-Moodyan-

2K 379 8
                                    

Luis masih kelihatan lemas, dia sudah tau kabar perihal kehamilannya dan sekarang dia terlihat seperti beruang pemalas.

Sekotak pizza ada dipangkuannya, dia duduk di kasur, makan pizza di kasur sambil nonton Tv yang baru Almee beli dari kota manusia.

Ada handphone juga, Almee sengaja membelinya agar Luis tidak stress selama di mansion, pasti juga Luis gak pernah punya benda-benda itu.

Di dunia Imortal juga gak sekudet yang diceritakan, mereka mengikuti perkembangan zaman, cuma ya eksistensi mereka disembunyikan agar aman.

"Sayang, minum susu kehamilannya dulu." ujar Almee seraya meletakan segelas susu coklat khusus kehamilan.

Luis melirik saja tanpa minat, dia masih asik memakan pizza keju itu sambil nonton drama di Tv.

Almee gemas sekali ya ampun, Luis sudah pakai piyama kuning kesukaannya, rambut sebahunya tadi dipotong agar dia tak gerah selama kehamilan.

"Sayang, minum dulu susunya ya." bujuk Almee lembut.

"Enggak mau,"

"Kenapa gak mau?"

"Gak suka."

Almee mengangguk pelan "Ya udah aku kasih ke Clazio aja ya, dia juga katanya lagi hamil, padahal aku udah buat ini dengan penuh cinta."

Almee segera meraih gelas itu lalu berjalan keluar kamar, Luis langsung berhenti makan dan mengerucutkan bibirnya.

Cuma gitu doang usaha Almee buat bujuk dia!?

"Almee! Kok mau dikasih ke Zio sih, itu kan punya aku." rengek Luis kesal.

"Loh, tadi katanya gak mau."

"Ya kamu bujuk terus dong!"

Almee menggaruk pelan tengkuknya, ini Omega agak mood-mood an juga ya.

"Jadi kamu mau minum gak?" tanya Almee lagi.

Luis menggeleng "Gak, udah gak mood."

Almee menahan Alveena yang hendak keluar dan berteriak kesal, gak boleh ninggiin suara sama orang hamil, kasihan nanti bayinya sedih.

"Oke, aku kasih ke Zio aja."

"TUHKAN! KAMU GAK ADA USAHA BUAT BUJUK AKU! GIMANA SIH KAMU!"

Almee mengatur napasnya sejenak, dia gak boleh marah, ini baru awal-awal kehamilan Luis, belum bulan berikutnya.

"Jadi, intinya kamu mau minum apa enggak?" suara Almee sudah berubah, jadi begitu dingin dan datar.

Luis yang menyadari perubahan suara Almee sontak kaku, dia menatap Almee dengan mata yang berkaca-kaca.

Luis menunduk, meletakan kotak pizza tadi ke nakas lalu menidurkan dirinya, menarik selimut sampai menutupi tubuh semoknya.

Almee menghembuskan napas nya kuat, dia melihat bahu Luis bergetar pertanda pria itu menangis disana.

"Hiks..Almee udah gak cinta Luis lagi..hiks..Luis dimarahin..huhuuuu..hiks.."

"Kamu lebay Luis." gumam Lui.

"Tapi Almee beneran gak sayang aku lagi! Dia ngomongnya dingin kaya tadi..hiks.."

"Hadeuh, dahlah."

Almee berjalan kembali mendekati kasur, lalu meletakan susu tadi di nakas dan memeluk tubuh Luis erat.

"Maaf, jadi Luna mau minum susunya atau enggak? Jawab yang bener ya, jangan buat Alpha ini kehilangan kesabaran." bisik Almee lembut.

Luis menyeka air matanya lalu mengangguk, dia berbalik lalu duduk di kasur.

"Mau..hiks..maaf Luis kekanakan.."

"Udah gak heran lagi aku."

"Hiks..masih cinta sama Luis kan?"

"Masih dong, sini minum susunya."

Luis menerima gelas tadi lalu meminum susu itu cepat, setelahnya dia memeluk Almee dan bermanja seperti kucing hamil.

"Mau tidur dipeluk Almee..tapi Almee gak usah pakai baju.."

Almee hanya pasrah, ya, terserah yang lagi hamil aja dah.

Almee gak mau buat ini kesayangannya nangis lagi kaya tadi, Dokter udah ngasih peringatan untuk jangan membuat orang hamil sedih, stress atau banyak berpikir.

Itu bisa berdampak pada kehamilannya.

Dan Almee tak mau membuat Luis sedih atau semacamnya, dia harus bisa menjaga amarah dan nada suaranya.

Luis yang biasanya sensitif dan baperan, bakal lebih sensitif lagi selama kehamilannya.

—Bersambung—

My Male Luna [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang