08

342 53 10
                                    

Ledakan terjadi dan tubuh Minho sedikit terpental karena efek ledakan bom. Asap muncul dan beberapa puing berjatuhan mengenai tubuhnya. Minho terbatuk-batuk karena menghirup asap yang membuat nafasnya terasa sesak dan dadanya sakit.

"Uhuk uhuk uhuk! Aaakh... di mana Seungmin dan Mikyung?" Minho perlahan berdiri dan bersandar pada dinding sebagai tumpuan. Pemuda manis itu melihat ke sekitar dan tidak menemukan siapapun di dekatnya.

"Ke mana mereka? Akh!" Minho kembali terbatuk lagi, asap menjadi semakin tebal karena api yang semakin lama semakin membesar. Api juga hampir mengelilingi seluruh sekitarnya. Minho terus terbatuk sampai pemuda itu jatuh berlutut dan pandangannya mulai mengabur.

"Uhuk! Uhuk! Aakh..." Minho meremat dadanya yang terasa sesak dan sakit, kepalanya terasa berputar sampai kesadarannya perlahan mulai memudar dan semuanya menjadi gelap.

'Panas...'




~ 𝕸𝖆𝖋𝖎𝖆 ~





"MINHO!! UHUK UHUK! BRENDI! WHISKEY!!" Teriak Chan terus menerus, satu demi satu tempat dia cek demi menemukan dua orang anggota dan pemuda manis itu, "MINHO!! Sial, apinya semakin membesar" umpat Chan melihat kobaran api yang berada di hadapannya.

"MINHO!! WHISKEY! BRENDI!! KALAU KALIAN DENGAR JAWABLAH!! UWAKH!"

Kobaran api semakin membesar dan membesar, pasti anak buah Martell tadi menyiramkan bensin juga di beberapa tempat. Tubuh Chan basah sepenuhnya dengan keringat, kemeja putihnya bahkan sampai berubah menjadi tembus pandang saking basahnya oleh keringat di beberapa tempat.

"MIN— apa itu?.." Chan memincingkan matanya saat sesuatu menarik perhatiannya di antara kobaran api, "Baju?" Gumam Chan tak yakin, apa benar itu baju? Baju itu terlihat familiar.

"Itu baju... MINHO!!" Tanpa ragu Chan berlari menghampiri dan benar saja itu adalah Minho yang sudah terkapar kehilangan kesadaran.

"MINHO!!" Chan menarik Minho ke dalam pelukannya, diceknya denyut nadi dan nafas pemuda itu. Chan merasa lega untuk sesaat, nadi Minho masih berdenyut dan Minho juga masih bernafas walaupun sedikit lemah. Sekarang, Chan harus bawa Minho keluar dari sini, segera.

Tapi, tepat setelah itu, bom yang besar

Meledak.



~ 𝕸𝖆𝖋𝖎𝖆 ~




"MIKYUNG!!"

Seungmin berteriak histeris dan mulai memberontak sambil menangis kencang sementara Changbin masih setia menahan tubuh sang kekasih dan memejamkan matanya erat. Felix menutup mulutnya tidak percaya dan Hyunjin mematung di tempatnya.

Bom besar meledak, menghancurkan sebagian besar bangunan dan menyebabkan api besar melahap sebagian bangunan yang masih berdiri.

"Tidak... Brendi... Minho..."

"DI MANA MOBIL CHRIS?!" Semuanya secara refleks langsung menoleh ke Hyunjin yang baru saja berteriak. Benar, mobil Chan tidak ada. Padahal menurut rencana seharusnya Chan menunggu saja di dalam mobilnya.

"Jack... apa dia pergi meninggalkan kita?"

"Itu tidak mungkin, Jack yang kita kenal pasti akan— ... tidak, kalau dia melakukannya-"

"Berarti dia ada di dalam sana saat ledakan tadi juga?...."

"JANGAN BERCANDA!!" Amuk Hyunjin murka, sniper miliknya dia banting ke tanah dengan kencang.

"SIALAAAN! MARTELL! F*CK!"

"...di!!"

"...tunggu, apa kalian dengar suara itu?" Ujar Felix, pemuda manis itu mulai memasang telinga dengan baik dan memperhatikan sekitar. Yang lainnya juga ikut diam dan memasang telinga dengan baik.

"Suara apa itu?"

"BRENDI!!"

"JACK!! JACK! ITU SUARA JACK!! DARI SANA!!" Pekik Felix, pemuda itu kemudian menunjuk ke arah kobaran api. Tak lama kemudian muncul bayangan seorang pria dan Felix langsung berlari mendekat bersama dengan Hyunjin.

"JACK!!"

"JACK KAU BAIK BAIK SAJA?!"

Chan langsung jatuh berlutut di tanah setelah berada cukup jauh dari bangunan yang masih terbakar, tapi tubuh Minho di gendongannya tetap dia peluk erat dan jaga dengan baik agar tidak membentur tanah. Tubuh yang lebih kecil darinya itu kemudian dia turunkan perlahan.

"Minho selamat!" Teriak Felix memberitahu Changbin dan Seungmin. "Tapi nafasnya lemah..." Hyunjin meletakkan telunjuknya di depan hidung mancung Minho dan merasakan nafas lemah Minho.

"Ming—gir!!" Chan mendorong Hyunjin menjauh dengan sekuat tenaganya meski dia sebenarnya sudah merasa lemas karena menghirup terlalu banyak asap.

Chan menarik napas dalam untuk mengatur kembali pernapasan sebelum menempelkan belah bibirnya dengan bibir tipis Minho, memberikan nafas buatan untuk pemuda manis itu.

"Oh my..." Felix yang melihat pemandangan di hadapannya langsung menutup mulut lalu mengalihkan pandangannya seketika. Sementara Hyunjin mendengus tidak percaya dan tersenyum miring, "Hohoo"

Siapa sangka mereka akan melihat bos mereka sendiri ciuman di hadapan mereka? Bahkan bos mereka yang biasanya hanya duduk diam menunggu hasil jadi rela menembus kobaran api demi menyelamatkan pemuda yang tengah diciumnya saat ini.

"Jack, sudah cukup. Nafasnya sudah mulai kembali normal" ucap Hyunjin setelah mengecek nafas Minho kembali. Nafasnya sudah kembali normal, tapi Minho belum sadarkan diri kembali.

"Uhuk!... di—mana, Whiskey dan Brendi?" Tanya Chan sambil perlahan kembali berdiri, Minho masih setia dia gendong. Felix san Hyunjin terdiam dan menatap satu sama lain sebelum Felix menjawab, "Whiskey... ada di sana... bersama Changbin"

Felix menunjuk ke arah Seungmin dan Changbin, Seungmin sekarang tengah menangis di dalam pelukan Changbin sementara yang lebih tua memeluk yang lebih muda dengan sangat erat dan mata terpejam rapat menahan tangis.

"Brendi?" Tanya Chan kembali dan Felix kembali diam bersama dengan Hyunjin, keduanya hanya menunduk menghindari kontak mata dari Chan, "Di mana Brendi?!" Tanya Chan sekali lagi dengan nada lebih tinggi.

"JACK AWAS!!" Hyunjin dan Felix dengan cepat bergerak menarik Chan dengan Minho untuk lebih menjauh lagi dari bangunan, dalam hitungan detik bangunan mulai roboh dan semua bagian yang tersisa terlahap api habis.

"Aku tanya pada kalian!! DI MANA BRENDI!!"

"...di sana" dengan tangan gemetar yang perlahan terangkat, Felix dan Hyunjin menunjuk ke bangunan yang sudah tak berbentuk dan tengah dilahap api itu. Chan menoleh ke belakang lalu kembali menatap Felix dan Hyunjin.

"Kalian bercanda kan? BRENDI ADA DI DALAM SANA?!"

"Kami tidak bercanda, Jack" sahut Hyunjin sambil menggeleng.

"Saat bom meledak... Brendi memerintahkan kami semua untuk keluar dari bangunan dan aku, Hyunjin, Changbin berhasil keluar dengan selamat sebelum bangunan terbakar sepenuhnya... tak lama kemudian Brendi keluar bersama dengan Whiskey. Tapi setelah menyadari Minho terpisah.. dia.. kembali berlari masuk ke dalam dan... bom besar meledak" jelas Felix menunduk dalam.

"Bohong... Brendi— gugur?"

"I'm afraid so... Jack"







—————————————————————
Author's note : Hai semuanya, aku kembali ehek :D

Gimana chapter kali ini?

𝕸𝖆𝖋𝖎𝖆 (Full book version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang