chapter one

3 1 1
                                    

ASSALAMUALAIMUM

HAYYYY

SEBELUMNYA MINTA MAAF JIKA TERDAPAT BANYAK TYPO DISINI, INI KARYA PERTAMA AKU, MOHON DUKUNGANNYA. JIKA PENULISANNYA MASIH TIDAK BENAR SILAHKAN KALIAN KOMEN DI KOLOM KOMENTAR.

SELAMAT MEMBACA, SEMOGA SUKA

💫💫💫💫

Seorang gadis cantik masih
bergelut manja dengan kasur,
selimut dan bantalnya yang
empuk, siapa lagi kalau bukan Rhea.
Cahaya matahari yang masuk lewat
celah jendelanya tak kunjung
membuat gadis cantik itu bangun. Padahal jam sudah menunjukan ke angka 06.10. Biasanya sam segini ia sudah siap dengan seragamnya, mungkin efek dari marathon
drakor semalam.

"RHEA BANGUN" Teriak mama Rhea.

"Eughhh"lenguhnya.

Lalu ia melirik jam yang terletak
di atas nakasnya. Gawat, apa ia akan telat hari ini?

"IYA MAH" balasnya dengan
berteriak juga. Lantas ia bangun
dan bergegas mandi, tiga puluh
menit berlalu, gadis itu keluar
kamar dengan penampilan rapi nya, rambut yang ia biarkan tergerai dengan pita biru yang menghiasi rambut hitam legamnya, tak lupa bibir mungil yang sedikit ia
oleskan liptint.

Ia berjalan menuruni tangga dengan senyum manisnya," pagi mah," sapa nya sambil mencium pipi sang mamah yang sedang menyiapkan sarapan pagi.

"Pagi juga, mau sarapan apa?" Tanya Milda, mamah Rhea

"Emmmmm...Rhea mau roti
aja deh," balas Rhea Ia lebih suka sarapan menggunakan roti
dari pada nasi, heran mamah nya pun tidak mengetahui kesukaannya apa padahal tinggal satu atap bersama. Se tidak peduli itukah mamahnya?

"Ayah mana?" Tanya Rhea

"Ayah udah berangkat,
katanya si ada meeting pagi" balas Milda sambil memberi roti kepada Asya.

"Ohhhh" jawab Rhea dengan menganggukan kepala nya kecil.

"Ya udah, mamah langsung berangkat yah"

"Iya mah, hati-hati" lantas Asya langsung mencium tangan Mamahnya. Orang tua Asya
memang sangat senang dengan
yang namanya pekerjaan, sampai kadang lupa kalau mereka mempunyai seorang putri.

"Lama-lama cape juga yah
hidup gini-gini aja, masa gue
tiap hari sarapan sendirian,"ucap Asya lirih.  Terkadang ia ingin sarapan bersama dengan keluarga nya, namun mungkin itu hanya sebatas haluannya saja. Karna bagaimana pun mereka lebih mementingkan pekerjaan seolah olah lupa jika di rumah ada seorang anak yang butuh kasih sayang.
Ia heran mengapa hidupnya sangat tidak berwarna?padahal ia ingin merasakan hidup seperti di  cerita wattapad yang ia baca berwarna seperti pelangi. Ah tidak sepertinya ia sudah salah karna menyamakan fiksi dengan dunia nyata.

Setelah selesai dengan sarapan nya Asya langsung menyambar kunci motor dan pergi meninggalkan rumah untuk pergi bersekolah. 15 menit lagi bel berbunyi, semoga saja ia tak telat.

Sembari bergumam kecil
entah menyanyikan lagu apa
Asya mengendarai motor nya tetapi itu tidak mengurangi ke fokusan saat ia berkendara.
Dengan laju kecepatan tinggi karena ia sudah telat Tiba-tiba dari arah berlawanan sebuah motor sport melaju kencang, sepertinya ia akan tertabrak.
EHHH!!APA TADI?? ya dalam hitungan detik.

BRAKKKKKK

"Akhh"

Ia menatap motornya yang
jatuh jauh dari jangkauannya, beberapa bagian tubuhnya terluka dan mengeluarkan darah akibat bergesekan dengan aspal.sakit, sangat sakit rasanya."shhh" desisnya.

My BittersweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang