"Ppalgan mat gunggeumhae Honey
Kkaemulmyeon jeomjeom nogadeun strawberry geu mat ... koneo kaendi syap chaja bwa Baby na na na na nanananaaa yeoreum geu mat woooowwwww!!*Lagu Red Flavor by Red Velvet berkumandang kencang menggema seisi mobil di mana si pendengar menyetir dengan asyik sambil menggoyangkan kepala dan sedikit meliuk-liukkan badan kurusnya. Terlihat Kwon Jiyong dengan perasaan yang sangat riang gembira mengembangkan senyum seakan ada bintang kelap kelip berkilau menghiasi wajahnya.
Dia senang dikarenakan hari ini dia bersama istrinya akan mempunyai waktu berdua. Kedua suami-istri ini sedang taruhan saat pertandingan Piala Dunia Korea Selatan vs Portugal. Jiyong sebagai pendukung garis keras Korea sangat antusias sepanjang pertandingan begitupun dengan Seungri. Tapi, Seungri berbanding terbalik untuk kali ini. Dia lebih memilih Portugal, berbeda dengan suaminya. Di saat itulah taruhan dimulai.
"Oke, Hyung! Bagaimana kalau kita taruhan, kalau kau kalah aku boleh minta apapun yang aku mau dan kau tak boleh menolak. Kalau aku kalah ya sebaliknya," tantang Seungri.
"Kau yakin, Baby?" Jiyong menoleh detik itu juga saat tawaran akan tantangan Seungri terlontar.
"Ya, sangat yakin 100000%!!" jawab Seungri semangat.
Terpampanglah smirk khas Kwon Jiyong saat mendengar taruhanya. Menarik sekali pikirnya.
"Kalau kau kalah Baby ...," Jiyong menjeda.
Perlahan Jiyong mendekatkan tubuhnya ke Seungri lalu berbisik tepat di telinga Seungri
"Aku ingin kau sayang. Bagaimana kalau bercinta sampai pagi, hm?" tantang Jiyong sambil meniup telinga sang kekasih hidupnya.
"Yak! Kau gila?!!" protes Seungri membayangkan bagaimana dirinya digarap sang suami hingga pagi. Oh, bisa-bisa dia tak bangun dari kasur selama satu hari. Suaminya kelebihan hormon kalau soal ranjang.
"Oh, ayolah Babyyy ... kau yang menawarkan taruhan! Aku bebas meminta apapun tanpa pe-no-la-kan," tekan Jiyong dalam setiap perkataannya.
"Hahhh ... baiklah! Aku juga yakin Portugal yang akan menang di pertandingkan ini." Seungri pasrah. Bodoh memang mengajak suaminya taruhan.
"Ckck ... kau terlalu percaya diri."
Dan, ternyata Seungri harus mengubur dalam kepercayaan dirinya karena dia hanya terdiam dengan wajah masam melihat Jiyong yang melompt kegirangan atas menangnya Korea Selatan di pertandingan.
"Wooohoooo Sayang! Ayo, kita main sekarang!" ajak Jiyong semangat.
"Apa?" Seungri pura-pura tuli.
"Kita main sekarang. Kau harus bayar taruhannya!" Jiyong menagih janji tak sabar.
"Sekarang?" Seungri mengulur waktu.
"Iyalah. Ayo! " jawab Jiyong sambil membuka kaos oblongnya memperlihatkan dada telanjangnya. Padahal mereka sedang di ruang tengah apartemen. Ya, tak masalah toh cuma mereka berdua. Tak ada jawaban dari Seungri, langsung saja Jiyong mendekati Seungri dan mencium bibirnya.
"Umphh H-Hyung, tunggu!" Seungri menahan tubuh Jiyong.
"Ada apa lagi eoh?"
"B-bagaimana kalau besok? Besok 'kan kau pulang cepat, kita lakukan besok sampai kau puas," tawar Seungri.
"Ck, ayolah ... kau pasti akan kabur! Aku tak suka Sayang!" tuding Jiyong.
"Aku tak akan kabur Hyung," bujuk Seungri.
"Ah, omong kosong! umpat Jiyong langsung melumat bibir Seungri tanpa permisi dulu.
"Hmmphh!!" Seungri yang terkejut langsung mendorong badan Jiyong untuk menjauh. "Ah, aku ... aku akan memakai baju sexy yang kau beli. Bagaimana?" tawar Seungri sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Symphony of Life
RandomHidup bagai sebuah simfoni Hidup bagai panggung sandiwara Hidup bagai pelangi yang memiliki warna Hidup adalah Hidup Apapun yang terjadi, tolong jangan lupa napas. Karena napas itu gratis! Manfaatkan! #1st published on 14 November 2022