four

9 2 0
                                    

Tok Tok

Ryan masuk tanpa permisi saat tak ada satupun jawaban dari ketokan pintunya, ia masuk dan mendapati Ezaya yang tengah tengkurap sembati bermain game di handphonenya.

"Zay, masih marah?" tanya Ryan sembari mendekati kasur dan ikut merebahkan diri di sana.

"menurut lo?" tanya Ezaya balik

Ryan menidurkan kepalanya pada punggung Ezaya yang tengah tengkurap itu dan memainkan boneka kecil yang ada di kasur.

"gak papa si, tadinya mau gue ajak balapan. Tapi kalo elu nya masih marah yaa.. Gak jadi juga, oke" ujar Ryan membuat jiwa LAKIK Ezaya bangkit seketika.

"dimana? Kapan?" tanya Ezaya masih terkesan cuek.

"di tempat biasa, besok sore. Tapi karna lu masih marah keknya gak jadi deh balap-" ucapan Ryan terpotong saat Ezaya bangun dan duduk.

"gue gak marah" ucapa Ezaya cepat.

"tapi hadiahnya apa?" tanya Ezaya.

Ryan bangun dan ikut duduk di hadapan Ezaya, ia tampak berpikir.

"yang menang boleh minta apa aja" jawaban Ryan membuat Ezaya semakin tidak sabar tapi gadis itu masih bisa menyembunyikan raut senangnya dengan cara mendatarkan wajahnya.

"kalo gue kalah?" tanya Ezaya lagi ia mewanti-wanti takut jika ia tidak menanyakan nya dulu saat ia kalah nanti Ryan akan memberikannya hukuman semena-mena.

Contohnya dulu saat mereka balapan untuk pertama kali Ezaya kalah, dan Ryan menyuruhnya untuk menjadi babu selama satu minggu.

Sejak saat itu Ezaya bersumpah ia tidak akan membuat Ryan menang lagi, dan benar saja di balapan berikutnya ia selalu menang.

"gampang, lu pijitin gue" jawab Ryan pada akhirnya.

"oke, deal" mereka berjabat tangan layaknya orang sedang melakukan kerjasama besar.













Di sekolah

"Zay, lu bawa baju ganti gak? Ke mall yuk pulang sekolah kita nobar kalo gak main Time zone gitu. Mumet banget soalnya gue" ujar Zahra dari meja depan.

"gak bisa, gue gak bawa baju ganti." jawab Ezaya sembari memakan ciloknya.

Zahra mendekati mejanya, dan menarik kursi lain untuk duduk.

"kenapa? Biasanya lu paling getol kalo soal beginian," ucap Zahra sinis baru kalo ini Ezaya menolak ajakannya, ia jadi sedikit kesal.

"gue ada janji balapan sama Bang Ryan, jadi gak bisa" ucap Ezaya kembali menyantap ciloknya.

"sore ini?" tanya Zahra dan hanya di angguki oleh Ezaya.

Kringggg kringggg

Suara bel pulang pertanda sekolah telah usai, Ezaya segera menghampiri motornya di parkiran bawah.

Tak jauh darinya Zahra dan Jasmine juga menghampiri parkiran, keduanya melambaikan tangan saat motor Ezaya melesat di hadapan mereka.

"Min, pulang bareng gue yuk!" ajak Zahra.

"boleh tapi bawa motornya pelan-pelan ya, jangan bikin gue jantungan!" ucap Jasmine mengingatkan.

"kalem lagian gue juga bawa scoopy hari ini, ninja gue lagi istirahat di rumah." ujar Ezaya seraya menaiki motornya serta memberikan helm tambahan untuk Jasmine.

Setelahnya mereka berdua pergi entah kemana hanya Zahra yang tau.
















Ezaya sampai di rumah dan bergegas masuk, ia membuka kamar Ryan tanpa mengucapkan salam ataupun mengetok.

ZAHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang