Askara

2.4K 45 0
                                    

Masih berada di ruang rawat Askara, suasana yang tadinya penuh haru kini berubah sedih.

"Kaka berharap bisa lihat pernikahan kamu nanti" Ucap Askara dengan menghemuskan nafasnya kasar.

"Pasti! Kaka bakalan ada di pernikahan aku dan selamanya bakal selalu ada untuk aku!"

Askara yang melihat adiknya akan menangis langsung memberikan senyumannya dan memegang tangan Liana menandakan bahwa ia akan baik baik saja.

"Gausah nangis, udah mau nikah masih aja cengeng" Ejek Askara dengan melihat wajah Xanders yang sedari tadi hanya diam.

"KAKA! "

"Lia, kaka berdoa agar bisa liat adik kesayangan kaka ini menikah dan menjalin rumah tangganya dengan bahagia, kaka juga mau liat ponakan ponakan kaka nantinya pasti lucu kaya kamu dek. Tapi semuanya balik lagi pada Tuhan, semua hal yang bernyawa pasti akan mati entah cepat atau lambat"

"Iya ka, aku paham tapi balik lagi ke diri kita masing masing. Jika kita memiliki keinginan untuk sembuh dan jika Tuhanpun berkehendak pasti semuanya sangat mungkin untuk terjadi, termaksud kaka yang bakalan sembuh"

"Dasar keras kepala" Askara mengacak ngacak rambut Liana yang membuat pemiliknya kesal.

"Xanders" Panggil Askara

"Seandainya ada sesuatu yang terjadi padaku tolong jaga dan selalu lindungi Lia seperti nyawamu sendiri. Selama ini hidupnya sudah terlalu lama menderita di tambah lagi dengan aku yang sakit sakitan seperti ini. Tolong berikan dia kebahagiaan karena aku sendiri tidak bisa memberikannya"

"Tentu saja, tanpa kau bicara seperti itupun aku sudah melakukannya lebih dulu"

"Jadi kapan kalian akan menikah?"

"Secepatnya, aku sedang mengatur persiapannya. Bila perlu esok pun tak masalah" Ujar Xanders

"Dek kayanya calon suami kamu kebelet mau kawin deh" Tawa Arkana yang membuat kedua pipi Liana merona merah menahan malu mendengar ucapan kakanya barusan.

"KAK UDAH STOP! "

"HAHA baiklah, Xanders aku percayakan semuanya padamu atur pernikahan kalian sebaik mungkin"

Mungkin kehilangan yang sebenarnya hanyalah ilusi,bagi Askara. Sebenernya,semua itu hanyalah pergantian. Pohon yang sudah tua akan di gantikan dengan tunas yang muda dan manusia yang rapuh akan di gantikan oleh manusia yang kuat. Ia berharap adiknya itu bisa mendapatkan kebahagiaannya sendiri, menghilangkan beban yang berada di pundaknya selama ini, itu hal yang akan selalu Askara minta.

•••••

Di mansion Xanders, seorang wanita tengah menggerutu sedari tadi karena orang yang di tunggunya belum juga datang. Sudah cukup lama sejak kepergiannya bersama maid penggoda itu, wanita itu adalah Alana. Kepergian Xanders dengan Liana membuatnya marah, bagaimana bisa seorang maid pergi dengan atasan.

Saat ini Alana berada di meja makan dengan beberapa makanan yang sempat ia beli untuk di sajikan pada Xanders. Niat awal yang ingin mengambil hati pria itu dengan pura pura memasak terancam gagal.

Tak lama dari itu, terdengar suara langkah seseorang yang baru saja masuk mansion. Alana dengan cepet menuju sumber suara, ia bisa melihat prianya itu sedang berjalan dengan langkahnya yang berkarisma dan seorang maid yang berada di sampingnya, sangat merusak pemandangan.

"Akhirnya kau pulang juga! Sudah lama aku menunggumu Xanders" Ucap Alana dengan nada seolah olah merajuk.

"Tidak ada kerjaan sekali untuk kau menungguku" Jawab Xanders cuek.

"Ish sayang! Padahal aku udah siapin makanan buat kamu. Liat aku masak semua ini sendiri" Alana menunjukkan masakannya.

"Ayo kita makan malam, aku yakin kau akan menyukainya. Sebentar aku akan menyuruh maid itu untuk memanaskan makanannya kembali" Ujar Alana ingin memanggil Liana yang sudah pergi ke kamarnya.

"Tidak usaha, aku sedang tidak ingin makan malam. Lebih baik kau makan sendiri saja" Xanders melangkahkan kakinya untuk pergi.

"Tunggu, apa kau mencintainya?" Cegah Alana sebelum Xanders benar benar pergi.

"Tidak"

"Lalu kenapa kau begitu perhatian padanya? "

"Lalu apa hubungannya denganmu, ini hidupku jadi kau tidak perlu tau"

"Apa kau tidak mencintaiku? "

"Tidak, Alana aku harap kau tidak lupa dengan perkataanku saat itu. Bahwa kita hanya sebatas teman tidur dan tidak akan pernah ada apapun!"

"Aku menyukaimu saat kita sedang berada di atas ranjang, selebihnya tidak ada. Aku harap kau bisa profesional untuk menjalankan pekerjaanmu" Sambung Xanders.

"Jadi semua perhatian itu apa jika kau tidak mencintaiku? Aku sangat yakin bahwa di lubuk hatimu yang terdalam ada aku, kau hanya belum menyadarinya saja"

"Selama ini kau salah mengartikan kebaikanku, ingat Al tidak semua sikap baik seseorang di tandai dengan cinta" Lalu Xanders pergi meninggalkan Alana yang menangis.

"Kau akan menjadi milikku Xanders! Aku akan memastikan itu" Gumam Alana dengan senyum liciknya.

"Tapi yang pertama, aku akan menyingkirkan maid itu terlebih dahulu. Aku tau jika Xanders mencintainya dan sebaliknya, maka dari itu aku akan menghancurkan cinta mereka sebelum mereka menyadarinya"

••••

SAI HAII UNTUK ALANA, wkwk

SAI HAII UNTUK ALANA, wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SON FOR HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang