34. Dibuat Cemburu

6.4K 586 195
                                    

Terima kasih buat yang udah mau nungguin Harsa, aku selalu berterima kasih, entah itu yang udah nonton pov atau baca cerita ini sampai di detik ini, aku selalu happy tiap kali baca komen kalian, pokoknya sayang kalian banyak-banyak, i love u sekebon😘

.
Ayo yang nemu typo jangan sungkan buat ngasih tau, biar aku edit lagi.
.
.
.

Nata menahan malu saat bangun-bangun dia sudah jadi tontonan keluarga Harsa, apalagi Arkana dia tertawa seperti sengaja sekali ingin menindasnya.

“Suntik aja dia, bisa-bisanya tidur di tempat pasien, sementara kak Harsa di sofa, dasar putri kodok, untung tadi, Ners yang kesini gak salah ngecek.”

Nata mengangkat ujung bibirnya kesal, dia sekarang duduk di sofa bersama dengan Bunda dan juga Kak Jonathan, jangan lupakan itu, Nata menempel seperti peremen karet kepada pria bertubuh tinggi tersebut.

Masa bodo dengan Harsa yang kini berbaring di tempat tidur menatapnya dengan tatapan kesal, meskipun Jonathan kakaknya, dan tidak mungkin juga dia mau kepada Nata, tapi melihat tingkah laku istrinya yang begitu senang dekat-dekat dengan Jonathan, Harsa juga cemburu.

“Nata, kamu pulang aja ya, biar Bunda yang jaga in Harsa,”

“Gak usah, Bun, biar dia aja, Bunda kan capek abis jemput Kak Jo,” ucap Harsa, lihat saja dia akan memberi Nata pelajaran.

“Biar aku aja, Bun, yang jagain Harsa,” tawar Jonathan.

Sekarang Harsa malah jadi rebutan.

“Gak usah kak, Nata aja.” Harsa tahu kondisi Jonathan, dia pasti sangat kelelahan, lagi pula mau tidur dimana kalau misalnya dia yang menjaga Harsa, Jonathan kan tinggi, tubuhnya tidak muat jika tidur di sofa. “Lagian Kak Jo juga capek, baru landing masa nanti tidur di sofa kan kasihan,”

“Iya juga, kamu kan capek, sayang, pulang aja ya,”

“Aku di pesawat juga cuma tidur doang, Bun, gak ngapa-ngapain, gak capek kok, lagian cuma jagain Harsa doang.” Jelasnya, Jonathan kan hanya penumpang biasa, dia sepanjang penerbangan hanya tidur, makan, tidur lagi, begitu seterusnya sampai tiba di Jakarta.

“Udah jangan ribut deh, besok aku ada ujian, sekarang udah jam setengah sepuluh, ayo pulang, Bun.” Arkana pusing, dia belum tidur dan besok ada ujian praktek.

“Kalian pulang aja, biar aku yang jagain Harsa.” Nata tersenyum, Jonathan butuh istirahat, meskipun pria itu sudah ribuan kali melakukan penerbangan, tapi dia pasti merasakan jet lag juga, apalagi penerbangannya jauh, Amsterdam-Jakarta itu memakan waktu belasan jam.

“Iya, ayo pulang, besok kita kesini lagi, buat jemput, Harsa.”

Jonathan mengangguk, baiklah, meskipun dia ingin menjaga adiknya, tapi dirinya juga butuh istirahat.

“Kita pamit ya.” Mereka bertiga keluar dari ruang rawat itu.

Nata melambaikan tangannya, tersenyum saat melihat punggung Jonathan, dia semakin tampan, mana wanginya benar-benar mendefinisikan seorang pria gagah, maskulin, dewasa, kalau saja dia bukan istri Harsa, Nata pasti sudah minta peluk lebih lama dari tadi yang hanya dua detik.

“Cengar-cengir terus.”

Nata melihat ke arah Harsa, “Kenapa emang? Gak boleh?”

“Kamu ngapain cengengesan liat Kak Jo? Suka?”

“Ya suka lah, dia wangi.”

“Aku juga wangi,”

“Kamu gak mandi udah satu minggu.”

Tentang Kita, Natadyra Harsa [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang