thereeten

2 0 0
                                    


Pintu depan terbuka Geby masuk kakinya ia hentak-hentakan rasa marah dan cemburu masih menguasai pikirannya, ia melempar tas dan ponselnya ke sofa.

Dari arah dapur seorang wanita yang tak lagi muda berjalan setengah lari menghampiri Geby.

"udah pulang non? Mari tas nya saya bawakan." wanita tua itu mengambil tas Geby untuk ia bawakan.

Geby tak menjawab,  ia bahkan tak melirik wanita itu.

"di luar ada mobil, tapi bukan mobil papah. Punya siapa?" Geby bertanya seraya melepas rompi seragamnya ia juga melepas ikatan yang mengikat kuat rambutnya.

Membiarkan rambut hitamnya tergerai dan jatuh menutupi punggungnya.

"anu non, tadi ada dua cewe dateng nanyain non Geby. bibi bilang masih di sekolah." jawab wanita tua yang di kenal dengan nama bi Ratna pembantu yang sudah bertahun-tahun kerja di kediaman Alderic bahkan mengetahui masa kecil Geby.

Geby sontak menoleh pada bi Ratna dengan mengangkat sebelah alisnya wajah nya masih sama, datar.

"siapa?" Geby bertanya dengan nada dingin membuat bi Ratna sedikit ragu menjawabnya.

"itu non, kayaknya mah temen non Geby yang dari luar negri." jawab bi Ratna wajahnya terus menunduk tak berani menatap anak tunggal majikannya itu.

"mereka di mana sekarang, mobil mereka masih di depan berarti masih di sini?" tanya Geby sekali lagi.

"di kamar non Geby." tak lagi bertanya Geby melangkahkan kalinya menuju lantai dua rumahnya ia mempercepat langkahnya saag semakin dekat dengan kamarnya.

Pikirannya mengarah ke dua nama yang ia kenal dan ia yakini mereka lah yang datang, saat bi Ratna menyebut luar negri.

Ceklek!

Geby membuka pintu dan masuk ia berjalan mendekat pada keduanya yang tengah rebahan di kasurnya.

Ia tahu siapa keduanya tapu yang membuatnya bingung bagaimana dan mau apa mereka di sini.

"kok bisa disini?" pertanyaan Geby membuat kedua gadis itu bangun dari rebahan masing-masing, seraya menatap Geby.

Kedua gadis itu memiliki penampilan yang berbeda, satunya berambut silver dengan kulit berwarna putih pucat serta pakaian yang cukup terbuka sebuah rok sepaha dengan atasan kaos yang sepertinya kekecilan.

Sementara yang satunya lagi berambut hitam kemerahan sepunggung, ia menggunakan dress berwarna hitam selutut, mereka berdua sama-sama memakai  sneakers.

"hai princess, how are you?" gadis berambut silver itu bertanya.

"why you here? Are you need something from me?" Tanya Geby.

"we here for help you." kini gadis berdress hitam itu yang menjawab.

"lo gak mau nyambut kita nih? Kita abis perjalanan jauh lho, Amerika ke indonesia tuh gak sebentar." protes si rambut silver.

Geby menarik nafas dan membuangnya perlahan, ia melupakan sebentar semuanya yang memancing emosinya, ia berjalan mendekati keduanya dan merentangkan tangan lalu memeluk mereka.

"Welcome to jakarta, Shellyn dan  Alea."















"aww aww, sakit Rayy pelan-pelan kek!" protes Mahen saat Rayyan dengan kuat menekan luka di pipinya.
"ya lagian elu sih, gimana ceritanya coba bisa di keroyok orang gitu?!" Rayyan menjawab tak kalah kesal.

"ya mana gue tau, mereka yang mulai." Mahen semakin meringis saat luka-luka di wajahnya dengan sengaja Rayyan tekan.

"cemen lu Hen, gitu doang nangis. Tapi itu gimana ceritanya sih lu bisa di keroyok, lu punya musuh? Lu kenal mereka?" Kean ikut membuka suara sembari memakan kue kacang di atas kasur Mahen.

ZAHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang