Mission

132 21 19
                                    

Boleh dong minta Vote dan Feedback-nya di akhir cerita nanti. Jangan pelitlah, pencet bintang itu gak bayar dan gak disuruh mikir kayak bikin cerita koq!

*
*
*
*
*

"Jiyong, ada tugas untuk mu malam ini," ucap Seung Hyun mematikan rokoknya yang sudah hampir habis di asbak.

Jiyong tidak menggubris Seunghyun, matanya hanya menatap ponselnya entah sedang ada urusan apa didalam sana.

"Hoi, kau dengar tidak?" panggil Seung Hyun lagi merasa terabaikan.

"Dengar Hyung! Aku dengar. Jadi, di mana tugasnya?" jawab Jiyong masih sambil bermain.

"Kau bersiap saja. Pergi ke gedung A. Si tua bangka itu akan menghubungimu soal tugasmu," Seung Hyun menjelaskan.

Jiyong mengangguk sebagai tanda dia dengar dan mengerti.

...

Malam tiba seperti yang Seung Hyun katakan, Jiyong telah bersiap di posisinya. Sebenarnya tugas kali ini dia tak sendirian, ada beberapa pasukan khusus yang sudah standby di tempat masing-masing, tetapi tugas kali ini Jiyong yang memimpin.

Terdengar bunyi senjata yang sedang dipersiapkan dan akan segera digunakan nanti. Mata elangnya kini mencari target di antara orang-orang yang dilihat sedang melakukan aksi transaksi ilegal di sebuah pelabuhan.

"Jiyong, kau bisa mendengarkanku?" tanya seseorang melalui alat komunikasinya.

"Tentu saja aku bisa mendengar jelas suaramu Tuan Yang dan sekarang aku sudah berada di posisiku," jawab Jiyong.

"Bagus. Buka telingamu dan ikuti aba-abaku ketika mereka keluar dari gudang itu," perintah Tuan Yang.

Bagi Jiyong, ini tugas yang cukup berat karena langsung diperintahkan oleh Tuan Yang sekaligus Big Bossnya dan tuan yang sangat mempercayai Jiyong di setiap misinya.

...

"Hyung, kau harus pulang dengan selamat. Aku menunggumu di rumah."

Terngiang sebuah kalimat manis dari seorang pria yang dicintai Jiyong dan itu menjadi satu-satunya kata penyemangat setiap kali dia melakukan pekerjaan yang bisa merenggut nyawanya kapan saja.

"seungri tunggu aku kembali sayang ku," monolog Jiyong dalam pikirannya

Jiyong sudah memberikan kode kepada beberapa pasukan yang sudah siap di tempat masing-masing.

"Fuuuh ... aku siap!" Jiyong membatin.

"Bos ... target sudah keluar!" ucap Jiyong pada alat komunikasinya.

"Ikuti perintahku! Arah jam 9, apakah matamu sudah melihat targetnya?" Big Boss mengarahkan Jiyong.

"Ya, Bos!" jawab Jiyong sangat yakin.

"Di sebelah kiri memakai kemeja itu-" ucap Big Boss.

Arah senjatanya mengarah ke tempat sesuai perintah, target sudah tepat sasaran.

cklik

DOR  DOR  DOR!!

Sebuah smirk terpajang puas di wajah Jiyong. Berarti tugasnya sudah selesai.

"-dia anakku. Kau harus melindunginya dari orang-orang itu!"



















"Eh?"

"What the ... Mampus aku!" batin Jiyong sekali lagi.






















"Dia anakku satu-satunya. Kau harus melindunginya!"

Telinganya tak salah dengar, orang yang dia tembak adalah anak bosnya. Jiyong diam, pelan-pelan meletakan senjatanya dengan lembut dan wajah penuh senyuman

"Halo? Jiyong?"

Jiyong mengambil hpnya dan menelpon Seung Hyun Hyung.

"Hyung, kalau kau bertemu Seungri katakan aku mencintainya. Aku mau pemakamanku di samping rumahku sendiri, dengan 5 lilin di sebelah kanan, tujuh lilin di sebelah kiri dan sewa fotografer ternama agar hasil wajahku di dalam peti tetap tampan dan gagah, agar Seungri tidak selingkuh. Jangan lupa aku harus memakai baju PMO agar tetap swag walaupun rohku sudah di dunia Akatsuki dan juga jangan kau menyentuh barang barang berhargaku," pesan Jiyong pada orang kepercayaannya.

"Hehehehe ... selamat tinggal hidupku yang keren ... aigoo ..." gumam Jiyong sendirian.

Jiyong dengan santai menghubungi Tuan Yang lagi.

"B-bos ... ehehehe ... kau bosku yang paling tampan dariku," puji Jiyong, "anu ..."










































































"YAAAAAKKKKK KWON JIYOOOOONGGGG!!!!!"

"AKAN KU BUNUH KAUUUU!!!!"







-End-







Written by Mipanpanda

Symphony of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang