Sudah terhitung 5 hari Minho menetap di mansion dan tidak dibiarkan pergi ke mana-mana. Minho berjalan sendirian mengelilingi mansion besar nan luas itu, dia bingung satu bangunan ini sudah dia kelilingi.
Tapi dia tidak menemukan satupun anggota tim kesayangan Chan itu. Tidak mungkin juga mereka terus bersama 24/7 kan?
Waktu itu Minho lihat sendiri mereka datang sendiri-sendiri dengan mata kepalanya. Menghilang ke mana mereka semua? Perasaan kemarin Felix bilang selama seminggu ke depan seluruh anggota tim akan menginap di rumah, ah bukan mansion Chan ini.
"Hei, kalian. Berhenti" titah Minho saat melihat beberapa pelayan lewat. "Ya tuan?" jawab salah satu dari mereka. "Di mana tim Joker? aku tidak bisa menemukan mereka di mana-mana!"
"T-tim Joker berada di lantai bawah tanah, t-tuan" jawab pelayan itu dengan gagap. "Kau boleh pergi" titah Minho dengan pandangan dinginnya. Setelah itu Minho langsung beranjak berniat mencari 'lantai bawah tanah' itu.
Minho baru tau ada lantai bawah tanah di sini, ah sialan. Harusnya dia bertanya dulu tadi arahnya ke mana! Dasar bodoh. Ah, persetan sekalian olah raga keliling-liling.
Sejak 5 hari yang lalu Minho Tidak boleh kuluar bangunan mansion selangkahpun, bahkan kuliahpun dilarang!
'Lihat saja kau Christopher Bang Chan!! Akan ku balas nanti kau!'
Alasan Minho mencari tim Joker ah bukan, sebenarnya dia hanya mencari Felix. Hanya Felix yang bisa dia ajak main dan dia bosan sekarang. Minho terus berjalan mengelilingi mansion, sampai ada suara teriakan samar-samar dan suara sesuatu yang terbanting dari salah satu pintu.
Pintu itu dengan segera Minho buka, ada tangga kecil yang terbuat dari besi langsung terpasang dengan mengarah ke samping di depan pintu. Suara itu semakin terdengar jelas, tubuhnya dia bawah melangkah maju bersandar pada railing tangga.
'Brugh!'
"AKH!!"
Betapa terkejutnya dia, kedua manik kucingnya membulat. Dia melihat semua anggota tim Joker menggunakan pakaian hitam khas agen mereka. Mereka semua memasang ekspresi yang sangat serius dan menatap ke arah tengah ruangan yang seperti aula itu.
Mereka semua tengah berdiri sambil bersender di depan tempat tersimpannya senjata-senjata. Changbin berdiri di depan tempat disimpannya senjata api, bisa Minho lihat ada banyak senjata api terpajang di sana.
Felix berdiri di depan tempat disimpannya begitu banyak pisau, pisau lempar dan pedang. Setiap pedang itu terlihat begitu mengkilap dan menyeramkan di bawah pencahayaan, Minho yakin setiap pedang pasti memiliki kenangan akan darah.
Sedangkan Hyunjin berdiri di depan tempat disimpannya snipper gun, ada banyak sekali snipper gun yang terpanjang. Sementara itu di tengah aula ada Mikyung dan Seungmin, terlihat sang adik kembar sedang berdiri berhadapan dengan sang kakak kembar.
Minho hanya bisa diam mematung melihat apa yang tengah mereka lakukan. Mikyung dan Seungmin terlihat seperti sedang adu tanding, tapi keduanya hanya diam. Namun hanya dengan beberapa detik tiba-tiba Mikyung sudah memegang kedua lengan atas Seungmin.
Begitu cepat sampai mata Minho hampir gagal menangkapnya.
"Lengah"
'Bruk!'
Tubuh Seungmin langsung terbanting ke atas lantai yang sudah dilapisi dengan alas di detik berikutnya dengan jurus bela diri judo. "Bangun kak" ucap Mikyung dengan nada datar dan dingin. Seungmin dengan jengah berdiri dan langsung menatap tajam sang adik.
"Aku sudah bilang aku mau belajar menggunakan senjata! Bukan bela diri Mikyung!!"
"Pembawaan tubuhmu lemah kak! Bagaimana kalau nanti tidak ada senjata atau senjatamu dirampas? Bagaimana kalau nanti tidak ada satupun dari kami yang datang melindungimu? Kamu tau sendiri bagaimana kehidupan di dunia gelap ini!!"
"Aku juga sudah dewasa, aku bisa jaga diri. Aku mau belajar menggunakan senjata!!"
"KENAPA KAMU TIDAK BISA MENGERTI KAK?! AKU TIDAK BISA SELAMA 24 JAM, 7 HARI DALAM SEMINGGU, 365 ATAU 366 HARI BERSAMA DENGANMU!! SUDAH CUKUP AKU MERASA KEHILANGAN DI HIDUPKU!!... ayah... ibu... sudah cukup aku kehilangan mereka. Hanya kamu satu-satunya keluargaku sekarang..."
Meski tidak kehilatan, tapi Minho yakin pasti Mikyung tengah menahan tangisnya. Yah, memang setiap orang punya titik kelemahan sendiri. Dan titik kelemahan Mikyung adalah Seungmin, kakak kembar tercintanya.
"Mi-"
"Mikyung!" Tanpa menghiraukan panggilan anggota lainnya, Mikyung langsung berjalan cepat menuju ke tangga. Minho lihat gadis cantik itu sempat mengusap wajahnya menggunakan lengan saat naik tangga.
Mikyung sempat terdiam saat melihat Minho, keduanya sempat berkontak mata sebelum Mikyung memutus kontak lebih dahulu dengan membuang muka lalu langsung keluar dari ruang bawah tanah.
"Seungmin"
Mendengar suara Hyunjin dan Changbin, Minho kembali mendekat ke railing tangga mengintip ke bawah. Hyunjin dan Changbin terlihat beranjak mendekat ke Seungmin yang berdiri diam di tengah ruangan.
"Felix, tolong susul Mikyung" pinta Changbin pada yang lebih muda sebelumnya sembari mengusak surai merah Felix. Felix mengangguk lalu dengan cepat langsung berjalan ke tangga lalu keluar setelah sempat kaget melihat Minho. Sementara Hyunjin dan Changbin menepuk bahu Seungmin.
"Yang dikatakan Mikyung tidak salah, Min"
"Kalian mau membelanya?! Aku sudah bilang sejak awal aku ingin belajar menggunakan senjata! Bukan bela diri!!" Bantah Seungmin sambil menepis tangan keduanya. "Min, dengarkan dulu!" Suara Changbin yang sedikit meninggi membuat Seungmin berjengit kecil.
"Yang dikatakan Mikyung memang benar! Pembawaan tubuhmu lemah, masih lemah! Kau pikir menggunakan senjata mudah? Semua senjata memerlukan pembawaan tubuh yang baik sebagai dasar! Kalau tidak ada pondasi semuanya akan runtuh! Sama saja bohong!"
"Saat kamu menembak menggunakan senjata api akan ada dorongan ke belakang. Saat menggunakan panah kamu juga harus pandai menghindari di lapangan. Saat menggunakan pedangpun kamu harus bisa menghindari serangan lawan" sambung Hyunjin.
"Dengarkan kami ya? Kami semua juga lebih dahulu belajar bela diri untuk melatih pembawaan tubuh"
"Terserah!"
"Seungmin! Hei!" Panggil Hyunjin dan Changbin. Seungmin tidak menghiraukannya, dia melepaskan atributnya meninggalkan kaos hitam dan celana panjang membalut tubuhnya lalu keluar ruangan dengan cepat.
"Minggir" Seungmin entah secara sengaja atau tidak sengaja menubruk tubuh Minho saat hendak keluar. "Kau, kau melihat semuanya?!" Hyunjin dan Changbin mendongak saat mendengar suara Seungmin. Mereka pun terkejut saat menyadari keberadaan Minho.
"Aku sedang mencari Tequilla tadi!! Apa pula yang sedang kalian lakukan?"
"Bukan urusanmu, aku sarankan kamu jangan terlibat terlalu dalam dengan kami" sahut Hyunjin, pemuda berbibir tebal itu kemudian membalikan badannya lalu berjalan mendekat kembali ke tempat senjata sniper di simpan.
Minho kemudian beralih melalukan kontak mata dengan Changbin, Changbin hanya mengangkat bahunya dengan tatapan datar. "Yang Vodka katakan benar, lebih baik kamu memang tidak terlibat terlalu dalam. Karena jika kau terlibat terlalu dalam, kamu tidak akan bisa terlepas lagi. Lebih baik kamu kembali ke kamarmu"
------------------------------------------------
Author's note : Akhirnya setelah sekian abad ini book jalan lagi :') Seneng nggak? Kangen nggak?
Salam,
Bang_Youngmi
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕸𝖆𝖋𝖎𝖆 (Full book version)
Fanfic[ B A N G I N H O ] [[ S L O W U P ]] " Awalnya dia hanyalah seorang mafia putih penculik bagiku. Tapi entah bagaimana, kini dia menjadi salah satu bagian dari hidupku yang tidak akan pernah ku lepaskan" - Lee Minho " Sejak pertama kali melihatny...