14

288 26 1
                                    

"Hah? Sudah itu saja?"

"Hm" deham Chris menjawab pertanyaan Yeji, "ITU SAJA?! BENAR-BENAR HANYA ITU YANG KAMU PERLUKAN DARIKU?!" ulang Yeji.

"Aku tidak butuh apapun lebih dari itu" jawab Chris mengangkat bahu. "OH AYOLAH PAK TUA. AT LEAST ENTERTAIN ME A LITTLE BIT!! DARI SEMUA HAL YANG BISA KAMU DAPATKAN DARIKU KAMU HANYA INGINKAN ITU? MEMBOSANKAN!!"

"Aku tidak memerlukan hal-hal besar untuk menjalankan misi ini!! Ini baru awalan saja!!!"

"ITU DIA! BUKANKAH LEBIH MENYENANGKAN JIKA MEMULAINYA DENGAN LEDAKAN?! TUNJUKAN PADANYA KAU TIDAK MAIN-MAIN LAGI!!"

"ITU HANYA AKAN MENARIK PERHATIAN!! SEBISA MUNGKIN AKU TIDAK MAU MELIBATKAN RAYKAT DALAM SEMUA INI!!"

"KAMU MEMBOSANKAN SEKALI!! LEDAKAN SAJA MARKAS DIA SEKALIGUS!! BUKANKAH LEBIH MUDAH DAN MENYENANGKAN SEPERTI ITU?!"

"KALAU MAU BALAS DENDAM YA HARUS DILAKUKAN DENGAN PERLAHAN DAN MENYIKSA!!"

"HAH! PEMIKIRAN MACAM APA ITU?"

"...kalian tidak ada niat menghentikan mereka?" tanya Felix kepada rekan-rekannya. "Tidak" jawab mereka bertiga serempak. Hyunjin sibuk bermain lempar tangkap dengan sebuah granat, Seungmin sibuk dengan laptopnya dan Changbin sedang sibuk mengelap sebuah busur.

Felix hanya bisa menghela nafas dan lanjut menonton perdebatan mulut antara Chris dan Yeji. Berawal dari kalem hingga beru jung menjadi saling ngegas. Ya, sebenarnya ini pemandangan yang biasa jika Chris dan Yeji bertemu.

Tapi biasanya Mikyung akan menjadi penengah di antara mereja sehingga komunikasi bisa dilakukan dengan lancar dan cepat. Pola pikir Chris dan Yeji begitu bertolak belakang, namun anehnya mereka masih bisa akur (Kalau mau).

"FOR F*CKSAKE JUST GET ME THIS THINGS ON THE LIST CAIPIRINHA!!!" umat Chris kesal membanti secarik kertas beserta tangannya ke meja. "THINGS WOULD BE BETTER IF YOU LISTEN TO MY ADVICE YOU OLD MAN!!"

"I DON'T NEED THEM!! I HAVE MY OWN PLAN AND MY OWN WAY! JUST LISTEN TO ME AND PROVIDE THIS THINGS!!!"

"I DO BUSSINESS WHEN IT'S FUN CHRIS. THIS IS NO FUN AT ALL FOR F*CKSAKE!!"

Umpatan demi umpatan berujung mereka lempar pada satu sama lain, jika dibiarkan lebih lama lagi mungkin perang dunia ke III bisa terjadi.

"Hyunjin, tidak bisakah kamu... you know... menenangkan Yeji?"

"Ogah"

"Changbin hyung?"

"Sibuk"

"Seung?"

"Badanku sedang sakit semua, jangan minta aku pasang badan melerai mereka. Tulangku bisa remuk"

Felix mulai memijat pelipisnya, ayolah mereka semua sama sekali tidak membantu. Felix menghela nafas berat dan panjang, "Sudahlah" pemuda berfrekles itu kemudian memilih untuk keluar ruangan saja.

Kalau berada di dalam sana lebih lama lagi gendang telinganya bisa pecah lama-lama.





~ 𝕸𝖆𝖋𝖎𝖆 ~






"Ekhem....hem...khem!! Aaa.. aa. a" Chris berdeham berkali-kali, memegang tenggorokannya yang terasa tak nyaman. Dia terlalu banyak berdebat saat ribut dengan Yeji tadi.

"Kau baik baik saja pak tua?" sahut Felix dengan jenuh, Chris tidak menghiraukannya. "Seungmin, info apa saja yang sudah kamu dapatkan?" tanya Chris cuek.

Seungmin mulai mengetik-ngetik dilaptopnya dan menyambungkan layar laptopnya pada layar tv bigscreen yang ada di dalam ruangan.

"Well, berdasarkan info dari agen-agen kita mereka menemukan salah satu anak buah kepercayaan Martell, NK. Di salah satu jalan yang ada di Berlin, tak hanya NK, beberapa Anak bah lainnya juga beberapa kali terlihat di tempat-tempat umum. Seperti yang kita ketahui sendiri, Martell tidak mungkin berkeliaran tanpa anak-anak buah kesayangannya, jadi bisa disimpulkan.."

"That sh*thead is in Berlin right now" sahut Changbin.

"Then it is settled, we're going to Berlin" ucap Chris, pria itu kemudian beranjak keluar ruangan menuju ke kamarnya meninggalkan tim yang sudah mengerti dan memulai persiapan untuk mereka berangkat ke Berlin.

"Minho" panggil Chris sembari mengetuk pintu kamarnya, tidak ada jawaban. Chrispun memutuskan untuk langsung masuk saja, ternyata pemuda manis itu tengah tertidur lelap dengan posisi menyamping di atas kasur.

Senyuman tipis terukir di wajah rupawan Chris yang tampak lelah. Pria itu kemudian duduk di kursi yang terletak di samping kasur, sebelah tangannya terangkat membelai pipi halus pemuda yang terlelap.

"Mmhh....Chan?" pemuda kucing itu perlahan membuka matanya, tampak Chris denna muka lelah dan tubuh terbalut kemeja hitam dengan dua kancing atas terbuka lebar.

"Hey... did I wake you up?"

"Mmmhm" deham Minho sambil menggeleng menjawab pertanyaan yang lebih tua. Perlahan ia mengubah posisinya menjadi duduk dan mengusak matanya agar terbuka.

"..."

"Hm?" deham Chris memiringkan kepalanya sambil tersenyum lembut saat Minho hanya duduk diam menatap wajahnya.

Minho menjulurkan sebelah tangannya dan meraih pipi pucat Chris, ibu jarinya bergerak mengelus area bawah mata Chris yang menghitam, "Kamu terlihat lelah... apa kamu bahkan tidur sejak kejadian itu?"

"...tentu saja. Aku tidur di sampingmu setiap malam bukan?" Jawab Chris memegang punggung tangan Minho dan menciumnya. Bohong, Chris tidak pernah benar-benar tidur. Bahkan saat Minho sengaja tidak tidur hingga Chris tertidur, Chris akan bangun setelah Minho tertidur.

"...pembohong"

"Apa aku pernah berbohong denganmu, sweetheart? Aku bahkan menepati janjiku dulu"

"Tetap saja kamu pembohong" sahut Minho memasang ekspresi galak yang jatuhnya imut di mata Chris. "...sweetheart, dengarkan aku"

"Tidak mau" jawab Minho langsung membuang muka, "Sweetheart" panggil Chris sekali lagi. "Tidak" bantah Minho sekali lagi sambil menjauh ke sisi kasur yang lain.

"Minho... ayolah" Chris naik ke atas kasur dan bersandar setelah menyusun bantal untuk menjadi penyangga. "Tidak mau" Chris akhirnya menarik pundak pemuda manis itu membuat Minho bersandar pada dirinya lalu ia tahan dengan pelukan.

"Dengarkan aku sebentar saja hm?"

"Tidak mau..."

"Kenapa tidak?"

"Karena pasti kita akan berpisah sebentar lagi..."

"Minho, kau tau kalau aku hidup dalam dunia yang berbeda denganmu. Aku telah hidup di dunia gelap ini hampir seumur hidupku. Kau tau jika terus berada di sampingku maka hidupmu akan terancam juga bukan?"

"Tapi—"

"Minho, sudah cukup bagiku untuk kehilangan ayah dan ibuku"

Minho langsung terdiam, memang tidak salah. Dia tidak bisa melakukan apa apa untuk saat ini. Dia tidak bisa turun ke lapangan atau membantu Chris dalam melakukan apapun.

"Sudah cukup kehilangan orangtuaku. Aku tidak ingin kehilangan kamu juga. Keluargaku hanya kamu, dan 'dia'"

Chris memeluk Minho dengan erat, dapat Minho rasakan kedua tangan besar itu bergetar dengan hebat.

"Chris..."

"Aku mohon, dengarkan aku. Setidaknya demi 'dia'..."





"Ya... baiklah"

———————————————
Author's note : Ye selamat menunggu chapter berikutnya 🙏🏻🙏🏻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝕸𝖆𝖋𝖎𝖆 (Full book version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang