2. First kiss

9.9K 698 40
                                    

02. First Kiss


Kalau kata Cira; pantang tidur sebelum balance, itu ada benarnya juga, mata Nata sudah sangat berat, dari tadi Nata dipusingkan dengan angka nol yang entah ada dimana hingga membuat tugasnya tak kunjung selesai, mau menyerah tapi besok tugas ini dikumpulkan, sebenarnya tadi Nata sudah menelepon Risa-temannya si tukang joki tugas Akuntansi, tapi ternyata Risa juga tepar gara-gara dua hari berturut-turut mengerjakan tugas teman-temannya yang lain.

"Soal lima biji, jawabnya lima lembar, emang bikin stres mulu nih tugas!" Nata sudah menyerah, ini hampir pukul sebelas malam, perutnya malah mendadak lapar, ingin makan lagi, tapi malu, ini kan di rumah orang.

Nata mengambil ponselnya, dia menghubungi nomor telepon Luna dan juga Cira untuk melakukan video call bersama, mereka juga pasti belum tidur karena sama-sama pusing dengan tugas Akuntansi-nya, kadang Nata bingung kok bisa-bisanya mereka semua terjebak begini, salah ngambil jurusan.

"Apa, Nat?" tanya Cira, wajahnya kelihatan sekali lesu dengan matanya yang sayu.

"Lo belum tidur ya?"

"Mana bisa gue tidur, tugas lo udah beres?"

"Beres gimana anjir, lieur." Ucap Nata frustasi. "Lun, lo gimana?"

"Gak tau,"

"Kok gak tahu?" tanya Cira.

"Bingung, pusing pokoknya, gimana besok aja." Ucap cewek bernama Luna itu.

"Bisa-bisanya lo ngomong begitu, gue udah dua jam gak kelar-kelar, Lun. Gimana coba gue mau jadi mbak-mbak SCBD, kalau gini aja gak bisa." Ucap Nata, dia meregangkan otot-ototnya lalu merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur.

"Lo lagi dimana, Nat? Kayanya itu bukan kamar lo deh?" Tanya Luna.

"Ini gue lagi nginep di rumah Harsa."

Luna dan Cira melongo mendengar jawaban Nata.

"Lo nginep di rumah Harsa? Gila." Cira menggelengkan kepalanya tak percaya, sementara Luna tertawa, entah apa yang membuat gadis itu tertawa yang jelas dia terlihat mencurigakan.

"Nat, lo mending kawin deh sama dia, kalian cocok," titah Luna.

"Gak mau, dia bukan tipe gue, tipe gue tuh yang kaya Abyan, gak banyak omong, badanya tinggi, bukan yang kaya Harsa cerewet,"

"Tapikan dia baik, Nat, kalau gue ngeliat Harsa berasa ngeliat bapak-bapak yang lagi jagain istrinya mau lahiran, beneran deh siap siaga banget ngejagain lo." Luna tertawa lagi, tiba-tiba dia teringat sesuatu, "Ingat gak sih pas SMA, yang waktu kita camping, si Nata ngilangkan malem-malem, tau gak lo sepanik apa Harsa nyariin lo, padahal lo lagi boker."

"Iya, iya gue inget, Lun. Lucu banget muka paniknya." Cira tertawa sampai memegangi perutnya, itu kejadian termembagongkan. "Mana Nata datang-datang polos banget nanya, 'lo kenapa Har' gak tahu apa si Harsa paniknya gimana takut lo di culik hantu."

Nata tersenyum kecil, dia juga ingat habis itu Harsa marah padanya.

"Dia senyam-senyum lagi, mulai kepincutkan lo sama Harsa,"

Nata segera menepis ucapan Luna, "Nggak! bukan gitu, gue gak kepincut sama Harsa, gue lagi inget muka Abyan, tahu gak dia follow gue di Instagram."

"Halah paling juga kepencet," ucap Luna, dia ragu masa Abyan tiba-tiba saja mengikuti Nata di Instagram.

"Kaga, dia sendiri yang minta IG gue, terus follow gue, kalau misalnya kepencet pun harus curiga lah ngapain dia kepencet, berarti dia lagi kepoin Instagram gue kan?"

Tentang Kita, Natadyra Harsa [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang