Kemanakah perginya sesuatu yang hilang?
apakah ia berakhir di suatu tempat yang dinamakan kekosongan?Tidakkah kekosongan itu menakutkan?
seolah pikiran manusia dirancang untuk takut pada ketiadaan dan kehampaan di mana telinga menjadi tuli atas kesunyian abadi, serta mata yang membuta pada ruang di mana cahaya lenyap dari kumpulannya.Namun satu hal yang harus disadari, sesuatu yang hilang tidaklah benar benar pergi pada ketiadaan, hanya saja kita yang gemar melupakan menempatkan diri sebagai seseorang yang ditinggalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kertas-Kertas Yang Menyetubuhi Buku
PoesiaBeberapa kumpulan kata atau kalimat yang saling mengikat menjadi sebuah narasi dan puisi.