3. Perjodohan?

8.1K 628 49
                                    

03. Perjodohan?

Penyebab putusnya Harsa dan Feby sebenarnya bukan karena gadis itu berselingkuh, tidak, Feby bukan gadis jahat, dia gadis yang baik, amat sangat baik, dia tak pernah menuntut apa pun kepada Harsa, Feby selalu menjadi gadis yang manis di hadapan cowok itu, perhatian demi perhatian selalu Feby berikan untuk kekasihnya, begitu pun sebaliknya, Harsa selalu memperlakukannya dengan baik.

Namun ada moments dimana Feby mendadak jengah, dan mati rasa, hal itu terjadi delapan bulan setelah mereka resmi berpacaran, Feby selalu merasa ada yang berbeda dengan sikap Harsa kepada Nata, dia tahu mereka sudah berteman sejak lama bahkan katanya dari mereka masih bayi, entahlah Feby sendiri tidak tahu karena dia tidak pernah menanyakan lebih detail tentang hal tersebut.

Awalnya Feby baik-baik saja saat Harsa tengah sibuk dengan tugas kuliahnya, dia paham karena mereka berada di satu fakultas yang sama, namun Feby merasa aneh ketika Harsa memiliki banyak waktu untuk bertemu dengan Nata, namun tak bisa membagi waktu untuk bertemu dengannya.

Itu kan jelas aneh, seharusnya Feby menjadi prioritas utama dalam hubungan mereka, bukan Nata.

Memang benar yang namanya persahabatan antara laki-laki dan perempuan akan menjadi bumerang ketika salah satu diantara mereka memiliki pasangan. Yap, itu terjadi di hubungan Feby dan juga Harsa.

Yang dibahas Harsa selalu tentang Nata, entah itu Nata yang sering di tolak cowok-cowok, atau hari ini Nata bertengkar dengan sepupunya, selalu ada saja cerita baru dari Nata yang dibawa Harsa dalam hubungan mereka.

Lama-kelamaan Feby jengah juga, dia bosan, karena yang dibahas selalu Nata lagi, Nata lagi, hingga puncaknya tepat satu tahun anniversary mereka, Harsa dengan teganya meninggalkan Feby hanya untuk menemani Nata di rumah sakit, Feby hanya bisa tersenyum getir jika mengingat hal itu. Hingga akhirnya Feby memutuskan Harsa dengan alasan dia selingkuh dengan Zaidan.

*****

Setelah kejadian malam itu Nata benar-benar menutup dirinya, dia tidak mau keluar rumah, apalagi jika bertemu dengan Harsa.

"Gak usah cari cowok gak jelas lagi, ujung-ujungnya mereka nyakitin lo, Nat. Kalau lo emang pengen ngerasain pacaran, ayo kita pacaran."

Nata dibuat frustrasi dengan ucapan Harsa satu minggu yang lalu, Nata jelas menolak cowok itu, gila, siapa juga yang mau pacaran dengan Harsa, jangan berekspektasi terlalu tinggi, meski Nata sempat mengajak Harsa jadian, tapi itu kan hanya candaan belaka, Nata tidak pernah serius dengan ucapannya.

Dan Nata benci Harsa yang membawa perasaannya dalam persahabatan mereka, Nata sama sekali tidak ada rasa kepada cowok itu, sedikit pun tidak pernah terlintas dalam benaknya untuk menjalin hubungan dengan Harsa, tidak, selama ini bahkan Nata tidak pernah melihat Harsa sebagai lelaki dewasa, sebagaimana Nata melihat Abyan, atau Jonathan.

Baginya, Harsa hanyalah sahabat, teman kecilnya, tak lebih dari itu.

"Nata, udah siap belum?" tanya Oma, siang ini mereka akan ikut dengan keluarga Harsa untuk ke acara lamaran Jonathan, pria itu mempercepat proses lamarannya yang seharusnya bulan depan menjadi hari ini karena ayah Elmira tengah sakit keras.

Kebetulan Bunda mengajak Oma dan juga Nata untuk ikut.

"Aduh Oma, perut Nata sakit." Nata memegangi perutnya, dia memasang ekspresi wajah kesakitannya di depan Oma.

"Sakit perut?" Oma tampak panik dia mengusap wajah cucunya, "Kamu abis makan apa sih, Nak? Duduk, Oma bikinin teh hangat, mau?"

Kurang ajar si Nata ini, bisa-bisanya dia menipu Oma, membuat beliau panik, padahal Nata hanya pura-pura saja.

Tentang Kita, Natadyra Harsa [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang