veinticuatro 🔞

5.7K 563 20
                                    

Yangyang menahan nafasnya dengan kedua matanya yang membulat sedikit panik saat sang serf tiba-tiba mencium lehernya dan tangan kanannya yang bergerak melepas pakaian yang dikenakan oleh Yangyang.

"Pikirkan sekali lagi, aku tidak suka berhenti di tengah jalan." Ujar Jeno disela kegiatannya mengecup leher jenjang milik Yangyang dan sesekali menghirup aroma lembut yang melekat di tubuh sang monarch.

Yangyang menggigit bibirnya. Matanya bergerak sedikit lebih gelisah dari sebelumnya. Jantungnya berdebar cukup kencang. Ia tidak pernah menyangkan bahwa keperjakaannya akan diambil oleh seorang demon yang merupakan serfnya sendiri.

Jeno melirikkan netra tajamnya, menelisik keindahan wajah sang monarch dari samping. Rahang tajam, bibir merah muda yang terlihat sedikit mengkilat di bawah siraman lampu. Hidung lancip dan sempurnanya, dan bulu mata lentik yang menghiasi mata jernih dan cantik si pemuda Liu.

"Yangyang." Panggil Jeno dengan suara beratnya yang berhasil membuat bulu kuduk si pemuda Liu berdiri secara serempak. Pertama kalinya Jeno memanggil namanya selama mereka bersama hampir 15 tahun.

"Aku tidak suka menarik ucapanku, kau tau itu." Ujar Yangyang dengan suara lembutnya yang entah mengapa mengundang senyum milik si chattel bersurai pirang.

"Aku tau." Sahut Jeno dan tanpa aba-aba ia melumat bibir kenyal dan lembut milik Yangyang. Membuat Yangyang sedikit tersentak kaget dengan sepasang mata miliknya yang kembali membulat lucu.

Beberapa detik terlewati, Yangyang mulai menikmati ciuman yang diberikan oleh Jeno. Yangyang akui, Jeno adalah pencium handal. Ah, atau semua demon memang sangat ahli dalam mencium seseorang?

"Eughh"

Yangyang meleguh saat merasakan lidah Jeno semakin liar, mengbrak-abrik mulutnya. Tangan sang demon pun mulai bergerak nakal mencubit pelan tonjolan kecil yang menapak di baju yang ia kenakan.

Bunyi kecipak basah hasil dari ciuman panas keduanya terdengar. Hingga tak lama, Jeno melepaskan ciuman mereka dan beralih menginvasi leher jenjang milik sang monarch.

Srakk

Yangyang membelalakkan matanya saat Jeno dengan tenaganya merobek begitu saja kaos yang ia kenakan menjadi dua bagian, membuat tubuh mulusnya terekspos.

"Y-yak, setidaknya tidak usah merobek kaosku!" Protes Yangyang yang tentunya tidak di gubris oleh Jeno yang kini tengah gencar membubuhi tubuh mulus Yangyang dengan kecupan basahnya. Membuat si pemuda Liu benar-benar merinding saat ini.

"Akhh Jeno!!!" Kaget Yangyang saat Jeno tiba-tiba mengemut putingnya, layaknya seorang bayi yang kehausan.

Chup

Jeno mengecup singkat puting memerah milik Yangyang sesaat setelah menyelesaikan kegiatan menyusunya. Ia mengarahkan pandangannya ke arah wajah menawan dan menggoda milik sang monarch. Namun tangan kanannya bergerak ke arah bawah, bermaksud untuk menggoda penis milik si pemuda Liu yang terlihat sudah terbangun dari tidurnya.



Yangyang mengepalkan kedua tangannya. Peluh sudah membasahi tubuh dan surainya. Di belakang sana, Jeno masih gencar memaju mundurkan pinggulnya dengan cepat yang bahkan membuat tubuh Yangyang terhentak ke depan dengan kuat.

Jeno menarik pinggang ramping milik Yangyang. Menancapkan penis besarnya lebih dalam ke lubang sempit dan panas milik sang monarch.

"Ahhh...Jenhhh...terlalu dal-...akhh!!!" Belum sempat Yangyang menyelesaikan ucapannya. Jeno sudah lebih dulu memompa lubang milik Yangyang yang sudah memerah dan sedikit lecet akibat gerakan kasarnya.

Monarch : Partie II ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang