Are you serious?

3.4K 60 0
                                    

Pagi haripun tiba, Liana termenung cukup lama membayangkan bagaimana mereka semalam. Rasanya seperti ada yang berbeda dari tubuhnya sendiri, seperti kehilangan sesuatu. Tapi mau bagaimanapun ia tak bisa menyalahkan siapa siapa, karena malam itu Liana juga menginginkannya walaupun terpengaruh minuman tapi ia masih bisa sadar untuk merasakan setiap hal yang Xanders lakukan pada dirinya.

Ingin menyesalinya tapi percuma karena hal itu sudah terjadi, toh cepat ataupun lambat Xanders pasti akan mengambil keperawanannya untuk menanamkan benihnya.

Liana terbangun dengan perlahan karena badannya yang terasa remuk terutama di bagian bawahnya yang nyeri, jam saat ini sudah menunjukkan pukul 10 siang. Ia tak enak jika bangun siang di tempat orang seperti ini, setalah berdiri dengan susah payah Liana berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Sedangkan Xanders ia sudah tak ada di kamarnya sejak Liana membuka mata, mungkin ia sudah lebih dulu bangun dan pergi entah kemana.

Selesai mandi dan berpakaian, Liana segera turun ke bawah dan menemukan Xanders yang sedang sarapan di meja makan. Liana langsung saja menghampirinya dengan menundukan kepalanya karena malu.

"Kau tidak apa apa? " Ujar Xanders setelah Liana menundukkan dirinya di sebelah kursinya.

"Tidak apa apa" Jawab Liana pelan.

"Akhirnya kalian bangun juga" Ujar suara nyaring itu dari arah dapur.

"Siapa dia? " Tanya Liana bingung, pasalnya sejak kemarin berada di mansion keluarga Leonardo ia belum pernah melihat wanita tua yang masih terlihat bugar itu.

"Ollayna, panggil saja Olla. Dia kepala dapur dan orang yang mengurusku sejak bayi" Jelas Xanders kesal karena maid itu sedari tadi menatapnya dengan tatapan jail.

"Akhirnya kalian berdua bangun juga, aku sudah lama menunggu kalian terutama calon istri dari bocah nakal ini" Ucap Olla dengan berani karena bagi Xanders Olla sudah ia anggep ibu keduanya begitupun sebaliknya.

"Tidak usah mempermalukanku! " Protes Xanders, ia sangat mengenal sifat jailnya Olla yang sangat menyebalkan seperti Abella.

"Hha baiklah, cepat makan aku tau pasti kalian kelelahan setelah begadang semalaman" Ujarnya dengan menggoda.

Liana yang sedari tadi hanya mendengarkan langsung malu, rasanya seperti ketahuan sesuatu.

"Dasar tukang ngintip" Protes Xanders.

"Jangan salahkan aku, kalian yang tidak hati hati untuk tidak menutup pintu dengan rapat" Jelasnya dengan tertawa puas melihat ekspresi Xanders yang kesal.

Rasanya Liana ingin bersembunyi sejauh mungkin karena lagi lagi ia harus menahan malu saat tau ada maid yang memergokinya semalam, apa lagi membayangkan betapa kerasanya teriakan Liana semalam.

"Tidak perlu malu, itu hal wajar bukan" Ujar Ollah yang menyadari keterdiaman Liana.

"Ngomong ngomong siapa namamu? kita belum sempat berkenalan" Sambung Olla pada Liana.

"Liana _" Jawab Liana dengan bingung harus memanggilnya apa.

"Panggil Olla saja, seperti bocah nakal ini" Ucapnya sembari menunjuk Xanders.

"Baiklah Olla"

"Namamu sangat cantik seperti wajahmu" Puji Olla.

"Terimakasih, kau juga sangat cantik"

"Mulai saat ini kau harus mengetuk pintu terlebih dahulu jika ingin masuk ke kamarku" Ucap Xanders dengan nada kesalnya.

"Haha baiklah, dan selalu ingat untuk menutup pintu dengan rapat apa lagi saat melakukan itu" Setelah itu Olla pergi ke belakang untuk melakukan pekerjaan yang lainnya, membiarkan majikan mudanya dan calonnya itu makan.

SON FOR HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang