11

280 43 124
                                    

Liotin perak dalam pegangannya terus dia tatap, sedaritadi matanya sama sekali tidak berhenti menatap liotin itu. Ibu jarinya terus bergerak mengelus permukaan liotin yang terukir tulisan B.J dan BR. 

Entah sudah berapa lama waktu berlalu sejak dia menata liotin itu. Yang jelas semuanya sunyi, bahkan suara detak jam sampai terdengar dengan begitu jelas di dalam kamarnya.

"Mikyung..." Seungmin, kembali mengelus liotin perak itu untuk yang ke sekian kalinya. Liotin itu dia bawa mendekat untuk dicium, apa yang harus Seungmin lakukan sekarang? Rasanya seperti Seungmin sedang tersesat.

Tidak ada adiknya, Mikyung disampingnya. Apa yang harus dia lakukan? Dia bahkan belum sempat berbaikan dengan adiknya itu setelah bertengkar terakhir kali. 

"...Martell" telapak tangan Seungmin mengepal, menggenggam erat liotin perak itu di dalam tangannya dengan penuh amarah. Rasanya seperti darahnya mendidih seketika.

Seungmin mengalungkan kalung liotin perak itu di lehernya, kini dia memakai tiga kalung. Kalung miliknya yang berpasangan dengan milik Mikyung, liotin perak miliknya dengan ukiran B.J dan WS, dan yang terakhir adalah liotin perak milik Mikyung, satu-satunya peninggalan yang ditemukan. 

Seungmin berdiri dan mengganti pakaiannya, setelah selesai dia langsung keluar dari kamarnya dan mencari seseorang.

"Felix"

Felix yang sedang memakai sarung tangan hitam menoleh dan menaikan kedua alisnya singkat sebagai respon, tangan Seungmin mengepal dengan penuh tekat dan-

"Ajarakan aku bela diri"


~ 𝕸𝖆𝖋𝖎𝖆 ~


"Ajarakan aku bela diri"

"...." Felix berdiri diam mematung dan menatap lurus mata Seungmin, matanya kemudian bergerak turun dan naik kembali memperhatikan penampilan Seungmin sampai fokusnya tertuju pada bagian antara kedua dada Seungmin.

Ada dua liotin perak di sana, Felix kemudian tersenyum tipis lalu kembali memasang sarung tangannya yang belum terpasang sempurna.

"Kamu yakin?" tanya Felix setelah selesai, Seungmin mengangguk dengan mantap. Kedua alis Felix terangkat dan pemuda itu mengangguk sambal tersenyum puas.

"Then... you're coming with me mr" Felix mulai melangkah mundur dengan perlahan. "Kita mulai dengan latihan dasar, memperkuat fisikmu. Kita akan lari sampai ruang latihan bawah tanah, siap tidak siap, MULAI!"

Felix langsung berlari dengan cepat setelah itu, Seungmin terkejut, tapi tubuhnya langsung bergerak mengikuti Felix. Dia akan jadi lebih kuat, dia tidak akan lemah lagi.


.

.

.


"Kita bahkan belum berlari sejauh 100 KM dan kamu sudah selelah itu?" Felix menatap Seungmin yang berada dalam posisi merangkak dengan terengah-engah di lantai ruang bawah tanah. 

"Hah...hah...hah.. jangan- samakan- aku- denganmu!!" sahut Seungmin terputus-putus karena nafasnya sangat terengah-engah, "Ya ya yaa, baiklah" balas Felix sambil memutar bola matanya.

Mikyung tidak pernah berbohong saat mengatakan bahwa kemampuan fisik kakak kembarnya ini lemah, karena memang kenyataannya seperti itu. Ditambah lagi Seungmin jarang memiliki keinginan untuk berolahraga dan lebih memiliki untuk duduk di hadapan layar komputer sibuk dengan segala coding atau aktivitas meretasnya.

𝕸𝖆𝖋𝖎𝖆 (Full book version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang