Annyeong~
Ini cerita pertama aku yaa😃
Maafin kalo masih banyak kesalahan, karena aku juga masih belajar nulis.Karena ini first story, mungkin alurnya agak aneh. Author maunya bikin yang agak beda soalnya, jadi mohon dimaklumi ya..
Tapi author bakal usahain bikin ceritanya nggak monoton dan semenarik mungkin.
Happy reading, love u all❤️
•••
Duk duk duk!
Brang!!
Gadis dengan nomor punggung tiga di jersey basketnya berdecak keras. Bola tembakannya tidak masuk ke ring lagi.
Langit sudah semakin gelap dan orang yang ditunggunya belum juga menampakkan batang hidungnya. Helaan napas kasar kembali terdengar darinya.
Dibuangnya bola basket itu secara asal. Ia merebahkan diri ditengah lapangan, mengatur napasnya yang masih berantakan. Memejamkan mata menikmati sapuan halus angin sore di lapangan basket outdoor sekolah.
Tak berselang lama, suara langkah kaki mendekat membuat dirinya was-was. Maretta membuka matanya spontan dan duduk mencari sumber suara.
"Yaah.. padahal mau dikagetin," kata seseorang dengan wajah sebal yang membuat si gadis terkekeh ringan.
"Lagian elo ditungguin ngga dateng-dateng. Untung gue sabar!" sindir gadis itu. Lawan bicaranya tersenyum lebar hingga menampilkan bulan sabit di bawah mata.
Astaga!! si gadis hampir gila dibuatnya. Mati-matian dia menyembunyikan semburat merah di pipinya itu. Tapi karena kulitnya yang putih, membuat usahanya sia-sia.
Remaja pria itu menyingkirkan anak rambut di pipi si gadis, membuat jantung hati sang empu yang diperlakukan demikian hampir loncat keluar.
"Kenapa pipi lo? abis tonjok-tonjokan lagi sama Bianca?"
"Ck, kaga ya! Kesian gue sama Bianca, bonyok lama-lama gue smekdown mulu," jawabannya membuat si lelaki menoyor jidatnya.
"Iya iya si paling preman! Udah bener jadi Maretta yang pinter, malah jadi preman juga!"
Gadis yang dipanggil Maretta tadi mendengkus kesal "Udah buruan mau ngapain?! Gue nunggu disini sampe berakar gila!"
"Selow mbak. cuma mau bilang.." Maretta mengangkat alis karena pernyataan lawan bicaranya yang menggantung.
"Apaan deh.. "
".. bilang kalo lo cantik."
1 detik
2 detik
3 detikMaretta menatap dalam diam lelaki itu. Sebelum ia mendaratkan cubitan mautnya di pinggang si lelaki.
"BASKARAAA!! LO KALO GA SERIUS GUE TINGGAL NIH?!!" ancamnya.
"Hahaha iya ampun ampun," Lelaki yang dipanggil Baskara tadi tertawa puas melihat raut Maretta.
"Cepetan!"
"Iya iya, lagian ngapain sih buru-buru?"
"Sibuk," jawab Maretta singkat. Ia meraih bola basket di tangan Baskara dan memainkan dengan ujung jarinya.
"Cielah.. iya deh si paling sibuk, " Maretta hanya menjawab dengan deheman.
"Kalo besok sibuk nggak? Gue mau ajak keluar nih," Maretta mulai memandang lawan bicaranya.
"Kemana dulu nih.."
"Kalo itu gue gak bisa bilang. Masa mau ngasih surprise orangnya dikasih tau," gadis di depannya menampilkan raut polosnya. Membuat Baskara tersenyum gemas dan mencubit kedua pipi Maretta.
"Surprise?"
"Huum," Baskara mengangguk lucu "Mau nggak dikasih surprise? Nggak jauh kok tempatnya dari sekolah. Jadi pulang sekolah langsung nebeng aja. Mau?"
Maretta menimang sebentar, ia memainkan gelang rantai di tangan Baskara. Lalu akhirnya mengangguk mengiyakan.
Baskara nyengir kuda tanda senang, sebelum kemudian Maretta juga ikut senang. Siapa yang tidak bahagia ketika orang yang kita suka merasa welcome dengan kita? Di bawah langit sore, keduanya mengikat janji untuk esok.
•••
TBC.
Gimana menurut kalian?
Jangan lupa vote nya yaa⭐Oh iya, author mau kasih gambaran tokoh Ajeng nih. Just Ajeng ya, nanti lainnya menyusul. Kalau kalian punya imajinasi sendiri gapapa kok.
Duhh suka banget deh author sama mbak satu ini🤭
Udah dulu deh..
Love u all❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Bring Me Back
Ficción históricaDONT COPY MY STORY!! ••• Ia tidak mengerti, apa yang sedang terjadi di sekelilingnya. Yang jelas dan yang pasti, ia sangat bahagia dan ingin menghentikan waktu. ••• Start : 6 Dec 2022 Finish : -