doce

3.3K 571 16
                                    

Donghyuck mendengus kencang tepat setelah mendengar ucapan sang dormigod. Tanpa membuka suaranya, Donghyuck menggerakkan tangan kanannya yang tentunya tidak lepas dari netra milik Nahesa, membuat Nahesa yang melihatnya pun terkekeh pelan.

"Santai saja, sudah aku bilang aku tidak berniat melakukan apapun." Ujar Nahesa yang kemudian mendongakkan kepalanya, membuat netra jernihnya seketika bertemu dengan sang rembulan yang tengah bersinar terang malam ini.

Berbeda dengan Nahesa, Donghyuck hanya diam dan menghentikan niatannya untuk meledakkan wajah sang dormigod, terlebih saat dirinya mendengar ucapan milik Nahesa.

"Para dewa dan dewi berlomba untuk memburu mu huh?" Ujar Nahesa diakhiri dengan senyum miringnya yang membuat Donghyuck mengangkat salah satu alisnya heran.

"Lalu?" Tanya Donghyuck dengan nada malasnya yang mengundang kekehan ringan dari sang dormigod.

"Mau bekerja sama denganku?" Tawar Nahesa dengan tatapan liciknya yang membuat Donghyuck mendengus kencang.

"Kau kira aku sebodoh lorde? Hoho, kau terlalu meremehkanku. Aku malas...bukan berarti aku bodoh." Sinis Donghyuck yang kemudian melirik sinis pada sosok dormigod di hadapannya yang tengah tersenyum.

"Ya, aku tau." Jawab Nahesa dengan nada santainya.

"Sekedar informasi bahwa dormigod dan para dewa tidak pernah akur, walaupun kami adalah keturunan dari seorang dewa." Nahesa kembali membuka suaranya sembari menatap lekat netra ungu milik Donghyuck yang terlihat kontras dengan gelapnya malam.

"Apa aku terlihat ingin tau?" Dingin Donghyuck dengan tatapan malasnya.

"Bukankah kita saling menguntungkan disini? Kau dan monarchmu yang diincar oleh para dewa. Jika kau bekerjasama dengan kami, para dormigod akan ikut melindungimu dan monarch manismu itu. Terlebih saat ini kau hanya berdiri sendiri bukan?" Tanya Nahesa dengan tatapan dan nada yang memiliki makna tersendiri, yang membuat Donghyuck terkekeh sinis. Pikiran dormigod di hadapannya sangat dapat di tebak.

"Aku bisa melindungi diriku sendiri dan monarchku." Ujar Donghyuck dengan nada santainya yang kemudian bersedekap dada, membuat Nahesa mengepalkan kedua tangannya sembari mengulas senyum paksanya.

"Ingat ini..." ujar Donghyuck tiba-tiba yang membuat Nahesa menatap tajam sosok chattel di hadapannya.

"...kau salah jika berpikiran aku bisa dengan mudah kau pengaruhi sama seperti kau mempengaruhi lorde dulu. Bahkan aku bisa dengan mudah memusnahkanmu sekarang." Donghyuck melanjutkan ucapannya sembari menatap remeh sosok dormigod di hadapannya, yang membuat Nahesa menggeram marah.

"Jadi lebih baik kau pergi sekarang, atau aku akan memusnahkanmu detik ini juga." Donghyuck kembali berujar sembari mengangkat tangan kanannya, seketika sebuah bola hitam bercahaya ungu yang berukuran sebesar kelereng terbentuk, membuat Nahesa tersenyum miring dan seketika mengubah wujudnya menjadi puluhan ular putih dan menghilanh begitu saja. Meninggalkan Donghyuck yang terdiam di tempatnya dengan rahang yang mengeras. Tidak menghiraukan cahaya mentari yang mulai terlihat menyinari permukaan bumi.

 Tidak menghiraukan cahaya mentari yang mulai terlihat menyinari permukaan bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Monarch : Partie II ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang