-Break the spell-

2.3K 409 13
                                    

Luis memendam semuanya selama sebulan lebih, Almee yang biasanya selalu memanjakan dan menuruti apapun keinginan Luis kini tak ada.

Yang ada hanya Almee yang begitu tergila-gila pada Lou.

Luis bahkan sudah jarang bicara Almee, bahkan melihat wajahnya saja Almee sudah sangat marah, seolah Luis ini adalah hama.

Kehamilannya sudah memasuki bulan ke 4, raut wajah Luis tak ada cerahnya sama sekali, dia selalu bersikap dingin dan menyelesaikan tugasnya secepat yang dia bisa.

Lalu setelah selesai dia akan masuk ke kamar, menangis dikesendirian karena Almee mencurahkan kasih sayang pada Lou.

Luis sudah mengetahui semuanya, dan dia juga sudah mendapatkan cara bagaimana agar mantra itu hilang dari Almee.

Malam ini mereka makan seperti biasa, namun Luis terlihat menyeringai saat Lou memakan masakan yang tersaji di meja makan.

"Almee, aku merasa pusing." adu Lou setelah menghabiskan makan malamnya, Almee dengan lembut menangkup wajah Lou lalu mengelusnya.

"Ayo kita ke kamar." ajak Almee lembut.

"Ng, gendong aku~"

Luis mendecih jijik mendengar itu, lihat saja, malam ini dia akan habis ditangan Luis.

Setelah Almee dan Lou pergi, Luis bertopang dagu sejenak kemudian terkekeh pelan.

"Leah." panggilnya.

"Ya Luna."

"Seperti yang sudah direncanakan nanti, kau mengerti?"

"Saya mengerti Luna."

Luis mengangguk puas, sebentar lagi, rencana nya akan selesai dan Almee akan kembali ke pelukannya lagi.

Almee itu miliknya, maka tidak ada yang boleh merebutnya dari Luis, siapapun itu tidak boleh.

"Siapkan pedang dan panah beracun itu."

"Baik Luna."

Yah, Luis bukan lagi Omega lemah, dia akan mempertahankan apa yang menjadi miliknya, yaitu Almee dan Alveena.

.....

Jam 3 malam, kamar dimana Lou dan Almee tempati dimasuki Luis serta Leah dan Clazio, rencana mereka bisa dilakukan sekarang.

Rencana nya Lou akan dia habisi malam ini, penyihir pria yang pernah datang ke Pack ini memberikannya sebuah cairan pelumpuh mantra.

Harus dilumuri di pedang perak milik Alpha dan pedang itu ada ditangan Luis.

Sesuatu yang Luis masukan ke makanan Lou adalah obat tidur, itu bagus agar Lou tidak terbangun saat dia habisi nanti.

"Leah, kemarikan pedangnya."

"Ini, Luna."

Luis menerima pedang perak milik Almee lalu menggoreskan jarinya sampai berdarah, tetesan darahnya mengenai pedang tersebut.

Ini syaratnya memang, harus menggunakan darah dari pasangan asli orang yang diberi mantra.

"Sayang sekali, kalau saja kau tak mengorbankan mate mu, maka kau tak perlu mengalami ini." Luis berjalan mendekati Lou yang tidur disebelah Almee.

Rambut Lou itu hitam seleher, Lou memang lebih tampan dibanding Luis namun dia tipe Omega yang serakah.

Dia mendapat mate seorang Female Beta namun dia tak puas, yang dia mau adalah female Alpha dan itu adalah Almee.

Segala cara dia lakukan agar bisa memanipulasi pikiran Almee.

"Sayang sekali ya." Luis menarik tubuh Lou agar menjauh dari Almee, dia menjambak rambut pria itu sampai terjerembab ke lantai.

Dan Lou tidak terbangun karena efek obat tidur, tapi Almee lah yang terbangun.

"Hei! Apa yang kau lakukan pada Mate ku!" bentak Almee.

Luis tersenyum miring "Kamu diam sayang, biar aku selesaikan jalang sialan ini."

"Brengsek!"

Almee tak cepat daripada Luis, pria itu menancapkan pedang perak itu tepat dileher Lou, menariknya kebawah sampai membelah tubuh Lou.

Tawa kuat Luis berikan, mungkin bayi dikandungannya adalah Alpha, dia sangat suka bermain dengan darah sekarang.

Brugh!

"LUNA!"

Luis meringis kuat saat Almee menghempaskannya ke dinding, bisa dia rasakan punggungnya retak menghantam dinding tadi.

Pedang perak tadi masih menancap didada Lou.

Almee mencekik Luis kuat sampai Omega itu terangkat.

"A-almee!"

"DASAR JALANG! BERANI SEKALI KAU MEMBUNUH MATE KU!" maki Almee.

Apa ini, kenapa Almee masih dalam efek mantra itu.

Leah bingung harus apa, tapi dia harus menyelamatkan salah satu diantara mereka.

Jadi dengan cepat Leah berlari kearah pedang perak tadi dan mengambilnya, tangannya berkeringat dingin.

Dia teringat pada perkataan penyihir pria tempo hari.

"Cara agar mantra itu hilang, ya dengan cara membunuh mereka berdua. Alpha sudah tidak bisa terselamatkan karena efek mantra itu mengikut pada tuannya, jika tuannya mati maka yang mendapat efek itu juga harus mati."

Tangan Leah bergetar "Almee, maafkan aku!"

Sebelun Luis hampir kehabisan napas, Leah langsung menusuk punggung Almee sampai menembus ke jantungnya.

"Uhuk!"

Brugh!

Luis jatuh terduduk dan terbatuk, wajahnya pucat saat melihat Almee masih berdiri namun pedang itu masih menancap didadanya.

Tatapan yang semula kosong, berubah menjadi sayu lemah.

"ALMEE!" Luis menahan tubuh Almee saat hampir menghantam lantai.

Tubuh Luis bergetar hebat.

"Alpha..hiks..bertahan, dokter akan segera datang! LEAH CEPAT PANGGIL DOKTER!"

Leah mengangguk, dia masih tremor tapi dia harus cepat.

Luis sudah histeris, apalagi saat Almee mulai kehabisan napas.

"Alpha kumohon jangan pergi..hiks..kumohon tetap sadar.."

Almee mengulas senyum lemah.

"M-m-maaf..Lu..na..ma..afkan..aku.."

Luis menggeleng ribut, tidak, dia tak akan mampu hidup jika Almee tidak ada!

Itu mimpi buruk..

—Bersambung—

My Male Luna [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang