Jam istirahat pun tiba. Belum sempat Qyara membereskan buku diatas mejanya. Dia langsung dicerca habis-habisan oleh Keisha. “Lo kenapa gak cerita kalo pindah ke Jakarta? Terus sekolahnya di sekolah yang sama kayak gue lagi. Lo bener-bener ya! Lo anggep gue apa? Katanya sahabat kenapa persoalan kayak gini aja lo nggak kasih tau gue? Pokoknya gue sebel banget sama lo Ra!” gerutu Keisha sambil menyilangkan tanganya di atas pinggang.
Qyara terkekeh kecil dan merapatkan tanganya di dada. “Ampun Kar! Hahaha,” tawa Qyara. “Gue emang sengaja. Gue mau kasih surprise buat lo. Lo kaget kan? Seneng gak lo? Pasti
seneng kan secara sahabat lo yang cantik ini satu sekolah sama lo,” lanjut Qyara kepedean.
“Pede banget lo!” Keisha tidak dapat menyembunyikan perasaan senangnya terlebih sahabatnya pindah ke sekolah yang sama dan sekelas dengannya. Keisha mengulum senyumnya senang dan memeluk Qyara. “Gue seneng banget lo pindah sini. Awas aja loh kalo nggak cerita alesan lo kenapa pindah kesini. Pokoknya gue mau tau detailnya,” cerca Keisha. Qyara membalas pelukan Keisha dan tersenyum. “Iya, bawel!”
Keisha melepaskan pelukanya dan mengedarkan pandanganya kepada kedua temanya yang memperhatikan mereka dari tadi. “Oh iya, ini temen-temen gue Ra. Ini Risa dan Nadia,” kata Keisha memperkenalkan temannya satu persatu.
“Hai semua gue Qyara salam kenal ya.” Qyara tersenyum sambil melambaikan tangan dan dibalas lambaian tangan oleh keduanya.
“Ra lo yang tadi sama kak Arya kan?!” Keisha menyenggol bahu Risa pelan. Baru saja kenalan udah ditanyain tentang itu. “Ya kan gue penasaran. Nggak apa-apa kan Ra gue tanya?” Tanya Risa.
“Nggak apa- apa kok. Gue emang kenal sama Kak Arya,” balas Qyara.
“Kenal aja atau kenal banget?” tanya Nadia.
“Kenal aja.”
“Kok bisa ya? Soalnya kak Arya orangnya nggak gitu,” ungkap Risa bingung.
“Nggak gitu, gimana?” tanya Qyara penasaran.
Keisha melihat jam tanganya. Sudah 10 menit berlalu sejak bel istirahat berbunyi. Jika diteruskan mereka pasti tidak bisa istirahat di kantin. “Nanti aja Ra kita ceritain di kantin aja sambil makan. Lo pasti laper kan?” tanya Keisha dan dibalas anggukan oleh Qyara dan semua teman-temannya.
Sesampainya mereka di kantin dan sudah memesan makanan. Qyara yang sejak tadi sangat penasraan dengan Arya segara bertanya pada Risa. “Ris, kak Arya kenapa?” tanya Qyara penasaran.
Saat Risa hendak menjawab suara teriakan mulai menggema di kantin. Semua mata tertuju pada lima orang laki-laki paling populer di SMA Nusantara. Mereka berjalan beriringan bak model sambil menebar pesona.
Ditengah ada Arya cowok nomor satu yang jadi incaran semua cewek di sekolah.
Disamping kirinya ada Raga cowok petakilan tapi nggak kalah ganteng dari Arya, gaya rambut messy hair dengan sedikit ikal yang membuat tampillanya messy look, hidung mancung dan iris mata hijau yang membuat daya tarik Raga tidak kalah jauh dari Arya.
Disebelah Raga ada Bima, cowok satu ini sih nggak kalah jauh dari Raga penampilan dan petakilannya, tapi dia lumayan bisa jadi cool sih lebih tepatnya sok cool. Bima tersenyum miring melihat banyaknya kerumunan yang mengelilingi mereka. Dia menyibakkan rambut model two-block haircut-nya ke belakang, trik yang satu ini bener-bener bisa membuat cewek - cewek disana tergila -gila.
Di sebelah kiri Arya ada Dimas. Cowok tinggi, beriris coklat, dengan model rambut mullet hitamnya adalah biangnya kalo masalah petakilan, dia rajanya. Si cowok ganteng yang humoris dan konyol ini selalu menjadi pemecah keheningan diantara mereka. Menjadi pusat perhatian sangat membuatnya semakin ingin bertingkah konyol. Dia berjalan seolah menjadi seorang model sambil mengerlingkan sebelah matanya. Hal itu semakin membuat cewek - cewek meneriakki namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arya & Qyara
RomanceArya adalah cowok paling ganteng dan cuek satu sekolah yang mempunyai masa lalu kelam hingga ia tidak percaya pada cinta. Hingga Qyara datang menjadi tunangannya. Qyara sangat menerima pertunangan itu karena terpesona pada kegantengan Arya. Tapi Ary...