7. Nata Sakit

476 78 17
                                    

"Dek bangun. Udah jam setengah tujuh loh. Nggak mau ke sekolah?"

Vino membuka pintu kamar Nata. Pemandangan yang dapat dilihat adalah ruangan dengan tema berwarna biru susu, dengan harum khas Nata yang menguar di ruangan ini. Sangat manis.

"Adek?"

"Eghh, five minutes more please."

"Adek entar terlambat, ayok mandi. Entar biar abang yang anterin ke sekolah. Mau mandi pake air panas?"

"Noo~ bundaa."

Nata merengek dalam tidurnya. Hal ini jelas membuat Vino bingung, tidak biasanya bata jadi manja seperti ini. Biasanya nata seperti ini hanya saat ia sakit.

Tunggu.

"Dek, kamu sakit?"

Vino dengan segera mengecek suhu panas Nata pada keningnya. Shit! Ini sangat panas.

"Adek pusing? Tahan sebentar ya. Biar abang panggilin om Ansel dulu."

Vino hendak keluar dari kamar Nata. Ingin menghubungi Ansel seperti tujuan awalnya tadi. Tapi sebuah tangan menahan pergerakannya dengan menarik kecil baju bagian belakang Vino.

"No om Ansel~ Ata nggak sakit." Nata merengek agar Vino tidak menghubungi om Ansel.

"Why?? Kamu sakit."

Nata menggeleng. "Noo."

"Ata don't want be a bad boy. Om Ansel bakal marah kalau Ata sakit. Ata nggak mau jadi bad boy," lanjut Ata menjelaskan alasannya tidak mau dipanggilkan om Ansel. Nata merengek dengan menarik narik kecil baju bagian belakang Vino agar abangnya itu mengurungkan niatnya.

Vino tersenyum simpul. Ah, jadi ini yang tengah dipikirkan adiknya.

"Hei, dengar abang. Ata nggak akan jadi bad hanya karena Ata sakit. Tapi kalau Ata sendiri yang buat diri Ata sakit, itu baru namanya bad boy. Sekarang abang tanya, ada hal yang Ata lakukan yang bisa membuat Ata sakit?"

Nata mengingat ingat, lalu menggeleng. "Tidak ada."

"Karena itu om Ansel nggak bakal marah."

"Beneran?"

Vino menangguk. "Sekarang abang ke bawah dulu, ya? Abang mau hubungi om Ansel bentar. Just five minutes! Jangan takut, abang ada di bawah."

Nata menenggelamkan tubuhnya di dalam selimut, hingga hanya sebagian kepalanya kini kini bisa terlihat. Nata berusaha sebaik mungkin untuk mengatur nafasnya seperti yang biasa om Ansel ajarkan. Sudah sejak malam tadi nafasnya memberat. Nata jadi susah untuk bernafas.

"Ughh- donat~"

Lihat, apapun yang terjadi, hal yang diingat Nata tetap donat.

NATHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang