ocho

3.1K 594 73
                                    

Jisung menatap datar penghalang yang ia ciptakan. Sebuah penghalang yang membuat semua makhluk sulit untuk mencari jejak keberadaannya dan sang monarch. Namun perhatiannya teralihkan saat mendapati angin yang berhembus cukup kencang, jangan lupakan gemuruh langit yang sedikit menggelap.

"Hhh...kau benar-benar menyeramkan Donghyuck hyung." Gumam Jisung yang kemudian beranjak pergi, memasuki sebuah rumah elegan yang terbuat dari kayu yang terletak di tepi danau cukup besar.

Jisung menghentikan langkahnya saat mendapati Chenle yang tengah sibuk membolak-balikkan buku tua yang merupakan warisan keluarga Zhong. Entah apa yang membuatnya bisa terjebak menjadi serf dari Zhong Chenle, Jisung pun ingin mencari tau jawabannya.

Berkali-kali ia memikirkan jawabannya, berkali-kali juga ia tidak menemukannya. Pertama kali sang pemuda Zhong memasuki alam bawah sadarnya, saat itu juga Jisung sedikit terpesona dengan wajah sempurna milik Chenle. Ribuan tahun ia hidup sebagai seorang chattel, selama itu juga ia baru pertama kali bertemu dengan sesosok monarch yang memiliki daya tarik cukup kuat yang terkadang membuatnya sedikit hilang kendali.

"Ternyata demon juga punya perasaan bodoh seperti itu." Gumam Jisung sembari meremat dadanya.

"Apa kau sudah memasangnya?" Tanya Chenle pada Jisung yang segera diangguki oleh sang serf.

"Setidaknya itu bisa mengulur waktuku." Ujar Chenle entah pada siapa.

"Chenle-ya...aku rasa belum terlambat untuk kita menyerah dan memberikan Renjun tubuhnya kembali." Ujar Jisung dengan nada sedikit melembut yang membuat Chenle terdiam sejenak.

"Tidak ada kata menyerah dalam kamusku Jisung-ah...aku akan mencapai tujuanku dengan menempuh cara apapun." Jawab Chenle tanpa mengalihkan pandangannya dari buku tua di depannya.



Donghyuck menatap datar pemandangan kota di hadapannya yang disirami oleh cahaya senja sang mentari. Netra ungunya tertuju pada satu tempat yang berada jauh di depannya.

Tanpa mengeluarkan suaranya, Donghyuck mengeluarkan sabit miliknya. Menandakan bahwa saat ini sang chattel tengah berada dalam mode pertarungan seriusnya.

"Zhong Chenle." Monolog Donghyuck yang kemudian melompat tinggi dan cepat ke atas langit, seketika sayap hitam besarnya terbuka lebar dengan kedua netra yang mengeluarkan cahaya berwarna ungu yang menyerupai sebuah kilat. Donghyuck tengah berada di dalam mode seriusnya, dan itu tidak baik untuk lawannya.

Minhyung membulatkan kedua netranya saat mendapati sesosok chattel bersurai biru tengah terduduk dengan wajah bosannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minhyung membulatkan kedua netranya saat mendapati sesosok chattel bersurai biru tengah terduduk dengan wajah bosannya.

"Jaemin?" Panggil Minhyung yang merenggut perhatian sang pemilik nama.

"Hyung! Kau kemana saja! Jangan bilang kau juga punya monarch sekarang?!" Tuduh Jaemin dengan nada kesalnya yang membuat Minhyung terkekeh pelan.

Monarch : Partie II ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang