three

9 2 0
                                    


"Zay, tadi pas mau ke kantin lu tiba-tiba lari kayak orang kesetanan, kenapa?" Jasmine membuka suara di tengah kelas yang membosankan.

Bel masuk berbunyi setengah jam yang lalu dan Ezaya, jasmine dan Zahra tengah memperhatikan pelajaran yang ada.

Sebenaranya tidak seratus persen memperhatikan hanya tiga puluh persen sisanya, mengantuk.

"oh itu, biasa panggilan alam." ucap Ezaya berbohong tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya,  bisa hilang image nya sebagai Queen of jomblo.

Jasmine hanya mengangguk saja, dia dan Ezaya berada di satu meja di barisan paling belakang dekat pintu keluar benar-benar tempat yang nyaman.

Sementara Zahra gadis itu duduk paling depan,  dekat meja guru. Tunggu jangan berpikir Zahra gadis yang rajin tentu saja tidak.

Gadis itu duduk di depan hanya karna dia adalah sekretaris kelas dan juga karna penglihatan nya yang kurang baik,  berkali-kali Ezaya maupun Jasmine menyuruhnya menggunakan kacamata tapi gadis itu tidak pernah mau takut merusak penampilan katanya.

Di kelas yang berbeda Mahen tengah tertidur nyenyak di kursinya, kepalanya ia sembunyikan di balik lipatan tangan ia sudah seperti itu sejak sejam yang lalu.

Mahen seakan tak peduli dengan guru yang menjelaskan di depan, tidurnya terlalu berharga untuk diganggu.

Gedebugg!

Gubrak!

Pranggg!!

Suara gaduh yang berasal dari meja sebelah Mahen tertidur itu, membuat semua atensi orang yang ada di kelas menoleh ke belakang.

"Kean! Rayyan!" panggil bu putri selaku guru bahasa inggris yang mengajar di kelas.

Kedua siswa yang di panggil itu sontak langsung berdiri,  mereka terlihat menahan ketawa pada apa yang mereka lakukan.

"sini kalian!" Bu putri memanggil mereka ke depan,  dengan rasa kesal yang sudah menggebu hingga kepalanya keluar asap.

Ngga canda.

Mendengar ada keributan Mahen terbangun dari tidurnya saat menoleh ke samping ia terkejut, bagaimana bisa meja itu jatuh.

Dan saat ia melihat kedepan, dia menghembuskan nafas lelah.

"dua kunyuk rupanya," ucapnya lalu kembali tidur.












Bel pulang berbunyi, Ezaya dan Zahra segera menuju parkiran untuk mengambil motor mereka,  sementara jasmine pergi ke halte untuk menunggu jemputan.

Bukannya jasmine tidak bisa naik motor atau semacamnya gadis itu hanya malas membawa motornya padahal motor di rumahnya berjajar tanpa ada yang menyentuh.

"lu mau kemana dulu Zay?" tanya Zahra saat sudah memakai helm nya.

Ezaya menoleh saat Zahra mengajakmya bicara, padahal awalnya ia pikir gadis itu akan mengabaikannya hingga besok.

"langsung balik kayaknya, lagi males kemana-mana." jawab Ezaya santai dan ikut memakai helm full face nya.

Zahra mengangguk dan segera menaiki motornya,  ia membunyikan klakson untuk pamit pada Ezaya.

Ezaya heran ia merasa aneh biasanya jika baik hari ini ia yakin Zahra akan mengungkitnya entah besok atau nanti.

Tak lama setelah Zahra pergi Ezaya mendengar suara siswa lain yang memasuki parkiran, karna parkiran ini parkiran bawah tanah hanya beberapa siswa yang memarkirkan motornya di sini.

ZAHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang