9. Anything for Nata

7.8K 692 97
                                    

Makasih buat yang udah vote & komen, kalian yang bikin semangat nulis 😘

Pokoknya jangan lupa tinggalkan jejak..

Happy Reading...

..
..
..

Sampai jam sebelas malam, Harsa tak juga kembali ke kamar, jelas saja itu membuat Nata khawatir, apa dia sudah sangat keterlaluan ya? Sampai membuat cowok itu marah.

Nata turun ke lantai bawah pura-pura mengambil minum, cewek itu mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Harsa, namun dia tidak melihat siapapun disana, entah itu di ruang tengah, atau bahkan ruangan tamu, semuanya tampak sepi.

Ini adalah waktu istirahat, jelas pasti sepi, semuanya kan sudah tidur.

Cewek itu menggigit kuku tanganya, dia harus mencari Harsa kemana lagi, tidak mungkinkan Nata mengetuk pintu kamar Bunda dan minta tolong mencari Harsa, bisa kacau nanti, disitu Nata mulai merasa bersalah, tapi dia masih saja gengsi untuk mengakuinya.

Setelah beberapa menit di lantai bawah mencari Harsa tapi tidak menemukannya, Nata akhirnya kembali ke kamar, dia duduk di tepi ranjang mencoba untuk menghubungi suaminya itu, tapi ternyata ponsel Harsa berada di kamar.

Nata frustasi, dia takut Harsa mengadu kepada Bunda, lalu nanti dirinya di cap jelek oleh ibu mertuanya itu, kan Nata jadi tidak enak hati, mana Bunda baik sekali.

“Harsa kemana sih! Nyebelin banget,” Nata berbaring di tempat tidur sambil menghentak-hentakkan kakinya yang berada di dalam selimut. “Harsa gak mungkin kabur kan? Masa kabur sih! Emang dia anak SD,” Nata bermonolog, tidak mungkin kan ucapannya benar, Harsa bukan orang seperti itu.

Mustahil kabur, Nata tidak mendengar gerbang depan terbuka, lagi pula malam-malam mau kabur kemana? Harsa kan besok kuliah.

Satu jam, dua jam, hingga akhirnya pukul dua dini hari Harsa kembali, Nata yang biasanya tidur kaya bangke itu sampai terbangun mendengar pintu kamar terbuka.

Harsa terkejut melihat Nata yang terbangun.

“Harsa,” panggil cewek itu dengan suara manja, matanya sebab, dia dari tadi nangis, iya ini pertama kalinya dia menangisi seorang Harsa Kalandra Ruby. Bukan karena takut di tinggal Harsa, tapi takut Nata di cap jelek oleh keluarganya.

Meskipun di mata keluarga Harsa dia tidak ada jelek-jeleknya, mungkin hanya Arkana saja yang menganggap Nata begitu.

Tapi tetap saja Nata ketakutan.

“Gue pikir lo udah tidur.”

Dengan muka bantal, dan mata bintit, Nata menghampiri Harsa, dia sedikit sempoyongan karena masih pusing akibat nangis terus kaya orang bego.

“Lo kemana sih? Gue nyariin!”

“Mau ngapain nyariin?”

“Ya mau minta maaf,”

“Gak usah minta maaf, tidur sana.” Harsa duduk di sofa, dia membuka hoodienya dan menyisakan kaos pendek berwarna putihnya. Kemudian berbaring disana. Kakinya yang panjang melewati sisi sofa.

Nata cemberut, “Kok tidur disitu?”

“Terus gue tidur dimana? Di kasur salah, katanya lo takut, ya udah gue disini.”

Nata melihat ke arah tempat tidur, disana hanya ada dua bantal dan satu guling.

Nata merapihkan tempat tidur itu membuat sebuah sekat dari guling. “Tidur disini aja, udah gue kasih batas, lo tidur sebelah kiri, gue sebelah kanan,”

Tentang Kita, Natadyra Harsa [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang