13

223 31 8
                                    

"Caipirinha... we're here for business"

"Hm.... Intresting" senyum miring langsung terukir di wajah Yeji setelah itu.


~ 𝕸𝖆𝖋𝖎𝖆 ~


"Apa yang kalian inginkan dariku? Say the word and I will name the price (Katakan dan aku akan memberi tahu harganya)"

"Kita tidak bisa melakukannya di sini, bisa ikut kami kembali?" sahut Felix, Yeji mengangkat sebelah alisnya dan mengetuk-ngetuk jari telunjuknya pada punggung tangannya yang lain, "Hmm...mm? How unusual, pertama Brendi tidak ada di sini dan dua orang pria yang menyamar yang mendatangiku, sekarang aku harus ikut kalian kembali?"

"Ikut saja, tidak usah banyak tanya atau pikir" ucap Hyunjin dengan nada kesal. "Di dunia seperti ini kamu tidak bisa mempercayai siapapun sepenuhnya kau tau Hwang? Siapapun bisa berkhianat kapanpun dia mau" sahut Yeji.

Jemari cantiknya kini berganti menggerakan gelas wine dengan gerakan melingkar kecil dan pelan membuat cairan merah beralkohol itu bergerak-gerak di dalam gelas. 

"Kau bahkan tidak akan mempercayai kakakmu sendiri?" balas Hyunjin dengan cepat, "Hmmm.. true, kamu memang kakak dan keluargaku. Tapi apa yang lainnya juga?" 

"Baiklah aku akan ikut dengan kalian.... tapi setelah pesta ini selesai. Kapan lagi aku bisa kelihat secara langsung kakakku sendiri crossdressing?" jawab Yeji dengang senyuman licik yang terukir diwajah cantiknya meski tertutup setengah oleh topeng masquerade.

"F*ck"


~ 𝕸𝖆𝖋𝖎𝖆 ~



"You guys are no fun at all (Kalian berdua tidak menyenangkan sama sekali)" gerutu Yeji dengan kesal melangkahkan kakinya masuk ke dalam base milik Chris. "Kurasa 2 jam lebih berada di dalam sana dengan pakaian seperti ini sudah lebih dari cukup bukan? Adikku tersayang" Hyunjin merangkul sang adik dan mengucapkan kata di akhir kalimat dengan penuh tekanan.

"Tcih" decih Yeji tidak puas. Felix hanya bisa menghela nafas melihat kedua saudara itu bertengkar, "Chris, we brought her (Kita telah membawanya)" 

"Goodjob" puji Chris dengan kedua tangan di dalam sakunya dan bersandar pada meja. 

"Wow Chris, looking hot as always" ujar Yeji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wow Chris, looking hot as always" ujar Yeji. Chris hanya tersenyum miring dan menjulurkan tangannya, "Nice to see you again, Caipirinha" Yeji menerima jabatan tangan itu dan tersenyum.

"Jadi, apa yang kamu inginkan kali ini? Sampai mengutus dua orang 'gadis' yang begitu cantik untuk menemui dan membawaku ke sini. Di mana Brendi? I have some tea for her" tanya Yeji sambil duduk di salah satu kursi meja.

"..."

"What's with the silence?" bingung Yeji saat ketiga orang di dalam ruangan hanya diam saja tidak menanggapi pertanyaannya.

Chris akhirnya mengangkat ibu jarinya, menunjuk bagian atas dinding yang memajang 9 bingkai foto dan salah satu bingkai foto yang terletak tepat di samping kanan Chris telah ditutup dengan kain tembus pandang hitam.

Manik Yeji membulat seketika dan gadis itu langsung menggebrak meja dengan kencang sambil berdiri, "Brendi... K. I . A? Brendi yang aku kenal itu?!"

Chris hanya mengangguk, sorot mata Yeji seketika menjadi tajam, "By who?" 

"...our arch nemesis, dear M" Chris menyodorkan kartu ancaman Martell yang ditemukan oleh tim Joker hari itu.

"Martell?" 

"We got lead to a trap, because of miscommunication between, Brendi went inside and then explosion happened (Kita diarahkan masuk ke dalam perangkap, karena miskomunikasi, Brendi masuk ke dalam dan ledakan terjadi"

"Tak hanya itu, mansionku sendiri telah dibom. Untuk sementara waktu pasti mansionku berada di dalam pengawasan meraka untuk memastikan bahwa kami tidak hidup" sambung Chan. 

"Karena itulah aku membutuhkanmu, aku butuh bantuanmu, dari awal hingga akhir. Sebuah kerja sama, bagaimana menurutmu?" tawar Chan. "Say no more, i will avange Brendi's dead to that motherf*cker" umpat Yeji dengan kesal yang langsung menjabat tangan Chan.

"It's a pleasure to work with you" ucap Chan dengan puas. 


~ 𝕸𝖆𝖋𝖎𝖆 ~


'Dor! Dor! Dor!' 

Suara tembakan memenuhi ruangan kedap suara itu tanpa henti, setiap peluru yang melesat dari pistol mengenai target berbentuk orang dengan sempurna di bagian vitalnya. Terlebih lagi orang yang melakukannya hanya menggunakan sebelah tangan dan ekspresi wajahnya begitu kosong.

"Cukup" ucap seorang pria mengangkat tangannya dan orang itupun berhenti lalu menurunkan senjata api ditangannya.

"I.N, bagaimana analisismu?"

Yang dipanggil mengangguk dan mengambil papan yang menjepit segala hasil analisanya tadi, "Keadaan sudah pulih total, kesehatan sudah kembali sepenuhnya dan berada di titik terbugar, cedera dan trauma yang dialami juga sudah pulih total. Setiap gerakannya mulus dan sempurna, lalu yang terakhir, hal yang kau minta terakhir kali sudah 100% sukses dilakukan"

"Bagus bagus bagus" pria itu memuji sembari tersenyum dan bertepuk tangan puas, "Brittney, kemarilah" panggil pria itu menggunakan dua jarinya.

Yang dipanggil tentu saja menurut dan selera berjalan mendekat, "How beautiful, semuanya sempurna dan yang terpenting kau berada di bawah perintahku sekarang. I can face that G*damn cocky man now"

Tangan pria itu terangkat, membelai pelan wajah cantik yang senantiasa hanya menunjukkan ekspresi kosong itu, "Dengar Brittney, You are mine, dan kamu hidup untuk melakukan segala perintahku. Apa kamu mengerti?"

"...Yes Martell"

"Good girl" ujar Martell puas dengan senyuman miringnya. 




---------------------------------------------

Author's note : Sedikit pendek ya Gais :'D

𝕸𝖆𝖋𝖎𝖆 (Full book version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang