Ketika berita perjodohan Qyara dan Arya diketahui bukan hanya oleh Keisha tapi juga oleh Nadia, Qyara akhirnya menceritakan semuanya.
Mereka terkejut apalagi Nadia, ternyata Dimas tidak sok tahu seperti yang dia pikirkan.
Qyara bukannya tidak ingin jujur pada mereka, tapi dia baru dekat dengan mereka kecuali Keisha dan ini adalah masalah yang agak sensitif bagi Arya. Dia tidak ingin Arya semakin menjauh darinya. Dia mengaku sudah berpacaran saja, Arya menunjukkan raut wajah tidak suka, apalagi teman-temannya tahu mereka dijodohin.
Tetapi, ia lega akhirnya ia tidak perlu lagi menutupinya dan Qyara juga sudah berpesan pada teman-temannya untuk menyembunyikan tentang itu.
Hari-hari berlalu dengan segala cara yang dilakukan Qyara untuk membuat Arya jatuh cinta padanya, dan Arya yang membuat Qyara membencinya atau setidaknya menghindar.
Qyara berjalan menyusuri lorong. Ketika ia hendak ke perpustakaan untuk mencari Arya, ia mendapati sosok Arya tengah berjalan berdampingan dengan Gita, atau lebih tepatnya Gita yang mengekor pada Arya.
Qyara cemberut melihat pemandangan itu, ia mengepalkan tangannya. “Ih ngapain sih deket-deket si Gita Gita itu,” gumam Qyara.
Qyara berdiri di balik pilar besar agar ia tidak terlihat dan mencoba mengamati seraya menguping pembicaraan mereka.
Gita berjalan cepat kearah Arya yang sudah mulai menjauh dari pandangannya.
“Ar tungguin,” kata Gita sambil menyamakan langkah mereka.
Arya menoleh sebentar dan menghiraukan panggilan Gita.
“Arrrr,” teriak Gita. Ia tersandung tali sepatunya sendiri, alhasil ia menabrak punggung Arya.
Ketika Gita menabraknya, Arya agak oleng tetapi dia bisa memposisikan kembali badanya sehingga mereka tidak tersungkur ke lantai.
“Awwww,” rintih Gita.
Arya berbalik dan melihat Gita mengusap lengannya. “Lo apa – apaan sih!” bentak Arya.
“Gue kesandung tali sepatu gue,” ucap Gita. “Ar tolong iketin, gue gak bisa iket tali sepatu,” lanjut Gita sambil memperlihatkan muka memelas.
“Iket sendiri! Manja banget sih lo!”
“Tangan gue sakit.”
“Bukan urusan gue!”
Gita menghela napasnya, ia harus mengeluarkan trik yang pasti tidak akan membuat Arya menolak. “Ar lo harus iket tali sepatu gue, dibelakang lo ada Qyara lagi ngintip,” ucap Gita.
Arya menghela napas berat. Ia memang ingin menghindari Qyara, tapi dengan cara seperti ini juga bisa membuat Gita salah paham dan besar kepala, tapi mengingat hubungannya dengan Qyara yang harus cepat-cepat ia tuntaskan, ia terpaksa menuruti Gita.
Ia menunduk dan mengikatkan tali sepatu Gita. Setelah selesai, ia menatap tajam ke arah Gita yang tersenyum lebar ke arahnya.
“Gue gak perlu lagi bantuan lo! Gue bisa sendiri!” bentak Arya sambil berlalu pergi dan masuk ke toilet pria agar Gita tidak mengejarnya lagi.
Gita tersenyum miring melihat perlakuannya tadi. Ia merasa menang apalagi ia melihat sosok Qyara yang sedang mengamati mereka. Ia melihat ke arah Qyara sambil membentuk huruf L dengan jemarinya.
“LOSER!” gumam Gita pada Qyara dan berlalu pergi.
Qyara melihat semua kejadian itu. Matanya melebar dan rahangnya mengeras. Dadanya berdetak tidak karuan dan hatinya terasa sakit melihat Arya yang perhatian pada cewek lain dan cewek itu Gita. Apalagi, Gita dengan sengaja mengatainya “LOSER” dan memperlihatkan wajah kemenangan.
“ANJIRRR!!” umpat Qyara sambil menghentakkan kakinya. Qyara berjalan ke arah toilet dan menunggu Arya di depan pintu toilet. Ia sangat butuh penjelasan sekarang ini.
“Mesra banget tadi!” kata Qyara ketus ketika melihat Arya keluar dari toilet.
Arya melirik ke arah sumber suara. Ketika melihat Qyara yang menatapnya tajam , ia memutar bola matanya sebal dan berjalan menjauhi Qyara.
Qyara yang melihat itu langsung menarik lengan Arya dengan sekuat tenaganya dan mendorong Arya ke dinding. Arya terkejut melihat Qyara yang berani mendorongnya dengan kekuatan yang lumayan kuat.
Qyara menempelkan tangan kanannya ke dinding, ia menjinjit agar tingginya sedikit menyamai tinggi Arya. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Arya dan kini jarak mereka hanya 10 cm.
Iris hitam Arya dan iris coklat Qyara bertemu, membuat Qyara jadi gugup. Apalagi ia dapat dengan jelas merasakan hembusan napas Arya yang seketika membuat Qyara merasakan hawa panas di sekitarnya.
Ia menelan ludah, dadanya berdetak cepat menghadapi suasana canggung ini. Qyara merasakan dunia berhenti seketika, ketika ia berada sangat dekat dengan Arya. Ia yang melakukan itu tetapi ia yang tidak siap menghadapinya.
Melihat Qyara yang hanya diam, membuat dahi Arya berkerut. “Lo ngapain?” tanya Arya bingung.
Qyara tersadar dari lamunannya, ia menjauhkan tubuhnya dan memegang dadanya yang masih berdetak cepat. “Gila! Degdegan banget gue!” batin Qyara.
“Lo kenapa sih?” tanya Arya sambil menyilangkan tangannya di dada.
“Hah?” Qyara mengatur napasnya. “Kok aku yang kenapa? Kakak tuh yang kenapa?,” lanjut Qyara ketika sudah dapat kembali mengontrol perasaannya.
“Gue? Emang gue kenapa?”
“Ihh, itu deket – deket sama si Gita, terus iket sepatunya lagi. Aku cemburu taukkk,” rengek Qyara sambil mendengus sebal.
“Siapa yang deket-deket? Dia yang deketin gue. Gue biasa aja.”
“Ya terus, kenapa iket sepatunya?” tanya Qyara tidak terima.
“Ya karna kalo nggak gue iketin dia ngekor terus, entar jatoh lagi terus kena gue lagi” jelas Arya, sedikit berbohong.
“Ya kan dia bisa iket sendiri,”
“Kata dia nggak bisa, terus tadi gue liat tangannya biru. Kayaknya emang sakit,”
“Ya kan dia bisa akting kesakitan gitu. Dia kan drama queen,” beber Qyara.
“Serah deh! Lo bawel banget!” Arya berjalan meninggalkan Qyara. Melihat itu Qyara menyusul Arya sambil terus mengomel. Arya semakin mempercepat langkahnya seraya menutup telinga dengan kedua tangannya.
Aku benci melihatmu perhatian pada perempuan lain, yang harusnya kamu perhatiin itu aku, cuma aku!
***
To be continued
Happy reading :)
Jangan lupa vote dan komen ya teman teman
KAMU SEDANG MEMBACA
Arya & Qyara
RomanceArya adalah cowok paling ganteng dan cuek satu sekolah yang mempunyai masa lalu kelam hingga ia tidak percaya pada cinta. Hingga Qyara datang menjadi tunangannya. Qyara sangat menerima pertunangan itu karena terpesona pada kegantengan Arya. Tapi Ary...