.

.

.

Tak lama mereka sudah sampai di rumah chenle, tadi chenle menawarkan jisung untuk menginap satu hari karna anaknya itu baru boleh dibawa pulang besok, lagian juga nnti jisung kesepian karna dirumah sendiri, chenle juga takut kalau jisung akan berakhir depresi

Chenle membuatkan teh hangat untuk jisung, dan dia juga akan mengajak jisung berbicara sebentar untuk menghilangkan rasa sedih di lubuk hatinya

Dia mendekati lisa sebentar dan bertanya

"Kau sudah makan??"

"Aku akan makan sebentar lagi tuan le"

"Baiklah, jika ada apa² panggil aku di ruang tamu"

"Ah baiklah tuan"

Tak lama terlihat chenle menuju kearah jisung dengan membawa segelas teh hangat

Dia menaruhnya di meja dan mulai percakapan agar tidak merasa canggung

"Tadi kau ingin bilang apa?"

"Aku sedang berfikir tentang nama untuk anakku"

"Bagaimana kalau park hana"
Ucap chenle mengusulkan

"Wah sangat indah, baiklah park hana"

_______

Tbc

Huhuuu, seneng bgt bisa update lagi

Tangan ini sudah gatel pengen up

Akhirnya keturunan juga hehe

Sasa nemu nama hana itu cari di Pin

Awalnya cari di google, tapi kok terlalu sulit

Akhirnya cari di Pin ☺

Typo??

Okeyy see you next time

Broken || Chenji/jichen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang