five

7 1 0
                                    


Kringgg

Kirnggg

Suara bel pulang telah berbunyi, menggema di seluruh sekolah membuat semua siswa maupun siswa SMA Cakrawala berdesak-desakan di pintu keluar.

Tak jauh berbeda dengan Zahra dan Jasmine yang ikut terdorong dan terjepit di antara zombie anak sekolah ini.

Sedangkan Ezaya gadis itu sudah menghilanh bahkan saat bel baru di bunyikan, entah kemana gadis itu pergi.

"lu beneran mau nemuin dia pulang sekolah?" tanya Rayyan, ia sadar masih ada gurat kemarahan di wajah Mahen ia hanya takut itu membahayakan Mahen karna ia sangat mengenal Mahen jika pemuda itu marah.

"iya," hanya jawaban singkat yang keluar, dan setelahnya Mahen melesat tanpa peduli siapa di depan maupun di belakangnya.

"ikutin gak?" tanya Kean yang baru datang dengan es cekek di tangannya.

"iyalah, kayak gak tau aja Mahen kalo lagi marah kek mana. Udah yok cepetan!" Rayyan menaiki motornya dan dengan cepat menyusul Mahen,  meninggalkan Kean dengan es cekek nya.

"ikut gak ya?" tanya Kean pada dirinya sendiri.

"ikut ajalah gabut." dan dia menjawab nya sendiri, aneh.

Tanpa mereka sadari gerak gerik mereka sejak tadi di awasi oleh sesorang dari ujung lorong parkiran.















"Ezaya kemana?" tanya Zahra saat sadar satu cunguk nya tak ada di sana.

Jasmine hanya mengangkat bahu tak peduli, ia hanya ingin bernafas lega setelah berhimpitan tadi.

"mana gue tau, dari awal bel bunyi juga tuh bocah dah ngilang kayak setan. " jawab Jasmine sembari duduk lesehan dengan kepala bersandar pada pillar parkiran.

"kok gak bilang sih kalo mau pulang duluan, jadi kita cari atau tinggal nih?" Zahra menatap jasmine yang masih anteng di bawah.

Jasmine mendongak,"tinggal ajalah, lagian gak mungkin juga dia balik lagi ke sini nanti."

Jawaban Jasmine masuk akal akhirnya Zahra memutuskan untuk meninggalkan parkiran sekolah dan pulang.

Dengan jasmine di boncengannya tentunya.

Sejak meninggalkan teman-temannya dan pergi tanpa pamit Ezaya merasa bersalah tapi tidak mungkin bilang pada temanya kemana ia akan pergi.

Saat di kelas tadi mendengar siapa yang ribut namun tak peduli, tetapi setelah tau mereka akan melanjutkannya di luar rasa penasaran dan cemas datang bersamaan.

Tepat saat jam pelajaran berakhir dan bel berbunyi Ezaya keluar duluan dan meninggalkan Zahra serta Jasmine yang pasti akan kebingungan mencqri nya.

Ezaya menarik gas motornya kencang dan melesat di jalanan membelah jalan ibu kota, tas sekolah nya masih menempel di punggungnya begitupun seragamnya hanya saja rok nya sudah berganti menjadi celana jeans hitam dengan bagian dengkul yang sobek.

Mahen memarkirkan motornya di pinggir lapang, tak lama setelahnya Rayyan dan Kean datang dengan motor mereka masing-masing.

Mahen melepas almet nya dengan kasar ia juga mengedorkan dasinya dengan cara di tarik lalu melempar tasnya sembarangan.

"Hen tahan dulu, jengan emosi!" lagi Rayyan mengingatkan.

"gak bisa Ray, gua udah gak bisa sabar!" jawab Mahen terus mendekat ke arah lapang di sudah ada lebih dari lima orang dengan beberapa senjata menyambut mereka.

ZAHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang